Harga komoditas anjlok, defisit perdagangan Indonesia-China melebar
Merdeka.com - Defisit perdagangan Indonesia dengan China semakin melebar. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), periode Januari hingga Oktober 2015, defisit perdagangan Indonesia dengan China mencapai USD 12,8 miliar. Nilai ekspor Indonesia ke China hanya USD 11 miliar, sementara impor Indonesia dari China sebesar USD 23,8 miliar.
Menanggapi kondisi ini, Menteri Perdagangan Thomas Lembong menjelaskan, angka defisit perdagangan yang semakin lebar ini disebabkan oleh harga komoditas yang menurun. Parahnya, komoditas merupakan ekspor utama Indonesia ke China.
"Yang utama masih barang mentah, minerba, komoditas yang kita ekspor ke China. Begini, kan sejarah kita ekspor ke China itu mayoritas mentah, nike, bauksit, alumunium, batubara, semua harga anjlok," kata Thomas di Hotel New World, Makati, Filipina, Rabu (18/11).
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
-
Bagaimana Kemendag mendorong ekspor produk Tanah Air? 'Pemerintah pusat akan terus mendorong ekspor produk Tanah Air ke luar negeri seperti ini. Inikan hasil komunikasi kerja antara produsen dalam hal ini WKI dengan Pak Susanto Lee (Direktur Distributor Kara Marketing Malaysia) dengan atase kami Pak Deden di Malaysia, yang terus bekerja untuk mencarikan pasar di Malaysia, dan kami akan berniat merambah ke pasar Brunei, Vietnam, dan beberapa negara ASEAN lainnya,' ucap Didi Sumedi.
-
Bagaimana cadangan devisa Indonesia mendukung perekonomian? 'Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,' ucap Erwin.
-
Apa yang Kemendag lepas ekspornya? Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi melepas ekspor kosmetik dari Sidoarjo ke Malaysia senilai 7 juta Ringgit Malaysia (RM) atau lebih dari Rp20 miliar, pada Senin.
-
Kenapa impor tekstil dari China meningkat? Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menyebut perang dagang antara kedua negara itu menyebabkan over kapasitas dan over supply di China, yang justru malah membanjiri Indonesia.
-
Bagaimana kemendag memperkuat kerja sama dengan Tiongkok? Para menteri juga mencatat implementasi Program Kerja 2022-2026 untuk memperdalam kerja sama Perdagangan dan Ekonomi ASEAN China FTA, termasuk kerja sama finansial dan dukungan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ASEAN dan dukungan Tiongkok untuk promosi ekspor produk ASEAN.
Thomas menegaskan, volume ekspor Indonesia ke China tidak menurun, defisit perdagangan disebabkan oleh harga komoditas unggulan Indonesia ke China yang anjlok.
Untuk menyiasati anjloknya harga komoditas, di samping tetap mempertahankan hubungan dagang dengan Indonesia, China mengalihkan pasarnya ke industri konsumsi. Dengan strategi ini, Indonesia diharapkan juga turut mengubah strategi dari pengekspor barang mentah menjadi pengekspor barang jadi.
"Mereka mau mengurangi perindustrian dan lebih ke konsumsi. Mereka mau ke konsumen, karena itu permintaannya pakaian, fashion, alas kaki, mebel. Jadi lebih life style, makanan dan minuman, itu semua barang-barang konsumsi, jadi kita mesti membangun industri kita, industri tekstil, sepatu, mebel, industri perhiasan, untuk life konsumen," papar Lembong. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
China merupakan salah satu dari 3 negara yang jadi mitra dagang utama RI.
Baca SelengkapnyaTak bisa dipungkiri, China merupakan negara mitra dagang terbesar Indonesia.
Baca SelengkapnyaSurplus perdagangan pada Juni 2024 ini diakibatkan nilai ekspor yang masih lebih tinggi daripada impor.
Baca SelengkapnyaTren harga sejumlah komoditas di pasar internasional mengalami kemerosotan.
Baca SelengkapnyaEkspor komoditas sawit ke Uni Eropa menurun menjadi 4,9 ton di 2020. Kemudian penurunan ekspor sawit terus terjadi di tahun 2022 menjadi 4,1 juta ton.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat, tiga besar negara tujuan ekspor non-migas Indonesia pada Januari 2024 adalah ke negara China, Amerika Serikat, dan India.
Baca SelengkapnyaTensi perang dagang kembali meningkat akibat kenaikan tarif Amerika Serikat dan beberapa negara Amerika Latin terhadap produk-produk dari China.
Baca SelengkapnyaMeskipun terjaga positif selama 38 bulan beruntun, Sri Mulyani melihat tren ekspor dan impor mulai terjadi pelemahan.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia per Juli 2024 turun sebesar USD470 juta menjadi USD1,92 miliar dibanding bulan sebelumnya yang mencapai USD2,39 miliar.
Baca SelengkapnyaRealisasi ekspor pada Oktober ini justru mengalami penurunan sebesar 10,43 persen jika dibandingkan pada Oktober 2022.
Baca SelengkapnyaPerlambatan ekonomi China memberikan pengaruh ke ekonomi negara lain, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaCatatan ini memperpanjang daftar surplus selama 41 bulan berturut-turut.
Baca Selengkapnya