Harga Minyak Dunia Nyaris Sentuh Level Tertinggi Selama 4 Bulan
Merdeka.com - Harga minyak dunia naik mendekati level tertinggi selama empat bulan pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB). Kenaikan harga dipicu oleh prospek perpanjangan pemangkasan pasokan minyak yang dipimpin Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan tanda-tanda penurunan dalam persediaan minyak mentah AS.
Minyak mentah Brent untuk pengiriman Mei naik USD 0,38 atau 0,6 persen menjadi ditutup pada USD 67,54 per barel di London ICE Futures Exchange.
Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April naik USD 0,57 atau 1 persen menjadi menetap pada USD 59,09 per barel di New York Mercantile Exchange.
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Kenapa Kemendag genjot potensi pasar minyak goreng? 'Kunjungan lapangan tersebut menghasilkan tawaran kerja sama di bidang industri pengemasan minyak goreng Indonesia. Industri pengemasan minyak goreng Indonesia memiliki peluang yang besar untuk dipasarkan di pasar regional Timur Tengah dan Afrika,' ungkap Syahran.
-
Dimana Kemendag genjot pasar minyak goreng? Kementerian Perdagangan melalui Atase Perdagangan (Atdag) Kairo terus berupaya menggenjot potensi pasar pengemasan minyak goreng Indonesia di Timur Tengah dan Afrika.
-
Mengapa harga emas meningkat? Penemuan deposit baru di Mongolia terjadi ketika harga emas mencapai rekor baru, mencapai USD2.100 atau sekitar Rp32 juta per ons.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Bagaimana Pertamina Hulu Energi meningkatkan produksi minyak? Perlu dilakukan upaya-upaya khusus untuk peningkatan produksi minyak dengan berbagai macam recovery plan yang sudah disiapkan serta inisiatif baru.
"Kami akan membiarkan kemungkinan tertinggi baru Brent, terutama karena OPEC+ menegaskan kembali komitmen mereka untuk memangkas produksi lebih lanjut melalui sesi menteri akhir pekan lalu," kata Presiden Ritterbusch and Associates, Jim Ritterbusch, dalam sebuah catatan yang dikutip Reuters.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, bertemu di Azerbaijan akhir pekan untuk memantau fakta pengurangan pasokan minyak mentah mereka, di mana mereka mengatakan akan melampaui komitmen dalam beberapa bulan mendatang.
Grup ini juga membatalkan pertemuan luar biasa yang dijadwalkan 17-18 April, yang berarti grup produsen tidak akan bertemu lagi sampai pembicaraan rutin berikutnya pada 25-26 Juni.
Menteri Energi Arab Saudi, Khalid al-Falih mengatakan pada Senin (18/3) bahwa April akan terlalu dini untuk mempertimbangkan keputusan perpanjangan, namun mereka akan terus melakukan upaya untuk mencari pasar yang seimbang.
"Konsensus yang kami dengar adalah bahwa April akan terlalu dini untuk membuat keputusan produksi untuk semester kedua," katanya.
Arab Saudi pada Minggu (17/3) mengisyaratkan produsen-produsen mungkin perlu memperpanjang pemotongan 1,2 juta barel per hari melampaui Juni hingga paruh kedua 2019. Kerajaan secara umum telah memotong lebih dramatis daripada beberapa negara lainnya, sementara Rusia, anggota non-OPEC terbesar dalam pakta tersebut, kurang tertarik untuk melanjutkan pengurangan produksi.
"Selama level persediaan meningkat dan kita jauh dari level normal, kita akan tetap di jalurnya, membimbing pasar menuju keseimbangan," kata menteri Saudi Khalid al-Falih.
Ekspor dari produsen terbesar OPEC itu turun menjadi 7,3 juta barel per hari pada Januari dari 7,7 juta barel per hari pada Desember, data resmi menunjukkan.
Tanda-tanda penurunan tingkat persediaan minyak mentah di pusat penyimpanan AS di Cushing, Oklahoma, juga mendukung minyak berjangka, kata para pelaku pasar.
Stok minyak mentah di Cushing, titik pengiriman untuk WTI, turun 1,08 juta barel dalam seminggu yang berakhir Jumat (15/3), kata para pedagang, mengutip data dari perusahaan intelijen pasar Genscape.
Secara keseluruhan, persediaan minyak mentah AS diperkirakan telah turun minggu lalu, penurunan mingguan kedua berturut-turut, sebuah jajak pendapat pendahuluan menunjukkan.
Produksi minyak AS dari tujuh formasi serpih utama diperkirakan akan mencapai rekor 8,6 juta barel per hari (bph) pada April, naik 85.000 barel per hari, yang akan menjadi kenaikan bulanan terkecil sejak Mei 2018, perkiraan pemerintah.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terkini, brent telah diperdagangkan pada kisaran USD95 per barel.
Baca SelengkapnyaData pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaAnak Buah Sri Mulyani tersebut meyakini kenaikan harga minyak mentah dunia bersifat sementara.
Baca SelengkapnyaAlokasi APBN untuk subsidi BBM memang sangat memberatkan jika harga minyak dunia tembus di kisaran USD 90 per barel.
Baca SelengkapnyaPerekonomian global akan menghadapi guncangan energi ganda untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade.
Baca SelengkapnyaLonjakan harga minyak terjadi usai Presiden AS Joe Biden mengancam akan bantu Israel untuk menyerang kilang milik Iran.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan harga minyak dunia timbulkan kekhawatiran bakal turut berdampak terhadap harga BBM di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaUsai pemilu, kemungkinan harga BBM bakal naik karena mengacu pada situasi yang ada saat ini.
Baca SelengkapnyaPemerintah diminta serius dalam menjaga pasokan beras di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaPadahal, kesepakatan Pemerintah bersama DPR RI menetapkan harga minyak mentah mencapai USD 82 per barel.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga minyak dunia saat ini akan berpengaruh kepada harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaDengan kenaikan ini, harga emas Antam berat 1 gram dijual Rp1.406.000.
Baca Selengkapnya