Harga minyak naik usai kekhawatiran pengetatan persediaan minyak AS
Merdeka.com - Harga minyak dunia berakhir lebih tinggi pada Selasa (Rabu pagi WIB). Kenaikan tersebut disebabkan tanda-tanda pengetatan persediaan minyak, terutama di Amerika Serikat.
Dikutip Antara, Rabu (23/8), persediaan minyak mentah Amerika Serikat telah turun secara konsisten dalam beberapa pekan terakhir, sehingga mengurangi kekhawatiran investor tentang kelebihan pasokan global yang kronis.
Berdasarkan laporan Badan Informasi Energi AS (EIA), persediaan minyak mentah AS turun sebesar 8,95 juta barel, hampir tiga kali ekspektasi pasar untuk penurunan 3,1 juta barel. EIA akan merilis data persediaan minyak mentah terbaru pada Rabu (23/8) waktu setempat dan pasar memperkirakan persediaan akan jatuh lebih lanjut.
-
Mengapa harga emas meningkat? Penemuan deposit baru di Mongolia terjadi ketika harga emas mencapai rekor baru, mencapai USD2.100 atau sekitar Rp32 juta per ons.
-
Dimana harga sembako masih tinggi? Harga sejumlah bahan pokok masih terpantau tinggi di beberapa daerah. Di Pasar Induk Rau, Serang, kondisi tersebut masih terjadi hingga Kamis (13/7) siang.
-
Kapan harga emas naik tajam? Menurut data yang dikeluarkan NASDAQ di New York, Amerika Serikat, selama periode tersebut, harga emas naik dari 35 dolar per saham menjadi 850 dolar per saham.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Kenapa harga emas Antam naik hari ini? Harga emas dunia melonjak setelah data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lebih lemah dari perkiraan memicu harapan Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) dapat memangkas suku bunga paling cepat pada bulan September.
Selain itu, jumlah rig di Amerika Serikat yang tergolong sebagai pengeboran minyak juga berkurang lima rig menjadi 763 rig dalam pekan yang berakhir 18 Agustus.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, bertambah USD 0,27 menjadi menetap di USD 47,64 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober, naik USD 0,21 menjadi ditutup pada USD 51,87 per barel di London ICE Futures Exchange.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaAnak Buah Sri Mulyani tersebut meyakini kenaikan harga minyak mentah dunia bersifat sementara.
Baca SelengkapnyaTerkini, brent telah diperdagangkan pada kisaran USD95 per barel.
Baca SelengkapnyaLonjakan harga minyak terjadi usai Presiden AS Joe Biden mengancam akan bantu Israel untuk menyerang kilang milik Iran.
Baca SelengkapnyaTren lonjakan harga minyak tak bertahan lama usai ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran yang mulai mereda.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan harga minyak dunia timbulkan kekhawatiran bakal turut berdampak terhadap harga BBM di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaAlokasi APBN untuk subsidi BBM memang sangat memberatkan jika harga minyak dunia tembus di kisaran USD 90 per barel.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga minyak dunia saat ini akan berpengaruh kepada harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaKondisi global turut berkontribusi naiknya harga sejumlah komoditas.
Baca SelengkapnyaUsai pemilu, kemungkinan harga BBM bakal naik karena mengacu pada situasi yang ada saat ini.
Baca SelengkapnyaSelain berisiko memicu peperangan lebih besar, Arifin tak ingin harga minyak dunia meroket.
Baca SelengkapnyaPadahal, kesepakatan Pemerintah bersama DPR RI menetapkan harga minyak mentah mencapai USD 82 per barel.
Baca Selengkapnya