Harga pakan ternak makin mahal akibat Rupiah terus melemah
Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah masih betah di level Rp 14.000 per USD. Pelemahan ini tentunya memengaruhi berbagai sektor bisnis di Indonesia, salah satunya harga pakan ternak yang makin melambung.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Desianto Budi Utomo mengatakan, pelemahan Rupiah membuat harga bahan baku pakan yang sebagian besar masih berasal dari impor semakin mahal. Bahan baku pakan berkontribusi sebesar 83 persen terhadap biaya produksi di industri ini.
"Sebetulnya dalam cost structure pakan itu 83 persen diakibatkan oleh bahan pakan. Kalau dari bahan pakan 60 persen itu dari impor, by value. Misalnya suplemen, vitamin, antibiotik, feed suplemen, premix, semuanya impor, bungkil kedelai 100 persen impor," ujar dia di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Rabu (4/7).
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Kenapa harga pupuk mahal? Beberapa waktu belakangan ini, harga pupuk mahal dan keberadaannya kian langka. Secara umum kelangkaan pupuk terjadi karena dampak dari perang antara Rusia-Ukraina.
-
Kenapa harga beras masih mahal? Berdasarkan data Bapanas per Selasa (19/3), harga beras premium berada di kisaran Rp16.490,- per Kg. Harga beras terpantau masih mahal.
-
Bagaimana harga beras di pasaran? Harga beras di pasaran masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Saat ini, harga pangan ternak ayam boiler berada di kisaran Rp 7.000 per kg. Harga tersebut sudah naik sekitar Rp 300 per kg dari harga sebelumnya. Namun, kenaikan tersebut masih terus coba ditahan agar harga jualnya ke peternak tidak terlalu tinggi.
"Kalau mengikuti bahan pakan 83 persen itu dari cost, kalau ada kenaikan harga bahan pakan itu otomatis naik. Itu seharusnya kita sudah naik Rp 600 lebih. Tapi kita beberapa anggota ada yang naik Rp 300, Rp 350. Untuk boiler sekitar Rp 7.000 per kg sudah sampai ke peternak. Kalau layer sekitar Rp 6.000-Rp 6.300. (Sejak awal tahun) Naiknya (harga pakan) sekitar 5 persen-6 persen," jelas dia.
Menurutnya, jika hingga akhir tahun ini rupiah terus berada di atas Rp 14.000 atau lebih, maka industri dengan terpaksa kembali menaikan harga pakan sebesar Rp 300 per kg. Hal ini akan berdampak pada para peternak, baik skala kecil maupun besar.
"Bisa naik lagi (jika rupiah terus di atas Rp 14.000) kemarin kan seharusnya naik Rp 600, sekarang baru naik Rp 300, mungkin naik Rp 300 lagi sampai akhir tahun," tandasnya.
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bahan baku makanan minuman masih didominasi oleh impor dari luar negeri, sehingga hal itu memberikan efek terhadap Industri tersebut.
Baca SelengkapnyaKondisi ini yang kemudian menjadi tantangan bagi sektor ritel Indonesia.
Baca SelengkapnyaDampak buruk pelemahan rupiah karena tingkat importasi obat-obat-obatan di Indonesia masih relatif tinggi.
Baca SelengkapnyaBanyak dari produk tersebut mengandalkan bahan baku impor.
Baca SelengkapnyaPerhitungan asumsi dolar dalam perhitungan biaya Bulog menggunakan asumsi dasar Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Baca SelengkapnyaKenaikan harga kedelai impor sebagai dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah kembali memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
Baca SelengkapnyaKondisi global turut berkontribusi naiknya harga sejumlah komoditas.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Indonesia sangat tergantung dengan komoditas ini, kenaikan harga beras semakin menghimpit masyarakat paling miskin.
Baca SelengkapnyaHarga beras terus mengalami kenaikan sejak tahun lalu. Impor beras menjadi solusi cepat yang dipilih pemerintah.
Baca Selengkapnya"Ketika nilai Rupiah melemah, harga bahan baku impor seperti besi, baja, semen, dan alat-alat berat yang diimpor akan meningkat," ucap Andi.
Baca Selengkapnya"Kita harus fokus ke produksi dalam negeri. Ini waktunya kita lakukan peningkatan produksi. Apalagi kurs dolar saat ini sedang tinggi," kata Kepala Bapanas.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat, rata-rata harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sebesar Rp6.295 per kilogram (kg) atau naik 2,97 persen selama Januari 2024.
Baca Selengkapnya