Harga minyak turun sebab persediaan AS meningkat di luar perkiraan
Merdeka.com - Harga minyak bergerak turun pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Penurunan harga terjadi setelah data AS menunjukkan peningkatan mengejutkan dalam persediaan minyak mentah domestik.
Namun, penurunan harga minyak masih tertahan sentimen melemahnya ekspor Iran, sehingga mempertahankan Brent di atas USD 80 per barel dan di jalur untuk kenaikan kuartalan kelima berturut-turut.
Patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman November turun USD 0,53 menjadi menetap di USD 81,35 per barel di London ICE Futures Exchange. Sehari sebelumnya, Brent naik ke setinggi USD 82,55, tertinggi sejak November 2014.
-
Kapan harga BBM di dunia mencapai Rp81.000 per galon? Pada tanggal 11 Maret 2024, harga rata-rata bahan bakar per galon (3,7 liter) di seluruh dunia mencapai $5,13 atau sekitar Rp81.000.
-
Apa yang naik di bulan Oktober 2023? 'Jika dibandingkan September 2023, NTP naik karena Bulan September 2023 yang masih bernilai 111,25,' kata Asim, Jumat (03/11/2023).
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Dimana harga BBM termahal di dunia? Biaya satu galon bahan bakar di Hong Kong mencapai Rp187.000.
-
Kapan Pertamina turunkan harga BBM? Pada periode 1 November 2023, Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
Sementara itu, minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November turun USD 0,71 menjadi berakhir di USD 71,57 per barel di New York Mercantile Exchange.
Persediaan minyak mentah AS naik 1,9 juta barel dalam seminggu yang berakhir 21 September, menurut data Badan Informasi Energi AS (EIA). Para analis telah memperkirakan penurunan 1,3 juta barel.
"Kami enggan banyak membaca aksi harga hari ini atau penambahan minyak mentah tak terduga menurut EIA. Komplek ini telah berjalan naik kuat dan berhak mendapatkan koreksi," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates, dalam sebuah catatan.
Para investor terus mengawasi sanksi-sanksi AS yang akan datang, yang mempengaruhi sektor perminyakan Iran, yang akan mulai berlaku pada November.
Pasar minyak bersiap untuk mendapatkan pasokan global dari sanksi-sanksi. Brent tetap di jalur untuk kenaikan kuartalan kelima berturut-turut, bentangan terlama sejak awal 2007 ketika enam kuartal berjalan mengarah ke rekor harga tertinggi USD 147,50 per barel.
Beberapa pembeli besar, seperti sejumlah penyuling India, telah memberi isyarat bahwa mereka akan menghentikan pembelian minyak mentah Iran tetapi dampaknya terhadap pasar global belum jelas.
Pejabat-pejabat AS, termasuk Presiden Donald Trump, sedang mencoba untuk meyakinkan para konsumen dan investor bahwa pasokan yang cukup akan tetap di pasar minyak dan telah mendorong Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk meningkatkan produksi.
Dalam pidato di PBB pada Selasa (25/9), Trump menegaskan kembali seruan kepada OPEC untuk memompa lebih banyak minyak, menuduh Iran menyebarkan kekacauan dan menjanjikan sanksi-sanksi lebih lanjut terhadap negara itu.
Kelompok "OPEC+", yang termasuk anggota non-OPEC seperti Rusia, telah bertemu akhir pekan lalu tetapi memutuskan untuk tidak meningkatkan produksi.
Commerzbank mengatakan dalam sebuah catatan bahwa kenaikan harga minyak terbaru terutama disebabkan oleh Trump sendiri. Dia memfokuskan perhatian pasar pada sanksi-sanksi Iran lagi, meskipun pasokan pasar cukup tersedia saat ini berkat peningkatan produksi OPEC dan Rusia.
Seorang pejabat industri minyak Nigeria mengatakan OPEC akan bertindak untuk menyeimbangkan pasar setelah harga minyak mencapai tertinggi empat tahun, tetapi opsinya mungkin dibatasi oleh kapasitas cadangan yang tersedia.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaAnak Buah Sri Mulyani tersebut meyakini kenaikan harga minyak mentah dunia bersifat sementara.
Baca SelengkapnyaTerkini, brent telah diperdagangkan pada kisaran USD95 per barel.
Baca SelengkapnyaLonjakan harga minyak terjadi usai Presiden AS Joe Biden mengancam akan bantu Israel untuk menyerang kilang milik Iran.
Baca SelengkapnyaAlokasi APBN untuk subsidi BBM memang sangat memberatkan jika harga minyak dunia tembus di kisaran USD 90 per barel.
Baca SelengkapnyaPertamina menaikkan harga BBM non subsidi per hari ini.
Baca SelengkapnyaPer tanggal 1 November, harga bensin BP AKR mengalami penurunan untuk semua jenisnya.
Baca SelengkapnyaDalam periode ini memungkinkan ada ruang melakukan penurunan harga BBM non-subsidi.
Baca SelengkapnyaPertamina kembali menahan harga BBM Non Subsidi pada Juni 2024. Meskipun harga minyak dunia menunjukkan tren naik.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan harga minyak dunia timbulkan kekhawatiran bakal turut berdampak terhadap harga BBM di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaPemerintah diminta serius dalam menjaga pasokan beras di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaAdapun mulai Jumat, 1 Desember 2023, BBM Pertamina yang mengalami penurunan harga yakni untuk produk Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex.
Baca Selengkapnya