Harga minyak anjlok, DPD minta perusahaan migas tak PHK pegawai
Merdeka.com - Ketua Komite II Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Parlindungan Purba mengatakan harga minyak yang anjlok hingga menyentuh angka USD 30 per barel bisa mempengaruhi usaha sektor minyak dan gas (migas) di dunia, termasuk di Indonesia. Salah satunya akan berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) pegawai di perusahaan migas tersebut.
Meski begitu, Purba mengimbau agar perusahaan-perusahaan tersebut tak langsung memilih jalan PHK untuk menangani masalah ini. Menurutnya, masih ada cara lain agar perusahaan bisa tetap berjalan tanpa harus kehilangan tenaga kerja.
"Saya harap kepada perusahaan perminyakan agar menciptakan buffer. Kalaupun dia PHK mungkin ini pilihan. Mereka bisa menambah jam kerja atau mengatur shift. Jangan cepat-cepat PHK-lah," kata Purba usai diskusi Energi Kita yang digagas merdeka.com, RRI, Sewatama, IJTI, IKN dan IJO di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Minggu (31/1).
-
Bagaimana Pertamina jaga harga BBM tetap kompetitif? 'Termasuk kita juga lakukan efisiensi sehingga bisa menghemat biaya produksi, hasilnya BBM Pertamina tetap kompetitif,' tambah Fadjar.
-
Apa yang dilakukan Pertamina untuk atasi dampak ekonomi global? Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengatakan Pertamina secara intens terus memantau perkembangan terkini dan dampak memanasnya geopolitik terhadap rantai pasok energi global. Nicke menyebut fluktuasi minyak dunia akan kian dinamis pasca meningkatnya ketegangan yang terjadi di timur tengah.'Kita akan terus meningkatkan upaya mitigasi risiko untuk mengurangi potensi dampak dari dinamika situasi ekonomi dan geopolitik, termasuk pegendalian biaya, pemilihan komposisi crude yang optimal, pengelolaan inventory yang efektif, peningkatan produksi high-yield products dan efisiensi di semua lini operasional,' ujar Nicke.
-
Mengapa Pertamina menerapkan PADMA di DPPU? Dengan adanya digitalisasi, harapannya ada integrasi data dalam setiap proses refuelling sehingga pelayanan kepada konsumen dapat dilaksanakan lebih tepat waktu, lebih akurat, efektif dan efisien, serta turut mendukung upaya stakeholder dalam menerapkan program Smart and Digital Airport di Indonesia' jelasnya.
-
Kenapa Pertamina perlu antisipasi gejolak ekonomi global? Erick menyebut kondisi ini memicu menguatnya dolar AS terhadap rupiah dan tentunya kenaikan harga minyak WTI dan Brent yang masing-masing telah menembus 85,7 dolar AS dan 90,5 dolar AS per barel.'Harga minyak ini bahkan diprediksi beberapa ekonom bisa mencapai 100 dolar AS per barel apabila konflik meluas dan melibatkan Amerika Serikat,' lanjut dia.
-
Bagaimana Dina mempertahankan bisnis? Untuk mempertahankan Klinik kecantikan yang dia jalankan adalah dengan terus belajar dan menjadi kan kompetitor sebagai guru sehingga mempelajari usaha kompetitor agar menemukan peluang baru.
-
Bagaimana cara pemilihan perusahaan berkelanjutan? Time dan Statista menggunakan metodologi multi-tahap yang transparan untuk mengidentifikasi perusahaan-perusahaan paling berkelanjutan di dunia untuk tahun 2024.
Dia menambahkan, selama ini perusahaan migas di Indonesia, seperti PT Chevron Pasific Indonesia, sudah lama beroperasi sehingga banyak masyarakat yang bergantung pada perusahaan tersebut. Oleh karena itu, perusahaan migas sebaiknya bisa memikirkan cara lain agar kesejahteraan masyarakat terap terjamin.
"Selama ini perusahaan tersebut lama beroperasi. Dengan begitu, pasti ada perlindungan tenaga kerja, jaminan sosial, jaminan tabungan, dan lain-lain," imbuhnya.
Menurutnya, jika pemerintah memberikan insentif fiskal di sektor migas maka akan sangat membantu untuk menyelesaikan masalah ini. Namun, untuk bantuan ini, pemerintah tetap harus melihat harga minyak untuk jangka panjang, mengingat harga minyak tak selamanya turun.
"Ini pasti membantu, tapi kita juga harus tahu kalau minyak ini tidak selamanya turun. Jadi kan ada peak-nya ada down-nya, ini harus dihitung balik modalnya kapan. Jadi suasana prihatin ini cost di kurangi tapi jangan PHK. Ya misal lampu dikurangi, variabelnya gitu," pungkasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ida menegaskan dalam sebuah penyelesaian persoalan di sebuah perusahaan, perlu ada pemahaman yang sama antara manajemen dan pekerja.
Baca SelengkapnyaPuan juga mengingatkan Pemerintah agar memberi bantuan yang efektif, hal ini menyusul adanya isu Pemerintah akan melakukan bail out untuk menyelamatkan Sritex.
Baca SelengkapnyaJika dalam situasi geopolitik seperti sekarang, Pertamina menaikkan harga BBM misalnya, maka efek spiralnya ke mana-mana.
Baca SelengkapnyaBayang-bayang pemutusan hubungan kerja (PHK) atau dirumahkan kini menghantui puluhan ribu pekerja pabrik tekstil terbesar tanah air.
Baca SelengkapnyaHarga minyak mentah dunia terus menunjukan tren pelemahan hingga USD74,5 per barrel. Meski demikian, penurunan itu tidak diikuti oleh harga BBM Pertamina.
Baca SelengkapnyaUntuk mengurangi angka PHK yang terus bertambah, Menaker Yassierli mendorong setiap daerah untuk membangun sistem peringatan dini.
Baca SelengkapnyaPertamina tidak menaikkan harga BBM meski harga minyak dunia merangkak naik dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat melemah.
Baca SelengkapnyaHarga BBM di SPBU Pertamina tidak mengalami kenaikan per 1 Maret 2024 ini.
Baca SelengkapnyaHarga gas bumi akan berpengaruh pada beban produksi industri. Maka, harga murah bisa menjadi salah satu solusinya.
Baca SelengkapnyaSejak Maret 2024 BBM non-subsidi RON 92 tersebut belum disesuaikan, sementara itu pada awal Agustus lalu SPBU swasta kembali menaikkan harga BBM sejenis.
Baca SelengkapnyaSelain itu, Manajemen PT Sritex juga diminta untuk tetap membayarkan hak-hak pekerja. Terutama gaji ataupun upah.
Baca SelengkapnyaMenaker Ida juga mengingatkan PHK harus dilakukan dengan mengikuti aturan yang berlaku.
Baca Selengkapnya