Harga minyak dunia makin hancur, sentuh titik terendah sejak 2009
Merdeka.com - Harga minyak dunia masih saja terus anjlok dan sudah menyentuh angka USD 40 per barel. Bahkan, akhir pekan lalu harga minyak mentah berada di bawah USD 40 barel dan ini harga terendah untuk pertama kalinya sejak Maret 2009 lalu.
Kondisi ini tentu menyulitkan negara yang menggantungkan pendapatan pada penjualan minyak mentah. Padahal, Juni tahun lalu harga minyak mentah masih berada di atas USD 100 per barel.
Rendahnya harga minyak dunia juga membuat perusahaan produsen minyak harus melakukan efisiensi. Salah satunya dengan mengurangi karyawan. Royal Dutch Shell (RDSB) atau Shell akan memecat 6.500 karyawan pada 2015 ini. Selain itu, perusahaan minyak di Inggris, Centrica juga akan memecat 6.000 karyawan.
-
Kenapa inflasi penting untuk investor? 'Itulah sebabnya pemahaman akan inflasi merupakan kunci dari perencanaan keuangan dan pengambilan keputusan ekonomi yang efektif,' ujar Kar Yong Ang.
-
Bagaimana inflasi memengaruhi saham? Misalnya, saham dapat berkinerja baik selama periode inflasi jika perusahaan menaikkan harga untuk mengimbangi biaya yang meningkat.
-
Mengapa para ilmuwan memperingatkan tentang krisis iklim saat ini? 'Sangat penting untuk tidak melupakan krisis iklim saat ini, yang merupakan akibat dari emisi gas rumah kaca manusia,' tegas Dr. Eunice Lo, peneliti Perubahan Iklim dan Kesehatan di Universitas Bristol.
-
Apa dampak sentimen negatif pada saham? Berbeda jika sentimen pasar mulai berubah ke arah negatif. Misalnya saat perusahaan terkena kasus yang membuat kepercayaan investor hilang. Mereka mungkin sesegera mungkin menjual sahamnya. Dengan pasokan saham berlebih, harga yang ditawarkan otomatis akan turun.
-
Mengapa harga emas meningkat? Penemuan deposit baru di Mongolia terjadi ketika harga emas mencapai rekor baru, mencapai USD2.100 atau sekitar Rp32 juta per ons.
-
Mengapa banyak perusahaan global terancam bangkrut? Banyak tanda menunjukkan ancaman kebangkrutan bagi perusahaan-perusahaan global, terutama karena krisis utang dan kenaikan biaya pinjaman yang menjadi isyarat 'kiamat' baru bagi korporasi di seluruh dunia.
Pengurangan karyawan dilakukan sebagai bentuk efisiensi perusahaan dan memotong biaya berjalan. Selain itu, Centrica juga akan mengurangi produksi minyak bumi.
Selain itu, perusahaan energi asal Italia, Saipem juga berencana akan mengurangi pegawai untuk efisiensi. Saipem akan memangkas setidaknya 8.800 pekerja dalam dua tahun ke depan.
Rencana pemecatan ini diumumkan setelah perusahaan merevisi target dan prospek untuk 2015. Perusahaan dilaporkan merugi USD 800 juta karena harga minyak jauh lebih rendah dari perkiraan. Selain itu, perusahaan juga membatalkan rencana pembangunan proyek pipa South Stream.
Namun, apa sebenarnya apa yang terjadi dengan minyak mentah ini? Merdeka.com mencoba merangkum beberapa fakta di balik anjloknya harga minyak dunia yang dilansir dari CNN Money di Jakarta, Senin (24/8).
Pasokan melimpah
Pasokan minyak bumi di pasar global saat ini sedang melimpah, disebabkan karena Amerika Serikat terus memompa sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui tersebut.
Perusahaan minyak Amerika terus memompa minyak bumi meski harga sudah jatuh. Hal ini dilakukan karena adanya teknologi baru dan biaya yang lebih murah. Sehingga perusahaan tetap diuntungkan walau dijual dengan harga yang murah.
Biasanya, jika harga minyak dunia anjlok, OPEC yang dipimpin oleh Arab Saudi akan mengurangi pasokan minyaknya. Namun, tidak kali ini. Negara yang tergabung dalam OPEC terus memompa minyak bumi.
Kesepakatan nuklir Iran
Geopolitik disebut juga berperan besar membuat hancur harga minyak dunia. Kesepakatan nuklir Iran beberapa waktu lalu memberi sentimen ke pasar global. Iran diprediksi akan mulai menjual minyak mentah ke pasar global karena sanki ekonomi negara tersebut juga telah dicabut.
Beberapa analis percaya Arab Saudi yang menjadi 'musuh' Iran juga akan terus memompa minyak untuk menekan Iran. Saudi memiliki fleksibilitas uang yang baik dibandingkan Iran.
Permintaan anjlok parah
Tidak hanya pasokan yan bertambah, lemahnya permintaan juga membuat harga minyak dunia jatuh. Permintaan minyak dari negara maju di Eropa dan Asia hampir tidak tumbuh. Sedangkan negara berkembang di Amerika Latin kini sedang mengalami kesulitan ekonomi.
Pelemahan permintaan minyak global tidak lain disebabkan karena melambatnya ekonomi China beberapa waktu ini. Kondisi China mempengaruhi hampir ekonomi seluruh negara dunia.
Pasar saham ketakutan
Rendahnya harga minyak dunia memberi tekanan pada pasar saham. Perusahaan energi yang masuk index S&P 500 kehilangan sepertiga nilainya selama tiga tahun terakhir.
Perusahaan seperti Chesapeake Energy (CHK), Transocean (RIG) dan Marathon Oi (MRO) mengalami penurunan nilai perusahaan hampir 50 persen dalam satu tahun terakhir.
Harga minyak dunia yang rendah membuat investor ketakutan sebagai bentuk peringatan krisis ekonomi global. Mereka berpendapat, jika semua baik maka harga minyak dunia seharusnya naik dan tidak mungkin jatuh.
Jika harga minyak dunia jatuh hingga di bawah USD 40 per barel, ini dinilai sebagai sinyal bearish oleh analis energi. Dan ini juga belum pernah terjadi sejak Februari 2009 silam.
Jadi berita heboh di Amerika
Rendahnya harga minyak dunia jadi berita besar di konsumen Amerika Serikat. Pasalnya, harga eceran minyak mengarah ke bawah USD 2 per galon (satuan di Amerika). Padahal, biasanya harga eceran berada di USD 2,65 per galon.
Harga minyak eceran di Amerika ini terus turun dari tahun lalu yang mencapai USD 3,44 per galon.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan harga minyak dunia timbulkan kekhawatiran bakal turut berdampak terhadap harga BBM di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga minyak dunia saat ini akan berpengaruh kepada harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaKini harga emas Antam dibanderol Rp1.413.000 per gram.
Baca SelengkapnyaPerekonomian global akan menghadapi guncangan energi ganda untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade.
Baca SelengkapnyaTerkini, brent telah diperdagangkan pada kisaran USD95 per barel.
Baca SelengkapnyaAlokasi APBN untuk subsidi BBM memang sangat memberatkan jika harga minyak dunia tembus di kisaran USD 90 per barel.
Baca SelengkapnyaSaat ini, harga jual Pertamax series jauh di bawah BBM SPBU swasta,
Baca SelengkapnyaDalam periode ini memungkinkan ada ruang melakukan penurunan harga BBM non-subsidi.
Baca SelengkapnyaBersaksi di Sidang Eks Dirut Pertamina, JK Jelaskan Kebijakan Pemerintah Atasi Krisis Energi
Baca SelengkapnyaMengutip Reuters, Brent berjangka untuk pengiriman November pada Jumat ini, berada di posisi USD 95,38 per barel.
Baca SelengkapnyaArifin tak menapikkan jika kenaikan harga minyak mentah dunia bakal semakin membebani pemerintah memberikan subsidi untuk sejumlah produk BBM.
Baca Selengkapnya