Harga Minyak Dunia Bergerak Naik Didorong Rencana Pengurangan Ekspor Saudi
Merdeka.com - Harga minyak dunia kembali bergerak naik pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi WIB). Kenaikan lanjutan dari level terendah satu setengah tahun yang dicapai pada Desember, didukung pengurangan produksi OPEC dan penguatan di pasar saham.
Patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Maret naik USD 0,27 atau 0,47 persen, menjadi ditutup pada USD 57,33 per barel di London ICE Futures Exchange.
Sementara itu, minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari naik USD 0,56 atau 1,17 persen menjadi menetap pada USD 48,52 per barel di New York Mercantile Exchange.
-
Apa yang naik di bulan Oktober 2023? 'Jika dibandingkan September 2023, NTP naik karena Bulan September 2023 yang masih bernilai 111,25,' kata Asim, Jumat (03/11/2023).
-
Mengapa harga emas meningkat? Penemuan deposit baru di Mongolia terjadi ketika harga emas mencapai rekor baru, mencapai USD2.100 atau sekitar Rp32 juta per ons.
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Apa yang naik dari harga Emas Antam hari ini? Harga emas produksi Antam mengalami kenaikan sebesar Rp5.000 per gram pada Jumat (5/7/2024) pagi.
-
Bagaimana harga beras di pasaran? Harga beras di pasaran masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
-
Kapan harga BBM di dunia mencapai Rp81.000 per galon? Pada tanggal 11 Maret 2024, harga rata-rata bahan bakar per galon (3,7 liter) di seluruh dunia mencapai $5,13 atau sekitar Rp81.000.
Minyak berjangka telah naik lebih dari tujuh persen sejak Senin lalu (31/12).
"Momentum sedang kembali ke pasar dari tingkat harga yang sangat tertekan," kata ahli strategi Petromatrix Olivier Jakob.
Harga emas hitam ini mendapat dukungan dari laporan Wall Street Journal yang mengatakan bahwa Arab Saudi berencana untuk memotong ekspor minyak mentahnya menjadi sekitar 7,1 juta barel per hari (bph) pada akhir Januari.
OPEC dan sekutunya berusaha mengendalikan lonjakan pasokan global, yang sebagian besar didorong oleh Amerika Serikat, di mana produksinya melampaui 11 juta barel per hari pada 2018. Rekor produksi minyak mentah yang tinggi telah mendorong kenaikan persediaan AS.
Pasokan minyak OPEC turun pada Desember sebesar 460.000 barel per hari (bph) menjadi 32,68 juta barel per hari, sebuah survei Reuters menemukan minggu lalu, dipimpin oleh pemotongan dari pengekspor utama Arab Saudi.
"Kami terus melihat pengurangan produksi OPEC yang menjadi resmi pekan lalu, sebagai pertimbangan 'bullish' yang sah dan kami masih mencari pengurangan untuk diterjemahkan ke pengurangan surplus minyak mentah AS yang berpotensi dikurangi dalam sekitar 8-9 minggu," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates.
Persediaan minyak mentah AS di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk minyak mentah berjangka AS, turun 565.000 barel dari Selasa (1/1) hingga Jumat lalu (4/1), kata para pedagang, mengutip data dari perusahaan intelijen pasar Genscape.
Pasar ekuitas yang lebih optimis juga menawarkan dukungan. "Ketika pasar saham kuat, minyak biasanya mengikuti," kata ahli strategi PVM Oil Associates, Tamas Varga.
Saham-saham telah naik di tengah ekspektasi bahwa pembicaraan perdagangan minggu ini antara Amerika Serikat dan China akan meredakan perang perdagangan. Gangguan perdagangan merusak prospek pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.
Goldman Sachs mengatakan dalam sebuah catatan, pihaknya telah menurunkan perkiraan rata-rata harga minyak mentah Brent untuk 2019 menjadi USD 62,50 per barel dari UD 70 karena headwinds makro terkuat sejak 2015.
Societe Generale memangkas prediksi harga minyak 2019 untuk Brent sebesar USD 9 menjadi USD 64 per barel dan mengurangi perkiraan harga untuk minyak mentah AS sebesar USD 9 menjadi USD 57 per barel.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaTerkini, brent telah diperdagangkan pada kisaran USD95 per barel.
Baca SelengkapnyaAnak Buah Sri Mulyani tersebut meyakini kenaikan harga minyak mentah dunia bersifat sementara.
Baca SelengkapnyaAlokasi APBN untuk subsidi BBM memang sangat memberatkan jika harga minyak dunia tembus di kisaran USD 90 per barel.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan harga minyak dunia timbulkan kekhawatiran bakal turut berdampak terhadap harga BBM di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaPertamina kembali menahan harga BBM Non Subsidi pada Juni 2024. Meskipun harga minyak dunia menunjukkan tren naik.
Baca SelengkapnyaUsai pemilu, kemungkinan harga BBM bakal naik karena mengacu pada situasi yang ada saat ini.
Baca SelengkapnyaDalam periode ini memungkinkan ada ruang melakukan penurunan harga BBM non-subsidi.
Baca SelengkapnyaSerangan balasan Iran ke Israel memicu kenaikan harga minyak dunia dan berakibat subsidi BBM bengkak.
Baca SelengkapnyaLonjakan harga minyak terjadi usai Presiden AS Joe Biden mengancam akan bantu Israel untuk menyerang kilang milik Iran.
Baca SelengkapnyaPemerintah diminta serius dalam menjaga pasokan beras di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaPemerintah mendorong pengembangan migas non konvensional (MNK).
Baca Selengkapnya