Harga Minyak Dunia Melonjak Tajam, Ini Faktor Pemicunya
Merdeka.com - Harga minyak naik tercatat naik sekitar USD 3 per barel pada perdagangan hari Senin. Kenaikan harga minyak dunia ini terjadi karena adanya kegelisahan pelaku pasar mengenai jumlah pasokan di dunia.
Saat ini, pipa utama yang memasok minyak ke Amerika Serikat (AS) tengah ditutup. Sementara Rusia mengancam akan mengurangi produksi bahkan saat pembatasan Covid-19 di China dilonggarkan.
Mengutip laman CNBC, harga minyak mentah Brent berjangka menetap di USD 77,99 per barel, naik USD 1,89 atau 2,5 persen. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate AS menetap di USD 73,17 per barel, naik USD 2,15, atau 3 persen.
-
Kenapa Arab Saudi melakukan embargo minyak? Ini adalah balasan bagi AS yang selama perang Yom Kippur terus menerus mengirimkan senjata ke Israel untuk melawan negara-negara Arab.
-
Kapan pipa gas mulai ditata? Selain kabel yang mulai disembunyikan dalam tanah, pipa gas juga mulai ditata. Perusahaan Gas Negara menargetkan pembangunan 154.000 sambungan gas rumah tangga di Wilayah DKI Jakarta pada tahun 2022.
-
Apa dampak dari pipa PAM bocor? Akibatnya, kuantitas air PAM yang sampai ke masyarakat menjadi berkurang.
-
Bagaimana China menghadapi pembatasan teknologi dari AS? China sebagai negara yang memiliki kapasitas komputasi terbesar kedua di dunia masih tetap mengembangkan teknologi di negaranya untuk meningkatkan ekonomi digital serta menangkal pembatasan teknologi dari Amerika.
-
Bagaimana BPH Migas memantau pipa gas? Untuk monitoring data, dalam proses pengangkutan gas bumi Wahyudi mengungkapkan bahwa PT TGI telah mengembangkan dengan mekanisme sistem SCADA (Supervisory Control and Data Acqusition). 'Jadi, Penyaluran, volume, pengangkutan, tekanan, temperatur, komposisi gas bumi, semua sudah terpantau secara online, realtime.
-
Apa yang dilarang AS investasikan ke China? AS akan melarang investasi perusahaan Amerika Serikat (AS) di beberapa bidang sektor teknologi tinggi ke China, termasuk kecerdasan buatan.
Pada perdagangan pekan lalu, harga minyak Brent dan WTI jatuh ke level terendah sejak Desember 2021 karena investor khawatir kemungkinan resesi global dapat mengganggu permintaan minyak.
Namun kemudian potensi pemadaman yang berkepanjangan dari TC Energy Corp's Canada-to-U.S. Pipa minyak mentah Keystone membantu membalikkan harga ke level positif.
“Perbaikan Keystone Pipeline tampaknya memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan (dan) meningkatkan kemungkinan penarikan stok lebih lanjut di Cushing,” kata analis dari Ritterbusch and Associates, Jim Ritterbusch.
Pelaku pasar tengah mengitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menghidupkan atau menyalurkan kembali minyak mentah. Selain itu juga membersihkan tumpahan minyak dari pipa minyak setelah lebih dari 14.000 barel minyak bocor minggu lalu. Tumpahan minyak mentah AS terbesar dalam hampir satu dekade.
TC Energy menutup pipa setelah tumpahan ditemukan Rabu malam lalu di Kansas. Perusahaan mengatakan kepada pejabat di Washington County, Kansas, bahwa mereka belum menentukan penyebab atau jadwal untuk memulai kembali.
Pejabat perusahaan menyebutkan bahwa sekitar 622.000 barel per hari mengalir di jalur Keystone. Ini merupakan jalur penting untuk minyak mentah dari Kanada yang dikirim ke penyulingan AS dan ke Pantai Teluk untuk diekspor.
Pasokan Minyak Dunia Berkurang
Pemadaman produksi di AS ini diperkirakan akan menyusutkan pasokan di pusat penyimpanan Cushing, Oklahoma, dan titik pengiriman untuk patokan minyak mentah berjangka AS.
Tujuh analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan, secara rata-rata, persediaan minyak mentah secara keseluruhan turun sekitar 3,9 juta barel dalam seminggu hingga 9 Desember, sebuah jajak pendapat Reuters menunjukkan.
Riset Global Bank of America mengatakan, harga Brent dapat pulih melewati USD 90 per barel di belakang poros dovish dalam kebijakan moneter Federal Reserve AS dan pembukaan kembali ekonomi China.
"Pembukaan kembali China jelas merupakan fokus pasar," kata analis grup Price Futures,Phil Flynn.
China, importir minyak mentah terbesar dunia, terus melonggarkan kebijakan nol-Covid yang ketat, meskipun jalan-jalan di ibu kota Beijing tetap sepi dan banyak bisnis tetap tutup selama akhir pekan.
Pada hari Senin, antrean terbentuk di luar klinik demam di kota Beijing dan Wuhan, tempat Covid pertama kali muncul tiga tahun lalu.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terkini, brent telah diperdagangkan pada kisaran USD95 per barel.
Baca SelengkapnyaData pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaAlokasi APBN untuk subsidi BBM memang sangat memberatkan jika harga minyak dunia tembus di kisaran USD 90 per barel.
Baca SelengkapnyaTiga negara besar yakni Amerika Serikat, China dan Eropa dalam situasi mengendalikan dan mengelola ekonomi yang tidak mudah.
Baca SelengkapnyaAnak Buah Sri Mulyani tersebut meyakini kenaikan harga minyak mentah dunia bersifat sementara.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan harga minyak dunia timbulkan kekhawatiran bakal turut berdampak terhadap harga BBM di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaLonjakan harga minyak terjadi usai Presiden AS Joe Biden mengancam akan bantu Israel untuk menyerang kilang milik Iran.
Baca SelengkapnyaPerekonomian global akan menghadapi guncangan energi ganda untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade.
Baca SelengkapnyaLarangan ekspor solar ini sebagai pembalasan terhadap sanksi dari negara-negara Barat kepada Rusia.
Baca SelengkapnyaUsai pemilu, kemungkinan harga BBM bakal naik karena mengacu pada situasi yang ada saat ini.
Baca SelengkapnyaIndustri kendaraan listrik di Tiongkok berkembang dengan sangat pesat
Baca SelengkapnyaKenaikan BBM non subsidi merupakan keniscayaan di tengah anjloknya rupiah.
Baca Selengkapnya