Harga minyak kembali anjlok dipicu data China yang mengecewakan
Merdeka.com - Harga minyak dunia kembali turun pada Senin (Selasa pagi WIB). Hal ini dipicu data ekonomi dari China mengecewakan dan keraguan tentang kesepakatan para produsen minyak utama untuk memangkas produksi mereka dalam waktu dekat.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, turun USD 2 menjadi berakhir pada USD 31,62 per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April, patokan Eropa, turun USD 1,75 menjadi menetap di USD 34,24 per barel di London.
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Mengapa harga emas meningkat? Penemuan deposit baru di Mongolia terjadi ketika harga emas mencapai rekor baru, mencapai USD2.100 atau sekitar Rp32 juta per ons.
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Apa yang naik di bulan Oktober 2023? 'Jika dibandingkan September 2023, NTP naik karena Bulan September 2023 yang masih bernilai 111,25,' kata Asim, Jumat (03/11/2023).
-
Kenapa harga Pertamax diusulkan naik? Peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad menilai kenaikan harga Pertamax Series dinilai sudah cukup tepat lantaran harga minyak dunia yang sedang tinggi.
Indeks pembelian manajer (PMI) resmi China melacak aktivitas di pabrik dan bengkel kerja, jatuh menjadi 49,4 pada Januari, tingkat terendah sejak Agustus 2012 dan jauh di bawah angka 50 yang memisahkan antara pertumbuhan dan kontraksi.
Itu merupakan bulan keenam berturut-turut PMI manufaktur China mengisyaratkan kontraksi, menambah kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan negara sebagai konsumen energi terbesar dunia tersebut.
Analis mengatakan, para pedagang juga semakin skeptis tentang kesepakatan potensial dalam waktu dekat antara Rusia dan anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk memangkas produksi di pasar minyak yang jenuh.
Pembicaraan tentang kesepakatan tersebut telah membantu mengangkat harga minyak minggu lalu, tetapi memiliki "sedikit kredibilitas," kata catatan dari Morgan Stanley.
"Pasar cukup yakin kita tidak akan segera melihat apa-apa," kata kepala strategi komoditas di TD Securities, Bart Melek.
"Kami berada dalam situasi di mana sisi pasokan tidak mungkin berkurang karena tidak ada kesepakatan OPEC-Rusia dan kemudian Anda memiliki risiko baru yang muncul bahwa permintaan China tidak akan berada di sana," katanya.
Ketua OPEC, Abdalla El-Badri pada Selasa lalu menyerukan produsen minyak di luar kelompok OPEC untuk membantu mengurangi kelebihan pasokan global. Media Rusia pada Kamis lalu melaporkan bahwa para menteri dari OPEC dan negara-negara penghasil minyak lainnya akan bertemu pada Februari.
Bank investasi Goldman Sachs mengatakan dalam sebuah laporan bahwa penurunan produksi tidak mungkin, dan produsen minyak terbesar dunia akan terus memompa minyak mentah ke pasar yang jenuh.
Kelebihan pasokan dan permintaan yang lemah telah mendorong harga minyak turun dari di atas USD 100 per barrel pada Juli 2014 ke tingkat saat ini sedikit di atas USD 30 per barel.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaTerkini, brent telah diperdagangkan pada kisaran USD95 per barel.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan harga minyak dunia timbulkan kekhawatiran bakal turut berdampak terhadap harga BBM di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaMelemahnya Rupiah bisa berdampak pada kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok hingga elektronik berikut ini.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat, tiga besar negara tujuan ekspor non-migas Indonesia pada Januari 2024 adalah ke negara China, Amerika Serikat, dan India.
Baca SelengkapnyaSKK Migas memprediksi, penerimaan negara dari sektor hulu migas tahun ini akan berada di bawah target yang ditetapkan dalam APBN 2023.
Baca SelengkapnyaKini harga emas Antam dibanderol Rp1.413.000 per gram.
Baca SelengkapnyaAlokasi APBN untuk subsidi BBM memang sangat memberatkan jika harga minyak dunia tembus di kisaran USD 90 per barel.
Baca SelengkapnyaAnak Buah Sri Mulyani tersebut meyakini kenaikan harga minyak mentah dunia bersifat sementara.
Baca SelengkapnyaEmas batangan lebih menarik bagi pemegang mata uang lain.
Baca SelengkapnyaKinerja ekspor Provinsi Bangka Belitung pada Februari hanya USD18,76 juta atau setara Rp298,42 miliar.
Baca SelengkapnyaPertamina kembali menahan harga BBM Non Subsidi pada Juni 2024. Meskipun harga minyak dunia menunjukkan tren naik.
Baca Selengkapnya