Harga Minyak Dunia Turun Dipicu Kekhawatiran Perlambatan Ekonomi Global
Merdeka.com - Harga minyak dunia bergerak turun pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB). Penurunan harga terjadi setelah data pesanan pabrik di Amerika Serikat mengecewakan, dan ini memicu kekhawatiran baru tentang perlambatan ekonomi global yang pada gilirannya akan mengurangi permintaan minyak.
Tetapi penurunan harga minyak lebih lanjut dibatasi oleh pemotongan pasokan yang dipimpin OPEC, dan sanksi-sanksi Amerika Serikat terhadap Venezuela menunjukkan pasokan yang lebih ketat.
Minyak mentah berjangka Brent turun 24 sen AS atau 0,38 persen, menjadi menetap di USD 62,51 per barel. Minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) turun 70 sen AS atau 1,27 persen, menjadi ditutup di USD 54,56 per barel.
-
Kenapa Arab Saudi melakukan embargo minyak? Ini adalah balasan bagi AS yang selama perang Yom Kippur terus menerus mengirimkan senjata ke Israel untuk melawan negara-negara Arab.
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Kenapa pemerintah mau kurangi subsidi BBM? 'Jadi yang teman-teman pantas membutuhkan subsidi ini kita tentunya akan jaga. Jadi masyarakat yang ekonominya rentan pasti akan terus berikan, kita tidak mau naikan harganya,' tegasnya di Jakarta, Senin (5/8).'Tapi mungkin ada teman-teman juga yang ke depannya sebenarnya harusnya sudah enggak butuh lagi subsidinya, itu bisa diarahkan untuk tidak menggunakan,' kata Rachmat.
-
Siapa yang memimpin Arab Saudi saat embargo minyak terjadi? Embargo minyak dilakukan oleh Pemimpin Arab Saudi, Raja Faisal bin Abdulaziz Al Saud pada negara-negara pendukung Israel.
Membebani pasar minyak, data pemerintah AS yang menunjukkan pesanan baru untuk barang-barang buatan AS secara tak terduga turun pada November, dengan penurunan tajam dalam permintaan untuk mesin dan peralatan listrik.
"Di pasar yang sedang mencari arah, ada kekhawatiran bahwa setiap perlambatan di sektor manufaktur akan memperlambat permintaan. Karena angkanya sedikit mengecewakan, itu memainkan skenario permintaan yang melambat," kata Phil Flynn, analis minyak di Price Futures Group di Chicago.
Harga minyak juga turun setelah data menunjukkan persediaan minyak mentah AS di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk minyak mentah berjangka AS, naik lebih dari 943.000 barel dalam seminggu yang berakhir 1 Februari, kata para pedagang, mengutip data dari perusahaan intelijen pasar Genscape.
Minyak mentah berjangka sebelumnya berada di sekitar tertinggi dua bulan. Brent mencapai USD 63,63 per barel, tertinggi sejak 7 Desember, sementara WTI naik menjadi USD 55,75 per barel, terkuat sejak 21 November.
Harga-harga telah didukung oleh putaran baru pemotongan pasokan dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang dimulai pada Januari. Pasokan OPEC turun pada bulan lalu dengan jumlah terbesar dalam dua tahun, sebuah survei Reuters menemukan pada pekan lalu.
Rusia telah sepenuhnya mematuhi janji untuk secara bertahap memangkas produksi minyaknya, Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Senin (4/2), menambahkan bahwa produksi menurun 47.000 barel per hari (bph) pada Januari dari Oktober.
Dampak pembatasan pasokan OPEC+ telah didorong oleh sanksi-sanksi AS terhadap perusahaan minyak milik negara Venezuela, PDVSA. Sanksi-sanksi itu akan membatasi transaksi minyak antara Venezuela dan negara-negara lain dan serupa dengan yang dikenakan terhadap Iran tahun lalu, beberapa analis mengatakan setelah memeriksa rincian yang diumumkan oleh pemerintah AS.
Uni Eropa sedang mempertimbangkan untuk menjatuhkan lebih banyak sanksi terhadap pemerintah Presiden Venezuela Nicolas Maduro, tetapi belum membahas embargo minyak, menteri luar negeri Malta mengatakan pada Senin (4/2).
Namun, sementara OPEC memangkas produksi, Amerika Serikat telah memperluas pasokan, dengan produksi yang paling baru berjumlah 11,9 juta barel per hari.
Para pelaku pasar juga mengamati perkembangan seputar perang perdagangan AS-China, yang telah menyeret pasar-pasar dunia karena investor khawatir bahwa perselisihan dapat berkontribusi pada potensi perlambatan ekonomi global.
"Pasar tampaknya menyalakan kekhawatiran baru bahwa tidak ada banyak kemajuan yang terlihat pada pembicaraan perdagangan AS-China," kata Gene McGillian, direktur riset pasar di Tradition Energy di Stamford, Connecticut.
Presiden AS Donald Trump minggu lalu mengatakan, dia akan bertemu dengan mitranya dari Tiongkok Xi Jinping dalam beberapa minggu mendatang untuk mencoba menyelesaikan perselisihan.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terkini, brent telah diperdagangkan pada kisaran USD95 per barel.
Baca SelengkapnyaAnak Buah Sri Mulyani tersebut meyakini kenaikan harga minyak mentah dunia bersifat sementara.
Baca SelengkapnyaData pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaTren lonjakan harga minyak tak bertahan lama usai ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran yang mulai mereda.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan harga minyak dunia timbulkan kekhawatiran bakal turut berdampak terhadap harga BBM di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaAlokasi APBN untuk subsidi BBM memang sangat memberatkan jika harga minyak dunia tembus di kisaran USD 90 per barel.
Baca SelengkapnyaPemerintah mendorong pengembangan migas non konvensional (MNK).
Baca SelengkapnyaVenezuela menjadi negara dengan harga bahan bakar fosil termurah di dunia.
Baca SelengkapnyaDalam periode ini memungkinkan ada ruang melakukan penurunan harga BBM non-subsidi.
Baca SelengkapnyaTingkat inflasi di US yang sulit turun salah satunya dipicu oleh kenaikan harga energi.
Baca SelengkapnyaPertamina kembali menahan harga BBM Non Subsidi pada Juni 2024. Meskipun harga minyak dunia menunjukkan tren naik.
Baca SelengkapnyaPemerintah diminta serius dalam menjaga pasokan beras di Tanah Air.
Baca Selengkapnya