Harga minyak dunia naik setelah OPEC sepakat perpanjang pemangkasan pasokan
Merdeka.com - Harga minyak dunia kembali bergerak naik pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB). Kenaikan harga terjadi setelah produsen OPEC dan non-OPEC yang dipimpin oleh Rusia, setuju untuk memperpanjang pemotongan produksi sampai akhir 2018 mendatang.
Menteri energi Iran mengumumkan bahwa Nigeria dan Libya akan dimasukkan dalam kesepakatan produksi minyak, dan sebuah komunike OPEC menyatakan bahwa negara-negara tersebut tidak akan memproduksi di atas tingkat 2017 di tahun yang baru.
Menteri energi Oman mengatakan bahwa Nigeria telah sepakat untuk menghentikan produksi pada 1,8 juta barel per hari (bph).
-
Kenapa Arab Saudi melakukan embargo minyak? Ini adalah balasan bagi AS yang selama perang Yom Kippur terus menerus mengirimkan senjata ke Israel untuk melawan negara-negara Arab.
-
Dimana minyak bumi berasal? Ketika ganggang dan plankton ini mati puluhan hingga ratusan juta tahun yang lalu, mereka tenggelam ke dasar laut.
-
Siapa yang sepakat menurunkan emisi? Lebih dari 30 negara industri sepakat untuk menurunkan emisi gas rumah kaca mereka hingga 5% di bawah tingkat emisi gas rumah kaca pada tahun 1990.
-
Dimana Pertamina akan berpartisipasi? PT Pertamina (Persero) menyiapkan 9 (sembilan) potensi kerjasama dan kolaborasi sebagai upaya langkah konkrit dalam membangun infrastruktur hijau di ajang flagship event ASEAN Indo Pacific Forum (AIPF) yang akan berlangsung di Jakarta pada 5 - 6 September 2023.
-
Apa yang disampaikan Menaker kepada PMI di Arab Saudi? Menteri Ketengakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah kembali menemui Pekerja Migran Indonesia (PMI) di sela-sela kunjungan kerjanya di Arab Saudi. Kompetensi itu menjadi salah satu ukuran agar tenaga kerja kita bisa diterima di luar negeri,“ ucap Menaker di Jeddah, Arab Saudi, Jumat (25/8) malam.
-
Bagaimana Pertamina Hulu Energi meningkatkan produksi minyak? Perlu dilakukan upaya-upaya khusus untuk peningkatan produksi minyak dengan berbagai macam recovery plan yang sudah disiapkan serta inisiatif baru.
Kesepakatan saat ini dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan produsen lainnya seperti Rusia, memangkas 1,8 juta barel per hari dari pasar dalam upaya mengatasi kelebihan pasokan global dan meningkatkan harga.
Kesepakatan tersebut akan berakhir pada Maret, namun pada Kamis (30/11) Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih mengatakan kepada wartawan bahwa pemotongan tersebut akan berlanjut selama sembilan bulan tambahan.
"OPEC memperpanjang pemotongan produksi sampai akhir 2018 diantisipasi secara luas, namun, pernyataan bahwa Nigeria maupun Libya telah memutuskan untuk menghentikan produksi adalah sinyal bullish," kata analis energi senior di Interfax Energy Global Gas Analytics, Abhishek Kumar seperti ditulis Antara, Jumat (1/12).
Namun demikian, reaksi harga sebagian besar diredam, dengan banyak analis mengatakan perpanjangan sembilan bulan itu sudah diperhitungkan.
"Karena mereka akan bertemu lagi dalam beberapa bulan, kami hanya akan melakukan ini lagi," kata John Macaluso, seorang analis di Tyche Capital Advisors.
Minyak mentah berjangka Brent naik 46 sen atau 0,7 persen menjadi USD 63,57 per barel. Harga minyak mentah AS (WTI) berakhir naik 10 sen atau 0,2 persen menjadi USD 57,40 per barel.
Brent naik 3,5 persen pada bulan ini, dan minyak mentah AS naik 5,5 persen.
Kontrak Brent untuk penyerahan Februari yang paling aktif berakhir pada Kamis (30/11), ditutup naik 10 sen menjadi USD 62,63 per barel.
Menteri perminyakan Saudi Khalid al-Falih mengatakan bahwa terlalu dini untuk membicarakan tentang keluar dari pemotongan setidaknya untuk beberapa kuartal, karena dunia memasuki musim permintaan musim dingin yang rendah. Dia menambahkan bahwa OPEC akan mengkaji kemajuan pada pertemuan reguler berikutnya pada Juni 2018.
"Tidak mengherankan jika mereka memberi diri mereka sebuah (pintu) keluar," kata Rob Haworth, ahli strategi investasi senior di U.S Bank Wealth Management, mengacu pada pertemuan dan evaluasi pada Juni.
Dia mengatakan bahwa pertanyaan penting adalah kepatuhan di tingkat negara. "Saya pikir di situlah perhatian pasar akan fokus, karena Anda mencoba membuat pasar menjadi seimbang," kata Haworth.
Pengamat pasar mengatakan mereka akan melihat secara cermat produksi dari negara-negara seperti Iran, Libya dan Rusia. "Akan sulit untuk menjaga perusahaan-perusahaan minyak Rusia patuh, jika produsen-produsen serpih terus meningkatkan penjualan ke Asia juga," kata John Kilduff, mitra di Again Capital.
Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan bahwa dia memperkirakan produksi negaranya datar di 547 juta ton pada 2018 jika pemotongan produksi dipertahankan sepanjang tahun.
Salah satu masalah terbesar OPEC saat memotong pasokan, telah meningkatkan produksi AS, yang memperoleh pangsa pasar global dan merongrong upaya kelompok tersebut untuk memperketat pasar.
Produksi minyak AS mencapai rekor baru 9,68 juta barel per hari minggu lalu, menurut data pemerintah yang dirilis pada Rabu (29/11). Angka ini naik dari 8,5 juta barel per hari pada akhir tahun lalu, sebelum pemotongan dilakukan.
"Jika produsen di AS meningkatkan jumlah rig mereka selama beberapa bulan ke depan, karena harga yang lebih tinggi maka saya memperkirakan harga turun lagi pada akhir 2018," kata Scott Sheffield, kepala eksekutif Pioneer Natural Resources, salah satu produsen-produsen terbesar di Permian, ladang minyak terbesar AS.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terkini, brent telah diperdagangkan pada kisaran USD95 per barel.
Baca SelengkapnyaData pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaAnak Buah Sri Mulyani tersebut meyakini kenaikan harga minyak mentah dunia bersifat sementara.
Baca SelengkapnyaAlokasi APBN untuk subsidi BBM memang sangat memberatkan jika harga minyak dunia tembus di kisaran USD 90 per barel.
Baca SelengkapnyaLonjakan harga minyak terjadi usai Presiden AS Joe Biden mengancam akan bantu Israel untuk menyerang kilang milik Iran.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan harga minyak dunia timbulkan kekhawatiran bakal turut berdampak terhadap harga BBM di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaTren lonjakan harga minyak tak bertahan lama usai ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran yang mulai mereda.
Baca SelengkapnyaUsai pemilu, kemungkinan harga BBM bakal naik karena mengacu pada situasi yang ada saat ini.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga minyak dunia saat ini akan berpengaruh kepada harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaKonflik Iran Vs Israel berpotensi menaikkan harga minyak dunia dan subsidi BBM pemerintah bengkak.
Baca SelengkapnyaDaftar harga BBM Pertamina per tanggal 1 Mei 2024.
Baca SelengkapnyaPemerintah mendorong pengembangan migas non konvensional (MNK).
Baca Selengkapnya