Harga Komoditas Tak Bisa Diprediksi Jadi Tantangan Ekonomi Indonesia di 2023
Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut bahwa volatilitas harga komoditas masih menjadi tantangan bagi perekonomian Indonesia dan juga global di tahun depan.
Harga komoditas yang bergejolak memiliki dinamika yang sulit untuk diprediksi. Selain itu, harga komoditas juga dipengaruhi ketegangan geopolitik yang hingga saat ini masih belum juga mereda. Untuk saat ini, harga komoditas masih relatif tinggi, walaupun menunjukkan kecenderungan penurunan.
"Beberapa menunjukkan kecenderungan penurunan seperti harga natural gas ala, juga CPO turun dari puncaknya yakni USD 1.700 per ton sekarang sekitar USD 899 per ton atau mendekati USD 900 per ton, yang mana itu membaik dibandingkan sebelumnya yang sempat turun pada level USD 700 per ton," ujar Sri Mulyani, dalam acara APBN KiTa, Jakarta, Selasa (20/12).
-
Dimana harga sembako masih tinggi? Harga sejumlah bahan pokok masih terpantau tinggi di beberapa daerah. Di Pasar Induk Rau, Serang, kondisi tersebut masih terjadi hingga Kamis (13/7) siang.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Kenapa harga beras masih mahal? Berdasarkan data Bapanas per Selasa (19/3), harga beras premium berada di kisaran Rp16.490,- per Kg. Harga beras terpantau masih mahal.
-
Dimana harga kedelai naik? Di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat misalnya, melambungnya harga kedelai tersebut turut memengaruhi pola produksi para produsen tahu, salah satunya Nana Suryana di Kelurahan Nagri Kidul.
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
Selain itu, harga gandum yang sempat melonjak pada awal perang di Ukraina saat ini sudah menunjukan penurunan sekitar USD 740 per gantang.
Namun untuk komoditas batu bara mengalami kenaikan harga dan tetap bertahan pada level yang sangat tinggi. Hal ini dikarenakan karena situasi geopolitik dan juga adanya musim dingin di negara-negara Eropa.
"Harga energi menjadi sangat tidak mudah diprediksi. Di satu sisi harga minyak menurun karena kemarin disampaikan adanya perkembangan dari ekonomi negara maju yang melemah," tutup Sri Mulyani.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tren harga sejumlah komoditas di pasar internasional mengalami kemerosotan.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi tak mencapai target pemerintah karena dipengaruhi gejolak ekonomi global.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi 2024 diperkirakan masih di atas 5 persen
Baca SelengkapnyaAnak Buah Sri Mulyani tersebut meyakini kenaikan harga minyak mentah dunia bersifat sementara.
Baca SelengkapnyaEkonomi dunia diperkirakan melambat akibat konflik global saat ini.
Baca SelengkapnyaTensi perang dagang kembali meningkat akibat kenaikan tarif Amerika Serikat dan beberapa negara Amerika Latin terhadap produk-produk dari China.
Baca SelengkapnyaDua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi capai 5,1 persen tahun ini.
Baca SelengkapnyaUsai pemilu, kemungkinan harga BBM bakal naik karena mengacu pada situasi yang ada saat ini.
Baca SelengkapnyaKestabilan ekonomi akan sulit dikembalikan jika sudah terganggu.
Baca SelengkapnyaRapat Dewan Komisioner Bulanan OJK menilai stabilitas sektor jasa keuangan terjaga stabil.
Baca SelengkapnyaHal itu didukung oleh kondisi dari APBN kebijakan fiskal, kebijakan moneter dari Bank Indonesia dan sektor keuangan yang stabil.
Baca Selengkapnya