Harga Produk Makanan dan Minuman Dipastikan Tak Naik Selama Ramadan
Merdeka.com - Produsen makanan dan minuman memastikan tidak akan menaikkan harga produknya selama Ramadan dan Lebaran. Meski pada periode tersebut permintaan akan makanan dan minuman cenderung mengalami kenaikan.
Ketua Komite Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil menengah (UKM) Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), Irwan S Widjaja mengatakan, pihaknya telah mengantisipasi terkait lonjakan permintaan. Salah satunya dengan menyiapkan stok bahan baku lebih banyak dari biasa jelang Ramadan.
"Karena hampir setiap tahun kita sudah menyiapkan stok bahan baku hampir jauh-jauh hari. Biasanya (stok) kita tingkatkan 1-2 kali," ujar dia di Jakarta, Senin (6/5).
-
Apa yang dilakukan KKP untuk menjamin ketersediaan bahan baku pemindangan? Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong skema kemitraan para pelaku usaha pemindangan dengan penyedia bahan baku ikan agar ketersediaan bahan baku pengolahan pindang dapat terjamin.
-
Apa yang meningkat penjualannya menjelang Lebaran? Menjelang Hari Raya Idulfitri, penjualan pernak-pernik bernuansa Islami mengalami peningkatan sekitar 20-30 persen.
-
Bagaimana upaya Kementan untuk memenuhi produksi bawang merah? Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto mengatakan bahwa upaya kementan dalam memenuhi produksi bawang merah terus dilakukan melalui penyediaan benih unggul, alsintan hingga akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian.
-
Apa yang meningkat di Pasar Tanah Abang menjelang Ramadan? Menjelang Ramadan, aktivitas jual beli di Pasar Tanah Abang mulai mengalami peningkatan.
-
Kenapa Pertamina menyiapkan stok minyak mentah? Di sektor pengolahan, PT Kilang Pertamina Internasional memastikan stok minyak mentah dengan volume 25,5 hari dan kapasitas pengolahan mencapai 908 ribu barrel per hari.
-
Kemendag mengeluarkan apa? Kementerian Perdagangan berupaya untuk terus mendorong kinerja ekspor dengan memberikan kemudahan dan kepastian hukum.
Selain itu, lanjut dia, produsen makanan dan minuman juga biasanya meningkatkan produksinya jelang Ramadan hingga pekan ke-3 jalannya bulan puasa. Hal ini guna memenuhi permintaan selama Ramadan dan sebagai stok Lebaran.
"Menjelang puasa kapasitas produksi kita tingkatkan. Karena kalau puasa itu, durasi kerja sama tetapi jam kerjanya tidak maksimal karena puasa. Kita tambah dari dua shif menjadi tiga shift untuk memenuhi permintaan di lapangan," kata dia.
Dengan langkah-langkah tersebut, Irwan memastikan tidak ada lonjakan harga produk makanan dan minuman selama Ramadan, meski permintaannya meningkat. "Kita berusaha untuk tidak melakukan kenaikan harga, untuk stabilkan harga," tandasnya.
Sebelumnya, penjualan produk makanan dan minuman diprediksi naik 10 persen selama Ramadan. Angka tersebut cenderung stagnan bahkan lebih rendah jika dibandingkan periode yang sama di tahun-tahun sebelumnya.
Ketua Komite Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil menengah (UKM) Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), Irwan S Widjaja mengatakan, pada tahun-tahun sebelumnya, selama Ramadan terjadi lonjakan penjualan makanan dan minuman mencapai 12 persen. Namun, pada 2019 diperkirakan hanya sekitar 10 persen.
"Tahun sebelumnya naik rata-rata sebesar 9 persen-12 persen. Tahun ini kita prediksi paling tidak sampai 10 persen," ujar dia dalam Kongres Nasional Assessment Center Indonesia (KNACI) ke-5 di Jakarta, Kamis (2/5).
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan kebutuhan ikan secara nasional aman selama Ramadan hingga Lebaran.
Baca SelengkapnyaStok beras yang ada merupakan gabungan dari penyerapan lokal dan pengadaan impor.
Baca SelengkapnyaSatuan Tugas (Satgas) Pangan Polri memastikan, bahan pokok penting tersedia selama bulan suci Ramadan. Harganya juga dipastikan akan stabil.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi blak-blakan soal bantuan pangan dan kelangkaan beras.
Baca SelengkapnyaStok beras di Gudang Bulog Kanwil Sumatera Selatan dan Bangka Belitung sebanyak 10 ribu ton beras Thailand
Baca SelengkapnyaPemerintah jamin harga dan stok pangan terjangkau jelang lebaran 2024
Baca SelengkapnyaPara menteri diminta untuk menjaga harga pangan jelang Idul Fitri.
Baca SelengkapnyaIni dilakukan karena Pemerintah tidak ingin harga pangan membebani masyarakat saat bulan puasa.
Baca SelengkapnyaSepanjang melakukan rangkaian peninjauan harga di sejumlah pasar berada di kondisi stabil.
Baca SelengkapnyaMenko Pangan juga mengingatkan kepada masyarakat agar tak perlu khawatir kekurangan stok beras dan stok pangan lainnya menjelang Nataru 2024/2025.
Baca SelengkapnyaHarga beras sepekan terakhir melambung tinggi dari sebelumnya. Bahkan di sejumlah retail stoknya kosong.
Baca SelengkapnyaSusiwijono mengatakan, masalah utama beras langka dan mahal di ritel modern disebabkan adanya pergeseran masa tanam dan masa panen.
Baca Selengkapnya