Harga Lebih Murah, Impor Beras Bisa Mengancam Petani
Merdeka.com - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid menilai kebijakan impor beras yang dilakukan pemerintah berpotensi merugikan petani. Terlebih, harga beras impor diklaim lebih murah dari nasional.
"Ada kecenderungan beras impor lebih murah, keinginan untuk mendatangkan beras dari luar negeri akan sangat tinggi. Kondisi ini bisa memberikan ancaman bagi petani," kata Arsjad dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Kamis (29/12).
Arsjad mencatat, terdapat dua wilayah yang mengalami kenaikan harga beras tertinggi secara nasional. Mengutip data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), daerah dengan peningkatan harga rata-rata terbesar adalah Sulawesi Barat (6,6 persen) dan Kalimantan Tengah (5,6 persen).
-
Bagaimana harga beras di pasaran? Harga beras di pasaran masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
-
Siapa yang prihatin dengan mahalnya beras? 'Pastinya, kami turut prihatin dan merasakan betul kegelisahan masyarakat, khususnya kalangan ibu-ibu, karena harga beras yang masih mahal. Apalagi, saat ini kita sedang Ramadhan, dan sebentar lagi akan memasuki Hari Raya Idul Fitri.
-
Kenapa beras mahal? Harga beras yang melambung tinggi memaksa warga antre panjang untuk membeli beras murah. Warga menilai pemerintah gagal menjaga pasokan bahan pangan yang berujung pada melonjaknya harga yang ditanggung oleh masyarakat.
-
Dimana harga beras juga naik? Kenaikan harga sembako juga terjadi di Pasar Belakang Kodim Brebes. Harga telur ayam dari Rp26.000 per kilogram menjadi Rp28.000 per kilogram. Begitu pula dengan harga beras medium yang naik Rp1.000 per kilogram.
-
Kenapa Bulog impor beras? Selanjutnya menyikapi bahaya El Nino yang berdampak pada kelangkaan pasokan, Bulog juga ditugaskan menambah pasokan dari importasi.
-
Kenapa harga beras naik di Jawa Tengah? Kenaikan ini dinilai signifikan dengan kondisi kemarau panjang yang sedang melanda berbagai daerah di Jawa Tengah.
"Selain itu, ada sekitar 11 daerah yang masih defisit beras," ujar Arsjad.
Oleh karena itu, Kadin mengingatkan pemerintah untuk mewaspadai dampak disparitas harga beras yang terlalu tinggi. Hal ini sejalan dengan laporan Bank Dunia yang menyebutkan bahwa harga beras Indonesia paling mahal jika dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Dalam laporannya, Bank Dunia menyatakan bahwa harga beras di Indonesia cenderung lebih tinggi dibandingkan harga beras dari negara-negara di kawasa Asia Tenggara. Harga beras di Indonesia sekitar dua kali lipat lebih tinggi dari Vietnam, Kamboja, dan Myanmar.
Menurut Arsjad, jika perbedaan antara harga di dalam negeri dengan luar negeri terlalu besar. Maka akan ada kecenderungan beras impor lebih murah, keinginan untuk mendatangkan beras dari luar negeri akan sangat tinggi.
"Bank Dunia mengingatkan agar lonjakan harga (beras) tersebut dikelola dengan baik. Begitu juga dengan kemungkinan adanya hambatan non tarif atau harga di tingkat petani demi stabilisasi harga," jelasnya.
Dalam jangka panjang, lanjut Arsjad, Pemerintah perlu mendorong investasi di bidang penelitian dan pengembangan serta penyuluhan. Selain itu, pengembangan sumber daya manusia sektor pertanian juga penting agar mampu meningkatkan produktivitas.
Harga Beras Impor Lebih Murah dari Nasional
Perum Bulog berikhtiar melakukan impor beras 200 ribu ton di sisa akhir 2022 ini untuk menambah stok cadangan beras pemerintah (CBP). Sebab, penyerapan dalam negeri terhitung tidak memungkinkan untuk menambal kekosongan stok.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, beras impor yang hendak dibelinya masuk ke dalam jenis beras premium. Namun, secara harga justru lebih murah dibanding beras medium lokal.
"Yang jelas harganya lebih murah dari beras medium yang ada di Indonesia," kata Budi saat ditemui seusai rapat bersama Komisi IV DPR RI, dikutip Kamis (8/12).
Sebagai gambaran, harga beras medium lokal kini terus menjulang, melampaui harga pembelian pemerintah (HPP) dengan banderol terkecil Rp 9.200 per kg. "Sekarang harga beras di Indonesia untuk yang medium Rp 9.200-9.700 (per kg). Yang jelas (beras impor) jauh lebih murah dari itu, dan kondisinya premium. Yang jelas kita belinya dibawah Rp 9.000 (per kg)," ungkapnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemendag menyebut bahwa jika harga beras murah maka akan berimbas pada petani.
Baca SelengkapnyaHarga beras terus mengalami kenaikan sejak tahun lalu. Impor beras menjadi solusi cepat yang dipilih pemerintah.
Baca SelengkapnyaErick menekankan bahwa kebijakan impor yang akan ditempuh pemerintah melalui Perum Bulog akan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
Baca SelengkapnyaHarga beras medium di pasaran rata-rata telah melampaui harga acuan sebesar Rp 10.900-Rp 11.800 per kg.
Baca SelengkapnyaDuduk perkara Bulog dan Bapanas dilaporkan ke KPK atas dugaan penggelembungan harga beras impor.
Baca SelengkapnyaPlt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti mengungkap penyebab harga beras meroket.
Baca SelengkapnyaKepala Bapanas menyebut harga beras saat Ramadan akan turun.
Baca SelengkapnyaHal ini untuk memastikan bahwa petani juga mendapatkan keuntungan yang layak dari hasil pertanian mereka.
Baca SelengkapnyaKondisi global semakin diperparah dengan dampak perubahan iklim yaitu cuaca panas dan kemarau panjang, yang menyebabkan produksi beras menurun.
Baca SelengkapnyaSaat ini harga beras kualitas premium rata-rata telah mencapai Rp18.000 per kilogram. Angka ini naik hingga 20 persen dari harga normal tahun 2023.
Baca SelengkapnyaSingapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.
Baca SelengkapnyaGibran bersama istrinya Selvi Ananda menyempatkan diri mengunjungi Pasar Tradisional Terong Makassar.
Baca Selengkapnya