Harga Minyak Mentah RI Turun Menjadi USD80,13 per Barel di November 2021
Merdeka.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, harga minyak mentah Indonesia atau ICP turun USD1,67 pada November 2021 dari posisi Oktober 2021 sebesar USD81,80 per barel menjadi USD80,13 per barel.
Pada November, harga rata-rata minyak mentah jenis Sumatran Light Crude (SLC) turun USD1,37 per barel dari bulan sebelumnya sebesar USD81,52 per barel menjadi USD80,15 per barel.
"Beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan harga minyak mentah di pasar internasional, antara lain rencana Amerika Serikat dan beberapa negara seperti China, Jepang, India, Inggris dan Korea Selatan untuk melepaskan cadangan minyak strategis untuk mengatasi tingginya harga minyak," sebut Tim Harga Minyak Indonesia di Jakarta, dikutip Antara, Jumat (10/12).
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Kapan harga BBM di dunia mencapai Rp81.000 per galon? Pada tanggal 11 Maret 2024, harga rata-rata bahan bakar per galon (3,7 liter) di seluruh dunia mencapai $5,13 atau sekitar Rp81.000.
-
Kapan Pertamina turunkan harga BBM? Pada periode 1 November 2023, Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Apa yang naik di bulan Oktober 2023? 'Jika dibandingkan September 2023, NTP naik karena Bulan September 2023 yang masih bernilai 111,25,' kata Asim, Jumat (03/11/2023).
Cadangan minyak strategis yang akan dilepaskan ke pasar tersebut diperkirakan sebesar 71 juta barel.
Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi harga minyak adalah melonjaknya kasus infeksi COVID-19 di Eropa dengan beberapa negara seperti Austria, Belanda, dan Jerman yang kembali memutuskan untuk melakukan penguncian menyebabkan kekhawatiran terjadinya penurunan aktivitas ekonomi dan penurunan permintaan minyak mentah di kawasan.
"Selain itu, terdapat kekhawatiran dengan munculnya varian virus COVID-19 baru, Omicron, di kawasan Afrika Selatan," sebut Tim.
Badan Energi Internasional melalui laporannya pada November 2021 menyampaikan prediksi bahwa akan terjadi kelebihan pasokan pada 2022, dengan perkiraan bahwa suplai minyak mentah dari negara-negara non-OPEC akan meningkat sebesar dua juta BOPD dibandingkan dengan akhir 2021.
Faktor Lainnya
Kedua, prediksi bahwa permintaan minyak mentah global tidak akan mencapai level sebelum pandemi sampai dengan akhir 2022, dengan perkiraan permintaan minyak mentah di 2022 hanya akan meningkat sebesar 1,4 juta BOPD dibandingkan dengan akhir 2021.
Faktor ketiga, produksi minyak mentah global meningkat sebesar 1,4 juta BOPD di Oktober 2021 dan akan kembali meningkat November dan Desember 2021, antara lain berasal dari produksi di Teluk Meksiko setelah terimplikasi Badai Ida dan OPEC+ yang akan meningkatkan kuota produksi secara perlahan.
Selain itu, peningkatan produksi yang cukup signifikan juga berasal dari Brasil, Kanada, Norwegia, Inggris, dan Guyana.
OPEC melalui laporannya menyampaikan penurunan harga minyak mentah dunia selama November 2021 juga disebabkan penurunan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak mentah global di 2021 sebesar 160 ribu BOPD dibandingkan proyeksi pada bulan sebelumnya menjadi 5,65 juta BOPD, sehingga proyeksi permintaan minyak mentah global di 2021 menjadi 96,44 juta BOPD.
"Juga terdapat penurunan proyeksi permintaan minyak mentah global di tahun 2022 sebesar 160 ribu BOPD dibandingkan proyeksi pada bulan sebelumnya, menjadi 100,59 juta BOPD," kata Tim Harga Minyak dalam laporan tersebut.
Terakhir, penguatan nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang mencapai rekor tertinggi dalam 16 bulan terakhir seiring data perekonomian AS yang positif.
Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut juga dipengaruhi oleh impor minyak mentah China yang merosot hingga level terendah dalam tiga tahun terakhir akibat tingginya harga minyak dan pembatasan kuota impor untuk kilang-kilang independen.
Selain itu, kembali melonjaknya kasus infeksi COVID-19 di beberapa negara di Asia, seperti Singapura, Korea Selatan dan China, serta penurunan proyeksi permintaan minyak mentah China dan India akibat lockdown di sejumlah daerah dan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dari yang diprediksi sebelumnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam periode ini memungkinkan ada ruang melakukan penurunan harga BBM non-subsidi.
Baca SelengkapnyaSKK Migas memprediksi, penerimaan negara dari sektor hulu migas tahun ini akan berada di bawah target yang ditetapkan dalam APBN 2023.
Baca SelengkapnyaKinerja ekspor Juni 2023 anjlok, hanya Rp302,33 triliun.
Baca SelengkapnyaPertamina menaikkan harga BBM non subsidi per hari ini.
Baca SelengkapnyaPer tanggal 1 November, harga bensin BP AKR mengalami penurunan untuk semua jenisnya.
Baca SelengkapnyaPertamina kembali menahan harga BBM Non Subsidi pada Juni 2024. Meskipun harga minyak dunia menunjukkan tren naik.
Baca SelengkapnyaImpor migas mencapai USD 2,65 miliar atau turun 25,56 persen secara bulanan,
Baca SelengkapnyaBP Diesel sebelumnya dijual Rp16.980 per liter menjadi Rp15.665 per liter.
Baca SelengkapnyaImpor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat, tiga besar negara tujuan ekspor non-migas Indonesia pada Januari 2024 adalah ke negara China, Amerika Serikat, dan India.
Baca SelengkapnyaTak hanya SPBU Pertamina, dan Shell yang mengalami kenaikan harga, harga BBBM di SPBU BP AKR mengalami kenaikan.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan harga minyak dunia timbulkan kekhawatiran bakal turut berdampak terhadap harga BBM di Tanah Air.
Baca Selengkapnya