Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Harga Minyak Naik Tipis Dipicu Sanksi AS Terhadap Eksportir Venezuela dan Iran

Harga Minyak Naik Tipis Dipicu Sanksi AS Terhadap Eksportir Venezuela dan Iran Ilustrasi Migas. shutterstock.com

Merdeka.com - Harga minyak dunia naik tipis pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB). Kenaikan harga didukung pengurangan pasokan yang dipimpin OPEC serta sanksi-sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap eksportir Venezuela dan Iran. Namun, kenaikan dibatasi oleh jatuhnya pasar saham dan kekhawatiran baru atas pertumbuhan permintaan.

Minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, naik USD 0,44 menjadi menetap pada USD 56,66 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara, minyak mentah Brent untuk pengiriman Mei naik USD 0,31 menjadi ditutup pada USD 66,30 per barel di London ICE Futures Exchange.

"Gambaran besarnya adalah fundamental jangka pendek sangat kuat. Namun masih ada sedikit kekhawatiran tentang persediaan," kata Analis Price Futures Group, Phil Flynn, di Chicago.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya seperti Rusia, tahun ini memangkas produksi dan memperketat pasar minyak, yang telah mendukung harga.

Sanksi-sanksi Amerika Serikat terhadap industri minyak anggota OPEC Iran dan Venezuela juga berdampak pada masa depan, kata para pedagang.

Perusahaan minyak milik negara Venezuela PDVSA minggu ini mengumumkan keadaan darurat maritim, dengan alasan kesulitan mengakses tanker-tanker dan personel untuk mengekspor minyaknya karena sanksi-sanksi.

Kelanjutan disiplin produksi Arab Saudi dan kesulitan Venezuela di bawah sanksi-sanksi Amerika Serikat menyebabkan produksi minyak mentah OPEC turun menjadi 30,80 juta barel per hari (bph) pada Februari, menurut survei S&P Global Platts yang dirilis Kamis (7/3).

Ketika Amerika Serikat menerapkan kembali sanksi terhadap Iran pada November, Washington memberikan keringanan kepada delapan pembeli minyak Iran. Keringanan yang memungkinkan mereka untuk membeli minyak mentah dalam jumlah terbatas selama 180 hari.

Washington telah menekan pemerintah ini untuk secara bertahap mengurangi impor minyak mereka dari Iran menjadi nol, tetapi para importir tetap dalam pembicaraan mengenai kemungkinan perpanjangan.

India ingin terus membeli minyak Iran pada level saat ini sekitar 300.000 barel per hari (bph), ketika pihaknya melakukan negosiasinya dengan Washington tentang perpanjangan keringanan sanksi-sanksi melampaui awal Mei, dua sumber di India yang mengetahui tentang masalah tersebut mengatakan.

Tanda-tanda permintaan yang kuat untuk produk olahan dari data Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu (6/3) juga membuat harga minyak naik.

Namun, harga tertekan pada Kamis (7/3) oleh kekhawatiran seputar ekonomi Eropa, yang mendorong Wall Street lebih rendah dan memicu kekhawatiran tentang permintaan minyak global.

Untuk menstimulasi ekonomi zona euro yang sedang kesulitan, Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis (7/3) menunda waktu kenaikan suku bunga pertama pasca-krisis ke tahun berikutnya paling cepat, dan menawarkan putaran baru uang tunai multi-tahun kepada bank-bank.

"Ada banyak kekhawatiran tentang ekonomi Eropa," kata Flynn. "Karena (Presiden ECB Mario Draghi) terdengar sedikit suram tentang pertumbuhan, kami melihat aksi jual besar-besaran di saham dan minyak bergerak turun dalam simpati dengan langkah itu."

Selanjutnya, minyak tetap dalam pasokan berlimpah berkat lonjakan produksi AS. Produksi minyak mentah AS berada pada rekor 12,1 juta barel per hari minggu lalu.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Harga Minyak Dunia Naik Dipicu Kondisi Ekonomi AS yang Mengecewakan
Harga Minyak Dunia Naik Dipicu Kondisi Ekonomi AS yang Mengecewakan

Data pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya
AS dan Israel Ancam Serang Kilang Iran, Harga Minyak Dunia Bakal Meroket?
AS dan Israel Ancam Serang Kilang Iran, Harga Minyak Dunia Bakal Meroket?

Lonjakan harga minyak terjadi usai Presiden AS Joe Biden mengancam akan bantu Israel untuk menyerang kilang milik Iran.

Baca Selengkapnya
Aksi Saling Serang Iran VS Israel Mereda, Harga Minyak Mulai Turun
Aksi Saling Serang Iran VS Israel Mereda, Harga Minyak Mulai Turun

Tren lonjakan harga minyak tak bertahan lama usai ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran yang mulai mereda.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani: Arab Saudi dan Rusia jadi Biang Kerok Kenaikan Harga Minyak Dunia
Sri Mulyani: Arab Saudi dan Rusia jadi Biang Kerok Kenaikan Harga Minyak Dunia

Terkini, brent telah diperdagangkan pada kisaran USD95 per barel.

Baca Selengkapnya
Kemenkeu Yakin APBN Tak Jebol Meski Harga Minyak Dunia Meroket, Ini Alasannya
Kemenkeu Yakin APBN Tak Jebol Meski Harga Minyak Dunia Meroket, Ini Alasannya

Anak Buah Sri Mulyani tersebut meyakini kenaikan harga minyak mentah dunia bersifat sementara.

Baca Selengkapnya
Harga Minyak Dunia Melambung Tinggi, Subsidi BBM Bakal Makin Membengkak
Harga Minyak Dunia Melambung Tinggi, Subsidi BBM Bakal Makin Membengkak

Alokasi APBN untuk subsidi BBM memang sangat memberatkan jika harga minyak dunia tembus di kisaran USD 90 per barel.

Baca Selengkapnya
Harga BBM SPBU Shell dan BP Kompak Turun per 1 Juni 2024, Lebih Murah dari Pertamina?
Harga BBM SPBU Shell dan BP Kompak Turun per 1 Juni 2024, Lebih Murah dari Pertamina?

Pertamina kembali menahan harga BBM Non Subsidi pada Juni 2024. Meskipun harga minyak dunia menunjukkan tren naik.

Baca Selengkapnya
Akibat Konflik Iran Vs Israel, Subsidi BBM di Indonesia Bengkak Jadi Rp249,86 Triliun
Akibat Konflik Iran Vs Israel, Subsidi BBM di Indonesia Bengkak Jadi Rp249,86 Triliun

Serangan balasan Iran ke Israel memicu kenaikan harga minyak dunia dan berakibat subsidi BBM bengkak.

Baca Selengkapnya
Gara-Gara Kondisi Ini, Target Produksi lifting Migas Tahun 2025 Turun
Gara-Gara Kondisi Ini, Target Produksi lifting Migas Tahun 2025 Turun

Pemerintah mendorong pengembangan migas non konvensional (MNK).

Baca Selengkapnya