Harga Minyak Anjlok 3 Persen Setelah Donald Trump Tegur OPEC
Merdeka.com - Harga minyak berjangka anjlok lebih dari 3 persen pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB). Ini merupakan persentase penurunan harian terbesar tahun ini, setelah Presiden AS Donald Trump meminta OPEC mengurangi upaya untuk meningkatkan harga minyak, yang katanya terlalu tinggi.
Patokan global, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April merosot USD 2,36 atau 3,5 persen, menjadi menetap pada USD 64,76 per barel di London ICE Futures Exchange.
Sementara itu, minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI), untuk pengiriman April turun USD 1,78 atau 3,1 persen, menjadi berakhir pada USD 55,48 per barel di New York Mercantile Exchange.
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Mengapa harga emas meningkat? Penemuan deposit baru di Mongolia terjadi ketika harga emas mencapai rekor baru, mencapai USD2.100 atau sekitar Rp32 juta per ons.
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Kapan harga BBM di dunia mencapai Rp81.000 per galon? Pada tanggal 11 Maret 2024, harga rata-rata bahan bakar per galon (3,7 liter) di seluruh dunia mencapai $5,13 atau sekitar Rp81.000.
-
Dimana harga BBM termahal di dunia? Biaya satu galon bahan bakar di Hong Kong mencapai Rp187.000.
"Harga minyak terlalu tinggi. OPEC, tolong santai dan pelan-pelan saja. Dunia tidak bisa menerima kenaikan harga - rapuh!", Trump menulis, dalam serangkaian tweet terbaru tentang harga minyak sejak April 2018.
Komentar Trump memicu aksi jual yang menghentikan momentum dari sesi Jumat (22/2), ketika kedua harga acuan mencapai tingkat tertinggi dalam lebih dari tiga bulan karena ekspektasi pengetatan pasokan dan meningkatnya harapan untuk kesepakatan perdagangan AS-China.
"Saya pikir tweet itu menyebabkan banyak penurunan momentum di awal hari, dan kami belum pulih," kata Ahli Strategi Pasar Senior RJO Futures, Michael O'Donnell, di Chicago seperti dikutip Reuters.
Harga minyak mentah telah meningkat sekitar 20 persen sejak awal tahun ketika Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen-produsen non-anggota, seperti Rusia, memangkas produksi untuk mengurangi kelebihan pasokan global.
"Trump tampaknya berusaha untuk mengelola mikro minyak, untuk mempertahankan produksi yang cukup kuat guna menjaga pasokan global dalam surplus," kata Presiden Ritterbusch and Associates, Jim Ritterbusch dalam catatan kliennya.
"Tapi sejauh menyangkut Saudi, tweet hari ini bahkan bisa memberanikan upaya mereka untuk menahan diri."
Arab Saudi baru-baru ini memperkirakan produksinya akan jatuh pada Maret lebih dari yang diantisipasi berdasarkan perjanjian pengurangan pasokan, menjadi 9,8 juta barel per hari.
Selain itu, sanksi-sanksi AS terhadap ekspor dari Iran dan Venezuela telah memperketat pasar sekalipun ketika produksi di Amerika Serikat melonjak.
"Jika Anda membaca (komentar Trump), saya kira ada spekulasi akan ada, pada kenyataannya, akan ada putaran pengabaian lain yang diberikan kepada negara-negara dan perusahaan untuk membeli minyak Iran," kata John Kilduff, seorang mitra di Again Capital Management, mengatakan tentang tweet Trump.
Washington mengejutkan pasar setelah memberikan keringanan kepada delapan pembeli minyak Iran ketika sanksi atas impor minyak dimulai pada November. Brent berjangka turun 22 persen bulan itu dan mengurangi pengaruh keputusan OPEC Desember untuk memotong pasokan mulai tahun 2019.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaAnak Buah Sri Mulyani tersebut meyakini kenaikan harga minyak mentah dunia bersifat sementara.
Baca SelengkapnyaTerkini, brent telah diperdagangkan pada kisaran USD95 per barel.
Baca SelengkapnyaHarga emas Antam mengalami penurunan tajam sebesar Rp30.000 per gram pada Kamis, 7 November 2024.
Baca SelengkapnyaLonjakan harga minyak terjadi usai Presiden AS Joe Biden mengancam akan bantu Israel untuk menyerang kilang milik Iran.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan harga minyak dunia timbulkan kekhawatiran bakal turut berdampak terhadap harga BBM di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaAlokasi APBN untuk subsidi BBM memang sangat memberatkan jika harga minyak dunia tembus di kisaran USD 90 per barel.
Baca SelengkapnyaDalam periode ini memungkinkan ada ruang melakukan penurunan harga BBM non-subsidi.
Baca SelengkapnyaPertamina kembali menahan harga BBM Non Subsidi pada Juni 2024. Meskipun harga minyak dunia menunjukkan tren naik.
Baca SelengkapnyaTren lonjakan harga minyak tak bertahan lama usai ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran yang mulai mereda.
Baca SelengkapnyaPertamina memutuskan untuk menahan harga jenis BBM non subsidi meski SPBU lain mulai mengerek harga sejak awal tahun ini.
Baca SelengkapnyaUsai pemilu, kemungkinan harga BBM bakal naik karena mengacu pada situasi yang ada saat ini.
Baca Selengkapnya