Harga Minyak Naik Tipis Didorong Pengurangan Produksi OPEC
Merdeka.com - Harga minyak bergerak sedikit lebih tinggi di perdagangan Asia pada Rabu pagi setelah turun lebih dari 4 persen dalam sesi sebelumnya. Kenaikan harga saat ini terjadi karena pengurangan produksi yang diperpanjang oleh OPEC dan sekutunya membantu menopang harga, meskipun ada kekhawatiran tentang permintaan yang lemah.
Penarikan besar tak terduga dalam persediaan minyak mentah di Amerika Serikat (AS) juga mendukung sentimen, setelah penurunan yang lebih besar dari perkiraan dalam persediaan dalam sebuah survei oleh organisasi industri swasta.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September diperdagangkan naik 48 sen atau 0,8 persen, menjadi pada USD 62,88 per barel pada pukul 00.53 GMT (07.53 WIB).
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Bagaimana Pertamina Hulu Energi meningkatkan produksi minyak? Perlu dilakukan upaya-upaya khusus untuk peningkatan produksi minyak dengan berbagai macam recovery plan yang sudah disiapkan serta inisiatif baru.
-
Apa yang mendorong peningkatan produksi? Peningkatan permintaan baru menjadi salah satu faktor utama yang mendorong aktivitas produksi.
-
Kenapa Pertamina perlu antisipasi gejolak ekonomi global? Erick menyebut kondisi ini memicu menguatnya dolar AS terhadap rupiah dan tentunya kenaikan harga minyak WTI dan Brent yang masing-masing telah menembus 85,7 dolar AS dan 90,5 dolar AS per barel.'Harga minyak ini bahkan diprediksi beberapa ekonom bisa mencapai 100 dolar AS per barel apabila konflik meluas dan melibatkan Amerika Serikat,' lanjut dia.
Minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk penyerahan Agustus naik 37 sen atau 0,7 persen, menjadi USD 56,62 per barel. Kedua harga acuan turun tajam pada Selasa (2/7) karena kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global membayangi pemotongan pasokan OPEC.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lainnya seperti Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, sepakat pada Selasa (2/7) untuk memperpanjang pengurangan pasokan minyak hingga Maret 2020 ketika para anggotanya mengatasi perbedaan untuk mencoba menopang harga.
"Pertemuan OPEC+ menunjukkan para anggota bersatu dalam masa-masa sulit, ditandai dengan melemahnya prospek permintaan global, yang bertujuan untuk pasar minyak yang lebih seimbang, meskipun jelas memiliki implikasi terhadap pangsa pasar," kata Amarpreet Singh, analis di Barclays Commodities Research dalam sebuah catatan.
"Ini mendukung harga minyak, dalam pandangan kami, bahkan ketika pasar tetap fokus pada sinyal makro yang lemah."
Menjelang data pemerintah yang akan dirilis Rabu, kelompok industri American Petroleum Institute (API) mengatakan bahwa persediaan minyak mentah AS turun 5 juta barel pekan lalu, lebih besar dari penurunan yang diperkirakan sebesar 3 juta barel.
Namun, tanda-tanda perlambatan ekonomi global yang memukul pertumbuhan permintaan minyak mengkhawatirkan investor setelah indikator manufaktur global mengecewakan dan AS membuka front perdagangan lain setelah mengancam Uni Eropa dengan tarif lebih banyak untuk mengimbangi bantuan pemerintah ke industri penerbangan.
Barclays memperkirakan permintaan akan tumbuh pada laju paling lambat sejak 2011, meningkat kurang dari satu juta barel per hari secara tahun-ke-tahun pada tahun ini.
Morgan Stanley, sementara itu, menurunkan perkiraan harga jangka panjang Brent pada Selasa (2/7) menjadi 60 dolar AS per barel dari 65 dolar AS per barel, dan mengatakan pasar minyak secara luas seimbang pada 2019.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anak Buah Sri Mulyani tersebut meyakini kenaikan harga minyak mentah dunia bersifat sementara.
Baca SelengkapnyaTren lonjakan harga minyak tak bertahan lama usai ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran yang mulai mereda.
Baca SelengkapnyaTerkini, brent telah diperdagangkan pada kisaran USD95 per barel.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan harga minyak dunia timbulkan kekhawatiran bakal turut berdampak terhadap harga BBM di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaPemerintah mendorong pengembangan migas non konvensional (MNK).
Baca SelengkapnyaData pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaDalam periode ini memungkinkan ada ruang melakukan penurunan harga BBM non-subsidi.
Baca SelengkapnyaPertamina kembali menahan harga BBM Non Subsidi pada Juni 2024. Meskipun harga minyak dunia menunjukkan tren naik.
Baca SelengkapnyaAlokasi APBN untuk subsidi BBM memang sangat memberatkan jika harga minyak dunia tembus di kisaran USD 90 per barel.
Baca SelengkapnyaAdapun mulai Jumat, 1 Desember 2023, BBM Pertamina yang mengalami penurunan harga yakni untuk produk Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex.
Baca SelengkapnyaIndustri kendaraan listrik di Tiongkok berkembang dengan sangat pesat
Baca SelengkapnyaHarga minyak mentah dunia terus menunjukan tren pelemahan hingga USD74,5 per barrel. Meski demikian, penurunan itu tidak diikuti oleh harga BBM Pertamina.
Baca Selengkapnya