Harga Reagen Tes PCR Ternyata Rp 90.000
Merdeka.com - Anda mungkin sering mendengar kata reagen selama pandemi Covid-19 ini. Cairan reagen adalah salah satu komponen vital dalam mendeteksi Covid-19 melalui tes PCR (polymerase chain reaction).
Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir mengungkapkan, bahwa harga asli untuk cairan reagen PCR yang dipublish saat ini hanya sebesar Rp90 ribu (tanpa PPN). Namun, harga ini belum termasuk dengan komponen penunjang lainnya seperti biaya APD dan jasa tenaga kesehatan, serta biaya operasional.
Sedangkan, jika melihat harga pengadaan melalui e-katalog (tanpa PPN) adalah Rp 81 ribu. Sementara harga e-katalog yang masih tayang saat ini adalah Rp193 ribu termasuk PPN, yang tayang sejak Februari 2021, dan saat ini sedang dalam proses pengajuan harga baru menjadi Rp89.100 termasuk PPN.
-
Siapa yang memberikan tanggapan mengenai PCR? Setelah mendengar pernyataan itu, epidemiolog Dicky Budiman memberikan tanggapan, khususnya mengenai penggunaan tes PCR. Dicky menjelaskan bahwa PCR merupakan metode yang digunakan untuk menggandakan materi genetik, baik DNA maupun RNA, dari sampel agar dapat dianalisis dengan lebih efektif.
-
Bagaimana harga beras di pasaran? Harga beras di pasaran masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
-
Dimana harga BBM termahal di dunia? Biaya satu galon bahan bakar di Hong Kong mencapai Rp187.000.
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Bagaimana Pertamina menentukan harga BBM? Dia menambahkan komposisi terbesar dalam menentukan harga BBM adalah harga ICP karena merupakan bahan baku. Jadi kalau harga ICP lebih tinggi dibandingkan nilai tukar maka harga ICP yang dominan menentukan harga BBM tersebut. 'Kalau keduanya bergerak naik (nilai tukar dan ICP), maka mempercepat penyesuaian harga BBM,' kata Tauhid.
-
Bagaimana Pertamina menentukan harga BBM non subsidi? Harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
"Dari harga juga memang kalau kita melihat struktur cost (harga) ini banyak dipertanyakan oleh masyarakat, banyak juga ditanyakan oleh anggota (DPR)," kata dia dia dalam rapat kerja bersama dengan BUMN Kesehatan, di DPR RI, Jakarta, Selasa (9/11).
Bio Farma sendiri telah beberapa kali menurunkan harga alat tes PCR sejak 2020 hingga 2021. Awalnya Bio Farma sempat menjual alat tes PCR (belum termasuk PPN) di Rp325 ribu. Selanjutnya pada September tahun 2020, harga alat tes PCR yang dijual Bio Farma Rp250 ribu.
Pada Agustus 2021, harga alat tes PCR Bio Farma turun lagi menjadi Rp113.636. Saat itu, Bio Farma mulai melakukan peningkatan kapasitas produksi dengan mengoperasikan fasilitas ex Flu Burung untuk produksi reagen PCR kit.
Harga alat tes PCR produksi Bio Farma kembali turun menjadi Rp90 ribu pada Oktober 2021. harga yang diberlakukan ini dengan harapan permintaan meningkat dan Bio Farma dapat mengoptimalkan kapasitas produksi sampai dengan 5 juta per bulan.
"Kami berkeyakinan dengan semakin banyak suplai dalam negeri mungkin harga ini bisa kita turunkan sampai level tertentu," jelasnya.
Alasan Kemenkes Tarif Tes PCR Rp900.000 di Awal Pandemi: Harga Komponen Masih Mahal
Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes Abdul Kadir menjelaskan alasan harga pemeriksaan realtime PCR begitu mahal di awal pandemi. Di waktu awal batas tarif tertinggi pemeriksaan realtime PCR sebesar Rp900.000.
"Tarif realtime PCR yang kita keluarkan tahun 2020 batas tertinggi Rp900.000. Turun menjadi Rp495.000 di Jawa Bali. Ini terjadi penurunan 45 persen," ujar dia, dalam konferensi pers, Senin (16/8).
Penurunan tarif tertinggi pemeriksaan realtime PCR, lanjut dia, disebabkan karena turunnya sejumlah komponen yang membentuk harga operasional, seperti harga reagen. "Ini disebabkan adanya penurunan dari harga-harga reagen dan bahan habis pakai," terang dia.
Dia menjelaskan, di awal pandemi, harga komponen-komponen tersebut masih mahal. Akibatnya biaya operasional juga meningkat.
"Contohnya harga masker, awal pandemi kan mahal sekali, kemudian harga hazmat, sarung tangan dan lain sebagainya, masih mengacu ke sana," ungkap dia.
"Setelah kita mengevaluasi sekarang ini, sekarang ini terjadi penurunan harga dan berdasarkan penurunan harga itu kita lakukan perhitungan ulang Unit cost maka didapatlah harga yang paling tinggi sekarang Rp495.000," katanya.
Untuk diketahui, turunnya biaya tes PCR ini tak lama setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegur Menkes Budi Gunadi Sadikin. Jokowi memerintahkan Menkes Budi menurunkan biaya tes usap Polymerase Chain Reaction (PCR) menjadi Rp 450.000-550.000. Perintah tersebut seiring keluhan masyarakat terkait harga tes PCR yang hingga saat ini masih terbilang mahal.
"Iya salah satu cara untuk memperbanyak testing adalah menurunkan tes PCR, dan saya sudah berbicara dengan menteri kesehatan mengenai hal ini, saya minta agar biaya tes PCR di kisaran Rp450.000-550.000," kata Jokowi dalam akun youtube sekretariat presiden, Minggu(15/8).
Selain itu Jokowi juga meminta agar hasil tes PCR dikeluarkan secepatnya. Maksimal 1x24 jam, bisa diketahui hasilnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mulai Januari 2024, vaksinasi Covid-19 tidak lagi gratis alias berbayar.
Baca SelengkapnyaHarga Pertamax saat ini Rp14.000 sementara di Pertashop Rp13.850 per liter.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) menjawab isu PMI menjual darah.
Baca Selengkapnyakemudian indikasi kerugian di Indofarma Global Medika atas penempatan dan pencairan deposito beserta bunga senilai kurang lebih Rp35 miliar atas nama pribadi.
Baca SelengkapnyaAda indikasi pengeluaran dana dan pembebanan biaya tanpa dasar transaksi yang berindikasi kerugian Indofarma Global Medika sekitar Rp24 miliar.
Baca SelengkapnyaSama seperti tren harga BBM non subsidi, tren harga produk LPG non subsidi juga disesuaikan dalam periode tertentu.
Baca SelengkapnyaPertamax Turbo alami kenaikan harga Rp1.050 dari sebelumnya Rp14.400 per liter menjadi Rp15.450 per liter.
Baca Selengkapnya