Harga Minyak Naik Sentuh Level Tertinggi Dalam Satu Bulan
Merdeka.com - Harga minyak dunia tercatat naik lebih dari 2 persen dan mencapai level tertinggi dalam satu bulan. Kenaikan harga didorong data pemerintah Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan penarikan lebih besar dari yang diperkirakan dalam stok minyak mentah.
Hal ini karena ekspor mencapai rekor tertinggi dan penurunan stok produk olahan. Harga minyak Brent berjangka naik USD 1,44 atau 2,2 persen ke posisi USD 66,49 per barel. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) menguat USD 1,55 atau 2,7 persen menjadi USD 59,38 per barel.
Persediaan minyak mentah turun 12,8 juta barel pada pekan lalu. The Energy Information Administration (EIA) mengatakan, angka itu jauh melampaui harapan analis untuk penurunan 2,5 juta barel.
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Kapan harga BBM di dunia mencapai Rp81.000 per galon? Pada tanggal 11 Maret 2024, harga rata-rata bahan bakar per galon (3,7 liter) di seluruh dunia mencapai $5,13 atau sekitar Rp81.000.
-
Apa hasil terbesar Pertamina pada tahun 2023? PT Pertamina (Persero) berhasil membukukan laba total sebesar USD 4,77 miliar atau sekitar Rp 72,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.255 per USD).
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Bagaimana Pertamina Hulu Energi meningkatkan produksi minyak? Perlu dilakukan upaya-upaya khusus untuk peningkatan produksi minyak dengan berbagai macam recovery plan yang sudah disiapkan serta inisiatif baru.
Impor minyak mentah AS turun sebesar 1,2 juta barel per hari pada pekan lalu. Ekspor minyak mentah keseluruhan naik menjadi 3,8 juta barel per hari, yang mengalahkan rekor sebelumnya 3,6 juta barel per hari pada Februari.
"Banyak penarikan ini karena permintaan yang kuat. Kami akhirnya melihat dampak dari pengurangan produksi OPEC dan mulai melihat pengurangan di Venezuela," ujar Analis Price Futures Group, Phil Flynn, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (27/6).
Data EIA menunjukkan, stok bensin turun 996 ribu barel, sementara stok sulingan susut 2,4 juta barel.
Penarikan produksi terjadi bersamaan dengan berita kalau kilang minyak terbesar dan tertua di Pantai Timur AS akan ditutup setelah kebakaran besar pada pekan lalu yang menyebabkan kerusakan besar.
Philadelphia Energy Solutions (PES) berencana menutup komplek kilang dengan produksi 335 ribu barel per hari pada bulan depan.
Harga bensin AS pun naik empat persen setelah naik ke posisi tertinggi sejak 23 Mei. "Karena data EIA mungkin tidak mengambil dampak penuh penurunan PES, pengurangan tajam tambahan dalam pasokan bensin PADDD 1 mungkin muncul pada data EIA pekan depan," tulis Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates dalam sebuah catatan.
Melemahnya persediaan minyak mentah dan pemadaman kilang menambah ketidakpastian atas persediaan minyak mentah.
Hal ini juga didorong dari perang pernyataan dari pemerintahan AS dan iran yang memicu kekhawatiran pengiriman minyak melalui Selat Hormuz, rute pasokan minyak tersibuk di dunia dapat terganggu.
Terkait perang dagang apakah sedang terjadi, Presiden AS Donald Trump menyatakan kalau pihaknya tidak ingin melakukannya. Akan tetapi, pihaknya menyatakan dalam posisi kuat jika sesuatu terjadi. "Teheran telah mengecam putaran baru sanksi AS sebagai keterbelakangan mental," kata dia.
Ketegangan bilateral melonjak lagi usai Iran menembak jatuh drone AS pada pekan lalu. Hubungan tegang sejak pemerintahan AS menyalahkan serangan terhadap tanker minyak di luar teluk Iran. Sementara pemerintahan Iran telah membantah peran apapun.
Dalam jangka panjang, pasar akan menyaksikan pertemuan G20 pada akhir pekan ini diikuti oleh pertemuan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen non-OPEC pada 1-2 Juli.
OPEC akan membahas perpanjang pemotongan produksi pada semester II 2019. Berdasarkan sumber, produksi rata-rata minyak Rusia adalah 11,15 juta barel per hari pada 1-25 Juni, naik dari rata-rata 11,04 juta barel per hari selama 1-10 Juni.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaPemerintah mendorong pengembangan migas non konvensional (MNK).
Baca SelengkapnyaTerkini, brent telah diperdagangkan pada kisaran USD95 per barel.
Baca SelengkapnyaAnak Buah Sri Mulyani tersebut meyakini kenaikan harga minyak mentah dunia bersifat sementara.
Baca SelengkapnyaAlokasi APBN untuk subsidi BBM memang sangat memberatkan jika harga minyak dunia tembus di kisaran USD 90 per barel.
Baca SelengkapnyaDibandingkan tahun 2022, realisasi lifting minyak 2023 turun 1 persen.
Baca SelengkapnyaSKK Migas memprediksi, penerimaan negara dari sektor hulu migas tahun ini akan berada di bawah target yang ditetapkan dalam APBN 2023.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan harga minyak dunia timbulkan kekhawatiran bakal turut berdampak terhadap harga BBM di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaPemerintah diminta serius dalam menjaga pasokan beras di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaPenurunan realisasi lifting migas sebagai dampak adanya sejumlah kecelakaan kerja di awal tahun 2023.
Baca SelengkapnyaPadahal, kesepakatan Pemerintah bersama DPR RI menetapkan harga minyak mentah mencapai USD 82 per barel.
Baca SelengkapnyaAngka capaian ini juga mencatatkan peningkatan produksi minyak sebesar 27,22 persen dari 2021 atau 10,12 persen dari 2022.
Baca Selengkapnya