Harga Komoditas Melambung, Ekspor Sektor Tambang Tembus 105 Persen
Merdeka.com - Melambungnya harga komoditas memberikan angin segar terhadap ekspor Indonesia. Hal tersebut terlihat pada ekspor sektor pertambangan yang melonjak 105,69 persen secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi USD2,86 miliar.
"Pertumbuhan ekspor terbesar adalah komoditas batu bara, biji tembaga, dan lignit," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono, dalam konferensi pers, Jakarta, Rabu (18/8).
Harga batu bara mengalami peningkatan 194,7 persen sejak tahun lalu. Kondisi yang sama juga terjadi pada penjualan minyak kelapa sawit, timah, lignit hingga tembaga yang rata-rata naik cukup tajam.
-
Kapan PMI Manufaktur Indonesia berada di level tertinggi? Data Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global untuk bulan Maret 2024 menunjukkan bahwa PMI Manufaktur Indonesia berada di level 54,2.
-
Bagaimana Kemendag mendorong ekspor produk Tanah Air? 'Pemerintah pusat akan terus mendorong ekspor produk Tanah Air ke luar negeri seperti ini. Inikan hasil komunikasi kerja antara produsen dalam hal ini WKI dengan Pak Susanto Lee (Direktur Distributor Kara Marketing Malaysia) dengan atase kami Pak Deden di Malaysia, yang terus bekerja untuk mencarikan pasar di Malaysia, dan kami akan berniat merambah ke pasar Brunei, Vietnam, dan beberapa negara ASEAN lainnya,' ucap Didi Sumedi.
-
Kapan ekspor pertanian mencapai Rp. 616,35 Triliun? Begitupun di Tahun 2021 ekspor pertanian tercatat mencapai Rp. 616,35 Triliun meningkat 36,43 % jika dibandingkan tahun sebelumnya.
-
Bagaimana nilai pasar timnas meningkat? Total nilai pasar starting XI Skuad Indonesia bisa melampaui Rp350 miliar dengan kehadiran kedua pemain ini.
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
-
Kapan impor kedelai Indonesia mencapai 2,32 juta ton? Badan Pusat Statistik (BPS) telah mencatat, impor kedelai Indonesia sepanjang tahun 2022 mencapai 2,32 juta ton atau nilainya setara dengan USD 1,63 miliar.
Menurut catatan BPS, sektor lain yang mendorong ekspor adalah industri pengolahan dengan realisasi USD13,56 miliar atau tumbuh 20,15 persen. Sektor tersebut merupakan pendorong ekspor terbesar.
Kemudian untuk harga minyak dan gas bumi (Migas) juga memberikan kontribusi sebesar USD1 miliar atau tumbuh 50,08 persen. Hal ini juga diikuti oleh kenaikan harga minyak dunia.
Untuk sektor pertanian mengalami penurunan cukup dalam yaitu 17,99 persen menjadi USD 290 juta. Penyebabnya adalah melemahnya kinerja produksi pertanian hingga penurunan harga global.
"Di antaranya turun hasil pertanian adalah untuk komoditas tanaman obat aromatik, rempah-rempah, kopi, dan sarang burung," tandas Margo.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BPS melaporkan ekspor pertanian pada Agustus 2023 meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaAngka ekspor Indonesia periode Agustus 2024, naik 5,97 persen.
Baca SelengkapnyaSecara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca SelengkapnyaSemua sektor mengalami peningkatan, terutama didorong oleh kenaikan nilai ekspor industri pengolahan sebesar 4,56 persen.
Baca SelengkapnyaImpor non migas mencapai USD16,10 miliar ini juga mengalami kenaikan sebesar 4,08 persen.
Baca SelengkapnyaPeningkatan nilai ekspor Mei secara bulanan tetutama didorong oleh peningkatan ekspor non migas
Baca SelengkapnyaPeningkatan PNBP perikanan tangkap dikarenakan standar operasional prosedur (SOP) yang dijalankan sangat efektif, untuk memberi layanan terbaik.
Baca SelengkapnyaKinerja ekspor Juni 2023 anjlok, hanya Rp302,33 triliun.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD3,48 miliar pada Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan besi baja sempat dikeluhkan, karena nilai impor komoditas itu lebih dominan dibandingkan dengan ekspor.
Baca SelengkapnyaImpor migas mencapai USD 2,65 miliar atau turun 25,56 persen secara bulanan,
Baca SelengkapnyaBatu bara tetap masih menjadi komoditas utama ekspor Indonesia.
Baca Selengkapnya