Harga Komoditas Bertahan Mahal, Minyak Mentah Indonesia Dibanderol USD 102,5/Barel
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sejumlah harga komoditas masih mengalami peningkatan hingga April 2022. Harga minyak mentah Indonesia atau ICP tercatat USD 102,5 per barel. Secara tahunan mengalami peningkatan hingga 65,4 persen (yoy), namun mengalami penurunan 9,68 persen (mtm) dibandingkan Maret 2022.
"Mengalami penurunan 9,68 persen secara mtm tapi kalau dibandingkan April tahun lalu naik 65,4 persen," kata kata Kepala BPS, Margo Yuwono di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Selasa (17/5).
Komoditas non migas juga mengalami kenaikan di bulan April 2022. Harga batu bara naik 2,57 persen (mtm) dan kopi naik 0,10 persen.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Apa yang naik di bulan Oktober 2023? 'Jika dibandingkan September 2023, NTP naik karena Bulan September 2023 yang masih bernilai 111,25,' kata Asim, Jumat (03/11/2023).
-
Apa yang meningkat 1.540% sejak 2022? 'Hasil riset mengungkapkan adanya lonjakan 1.540 persen kasus penipuan menggunakan deepfakce di wilayah APAC sejak 2022 hingga 2023. Risetnya itu berjudul VIDA Where’s The Fraud - Protecting Indonesia Business from AI Generated Fraud.'
-
Apa saja kebutuhan pokok yang harganya naik? Memasuki akhir November, harga sejumlah kebutuhan pokok melambung tinggi. Di pasar tradisional Boyolali, harga gula putih dan gula merah naik drastis. Kenaikan harga gula cukup tinggi hingga mencapai Rp4.000 per kilogram.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Mengapa harga emas meningkat? Penemuan deposit baru di Mongolia terjadi ketika harga emas mencapai rekor baru, mencapai USD2.100 atau sekitar Rp32 juta per ons.
Selain itu, sejumlah komoditas juga mengalami penurunan harga. Antara lain CPO yang turun USD 5,30 persen, nikel turun 2,33 persen dan timah turun 2,18 persen.
Sementara itu, harga komoditas barang-barang impor juga tercatat masih mengalami peningkatan. Harga gandum mengalami kenaikan 1,85 persen, kedelai masih naik 0,03 persen, jagung naik 3,77 persen dan LNG naik 13,67 persen.
Pengaruhi Kinerja ekspor Impor
Margo mengatakan pergerakan harga komoditas tersebut akan memengaruhi kinerja ekspor dan impor. Baik dari sisi nilai maupun volumenya di April 2022.
"Pergerakan sejumlah harga baik ekspor atau impor ini dampaknya ke nilai ekspor dan impor pada April 2022," kata dia.
Hasilnya, nilai ekspor Indonesia pada bulan April 2022 sebesar USD 27,31 miliar. Hasil ekspor tersebut mengalami kenaikan 3,11 persen (mtm) dibandingkan bulan Maret 2022 dan tumbuh 47,76 persen (yoy) bila dibandingkan dengan April 2021.
Sementara itu, kinerja impor Indonesia mengalami kenaikan 21,97 persen (yoy) atau sebesar USD 19,76 miliar. Sedangkan secara bulanan impor Indonesia mengalami penurunan sebesar 10,01 persen (mtm). (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertamina menaikkan harga BBM non subsidi per hari ini.
Baca SelengkapnyaTak heran, komoditas ini menjadi salah satu penyumbang inflasi di Indonesia tahun 2023.
Baca SelengkapnyaImpor migas mencapai USD 2,65 miliar atau turun 25,56 persen secara bulanan,
Baca SelengkapnyaLonjakan inflasi juga terjadi pada harga gabah di tingkat petani sebesar 5,64 persen secara bulanan, dan 11,34 persen secara tahunan.
Baca SelengkapnyaHarga Beras Meroket, Inflasi Naik Jadi 2,75 Persen di Februari 2024
Baca SelengkapnyaSecara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca SelengkapnyaAngka ekspor Indonesia periode Agustus 2024, naik 5,97 persen.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat harga beras saat ini menjadi yang paling mahal sejak tahun 2021.
Baca Selengkapnyakomoditas penyumbang utama deflasi Juni 2024 adalah bawang merah dengan andil deflasi sebesar 0,09 persen.
Baca SelengkapnyaImpor non migas mencapai USD16,10 miliar ini juga mengalami kenaikan sebesar 4,08 persen.
Baca SelengkapnyaMelansir laman MODI Kementerian ESDM, per 4 Oktober 2024, produksi batu bara mencapai 601,69 juta ton atau mencapai 84,75 persen dari target tahun ini.
Baca SelengkapnyaKinerja ekspor Juni 2023 anjlok, hanya Rp302,33 triliun.
Baca Selengkapnya