Harga minyak dunia sentuh level tertinggi enam pekan setelah turunnya persediaan AS
Merdeka.com - Harga minyak menyentuh level tertinggi dalam enam pekan pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Harga minyak mendekati tertinggi tiga tahun yang dicapai akhir Januari, dipicu penurunan mengejutkan persediaan AS, kepatuhan yang kuat pada pemotongan produksi OPEC, dan berlanjutnya kekhawatiran tentang kesepakatan nuklir Iran.
Patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Mei naik US 2,05 atau 3,0 persen, menjadi ditutup pada USD 69,47 per barel di London ICE Futures Exchange, tertinggi dalam hampir tujuh pekan terakhir.
Sementara itu, patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, melompat USD 1,63 atau 2,6 persen, menjadi menetap di USD 65,17 per barel di New York Mercantile Exchange, tertinggi sejak 2 Februari.
-
Kapan harga BBM di dunia mencapai Rp81.000 per galon? Pada tanggal 11 Maret 2024, harga rata-rata bahan bakar per galon (3,7 liter) di seluruh dunia mencapai $5,13 atau sekitar Rp81.000.
-
Mengapa harga emas meningkat? Penemuan deposit baru di Mongolia terjadi ketika harga emas mencapai rekor baru, mencapai USD2.100 atau sekitar Rp32 juta per ons.
-
Kapan harga emas naik tajam? Menurut data yang dikeluarkan NASDAQ di New York, Amerika Serikat, selama periode tersebut, harga emas naik dari 35 dolar per saham menjadi 850 dolar per saham.
-
Apa yang naik di bulan Oktober 2023? 'Jika dibandingkan September 2023, NTP naik karena Bulan September 2023 yang masih bernilai 111,25,' kata Asim, Jumat (03/11/2023).
-
Kenapa harga Bitcoin naik? Penurunan inflasi di Amerika Serikat (AS) terhadap pasar Bitcoin menunjukkan tren kenaikan dan mendapat banyak atensi di kalangan investor. Berdasarkan data terbaru, harga Bitcoin (BTC) berhasil stabil di atas angka USD 65.000 dan sempat menyentuh USD 66.000 setelah mengalami volatilitas sepanjang pekan ini. Per hari ini, 18 Mei 2024 Bitcoin menyentuh harga USD 66.967.
-
Mengapa harga Bitcoin melonjak? Peningkatan harga ini dipicu oleh beberapa faktor, termasuk arus investasi institusional yang semakin meningkat dan masuknya dana ke dalam ETF Bitcoin.
Kenaikan tersebut menempatkan kedua acuan minyak mentah ke dalam wilayah 'overbought' secara teknis untuk pertama kalinya sejak Januari, dan meningkatkan premi Brent atas WTI ke level tertingginya sejak awal Februari.
Data yang dirilis oleh Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu (21/3) pagi menunjukkan penurunan mengejutkan sebanyak 2,6 juta barel dalam persediaan minyak mentah. Para analis memperkirakan peningkatan sebanyak 2,5 juta barel.
"Beberapa hal terjadi," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates, mengacu pada data EIA.
"Impor minyak mentah turun hingga setengah juta barel per hari, yang berkontribusi pada pengurangan stok tersebut. Kami melihat kilang meningkat lebih dari yang diperkirakan sekitar 400.000 barel per hari sehingga menghabiskan banyak minyak mentah. Dan ekspor naik sedikit," katanya.
Minyak juga mendapat dorongan setelah Federal Reserve AS menaikkan suku bunga pada Rabu (21/3) dan memperkirakan setidaknya dua kenaikan lagi untuk 2018.
"Di bagian belakang akhir pertemuan Fed, dolar semakin di bawah tekanan, dan itu akan bekerja sebagai korelasi terbalik dengan harga minyak mentah," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho di New York.
Pelemahan dolar terhadap sekeranjang mata uang lainnya membuat komoditi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, karena mereka menghabiskan lebih sedikit untuk membeli jumlah yang sama dari komoditas.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengatakan pada Rabu (21/3) bahwa para anggota dan sekutunya mencapai rekor kepatuhan pada Februari untuk kesepakatan mereka memangkas pasokan global, sehingga mengangkat pasar.
Sementara itu, kekhawatiran bahwa Amerika Serikat dapat menerapkan kembali sanksi terhadap Iran, juga membayangi pasar minyak.
Konsultasi energi FGE mengatakan sanksi baru AS terhadap Iran dapat menghasilkan penurunan 250.000 hingga 500.000 barel per hari dalam ekspor hingga akhir tahun, dibandingkan dengan ekspor minyak mentah sekitar 2,0 juta hingga 2,2 juta barel per hari sejak awal 2016, ketika sanksi dicabut.
"Meskipun Anda benar-benar melihat tanda-tanda bahwa pasar lemah pada sisi fisik, apakah Anda bersikap agresif ketika Anda memiliki potensi untuk sesuatu yang terjadi antara AS dan Iran?" Kekhawatiran "bearish" sebagian besar telah memicu melonjaknya produksi minyak mentah AS.
Data EIA pada Rabu (21/3), selain menunjukkan penarikan persediaan, juga menunjukkan bahwa produksi minyak mentah mingguan telah mencapai titik tertinggi sepanjang waktu.
"Sejauh ini, pasar sedikit mengabaikan peningkatan produksi," kata Ritterbusch.
"Kami sekarang memiliki produksi di atas 10,4 juta barel per hari dan akan terus meningkat, dan pasar pada akhirnya harus memperhitungkan itu," katanya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaAlokasi APBN untuk subsidi BBM memang sangat memberatkan jika harga minyak dunia tembus di kisaran USD 90 per barel.
Baca SelengkapnyaTerkini, brent telah diperdagangkan pada kisaran USD95 per barel.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga minyak dunia saat ini akan berpengaruh kepada harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaAnak Buah Sri Mulyani tersebut meyakini kenaikan harga minyak mentah dunia bersifat sementara.
Baca SelengkapnyaLonjakan harga minyak terjadi usai Presiden AS Joe Biden mengancam akan bantu Israel untuk menyerang kilang milik Iran.
Baca SelengkapnyaPertamina kembali menahan harga BBM Non Subsidi pada Juni 2024. Meskipun harga minyak dunia menunjukkan tren naik.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan harga minyak dunia timbulkan kekhawatiran bakal turut berdampak terhadap harga BBM di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaPertamina menaikkan harga BBM non subsidi per hari ini.
Baca SelengkapnyaSerangan balasan Iran ke Israel memicu kenaikan harga minyak dunia dan berakibat subsidi BBM bengkak.
Baca SelengkapnyaUsai pemilu, kemungkinan harga BBM bakal naik karena mengacu pada situasi yang ada saat ini.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan alasan naiknya suku bunga jadi 6 persen.
Baca Selengkapnya