Harga telur naik, Kementerian Pertanian diminta ikut bertanggung jawab
Merdeka.com - Naiknya harga telur maupun daging ayam ras sejak bulan Ramadan disinyalir disebabkan oleh adanya kelangkaan pakan ternak dalam proses produksinya. Swasembada bahan pakan tak tercapai, yang pada akhirnya menyebabkan biaya produksi menjadi kian tinggi.
Oleh karena itu, Kementerian Pertanian harus bertanggungjawab terhadap kenaikan harga ini. Program upaya khusus padi, jagung dan kedelai (upsus pajale) besutan Kementerian Pertanian tak bisa sepenuhnya berkontribusi pada industri pakan.
"Problemnya bukan hanya masalah produksi, namun juga kontinuitas. Jangan dilihat ketika panen jagung, terus kita swasembada. Jagung masih diragukan bisa memasok kebutuhan industri pakan," urai Ketua Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (Pataka) Yeka Hendra Fatika melalui siaran pers, Sabtu (21/7).
-
Kenapa harga ayam potong naik? Menurut salah seorang pedagang di sana, harga ayam potong mengalami kenaikan hingga Rp8 ribu per kilogramnya.
-
Kapan harga telur ayam naik? Di pasar tradisional Simongan Semarang, telur ayam dibanderol seharga Rp27.000 per kilogram. Padahal empat hari sebelumnya, harga telur ayam masih berada di kisaran Rp24.000 per kilogram.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Kenapa harga kambing kurban naik? Kenaikan ini terjadi seiring meningkatnya permintaan pasar.
Untuk tahun ini, sasaran upsus adalah peningkatan produksi jagung menjadi 33,08 juta ton. Angka produksi ini bisa dicapai dengan dukungan program 4 juta hektare (ha) lahan, alat dan mesin pertanian serta bantuan pembinaan. Namun, Yeka menilai, konsistensi menjadi persoalan.
Dalam setahun kebutuhan industri pakan hanyalah 8 juta ton. Jika dirata-rata, kebutuhan per bulan berkisar 660.000 ton. Namun, budaya petani yang menanam jagung, padi dan palawija secara bergantian tiap musim menyebabkan produksi jagung tak merata sepanjang tahun.
"Pada saat yang sama, depresiasi Rupiah juga turut mendorong lonjakan harga pakan. Hal ini karena bungkil kedelai masih harus didatangkan dari luar negeri," jelas Yeka.
Meroketnya harga telur sebulan terakhir juga disebabkan minimnya pasokan akibat berkurangnya populasi ayam petelur. Hal ini diakibatkan banyaknya pelaku usaha skala kecil yang bangkrut ketika harga jatuh dua tahun lalu.
Yeka memperkirakan setidaknya 30 persen peternak ayam kecil yang terpaksa menutup usahanya akibat harga telur yang terlalu rendah. Faktor lain yang lebih berpengaruh, adalah adanya penyebaran penyakit yang ditemui di beberapa sentra penghasil telur, yang menyebabkan tingkat kematian hingga 40 persen sampai 100 persen.
Menurut Yeka, fenomena penurunan produktivitas ini terjadi setelah adanya larangan pengunaan antibiotic growth promoter (AGP). "Penyakit yang menyebabkan produktivitas lebih massif dan inilah yang menyebabkan biaya produksi mahal. Akibatnya, harga telur juga menjadi mahal. Tanpa adanya upaya dari pemerintah membenahi masalah ini, biaya produksi akan tetap mahal dan berimbas pada harga telur," jelasnya.
Peneliti Indef, Ahmad Heri Firdaus mengungkapkan hal senada. Masalah mengenai pakan ternak ini terlihat dari kurangnya suplai jagung khusus untuk pakan ternak yang bisa dihasilkan dari dalam negeri. Sementara itu, sudah sejak tahun lalu diketahui ada pembatasan impor jagung. Pembatasan mengenai impor jagung ini diputuskan lewat Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 57 Tahun 2015.
"Intinya masalah di pakannya ini cukup krusial. Itu berdampak terhadap outputnya, dalam hal ini adalah telur dan daging ayam," ujar Heri di kesempatan berbeda.
Jika suplai pakan saja sudah langka, bisa dipastikan biaya produksi telur maupun ayam ras melambung tinggi. Pasalnya, komponen pakan dalam peternakan ayam maupun unggas lainnya bisa mencapai 20 sampai 30 persen.
Di sisi lain, mengharapkan suplai nasional jagung untuk pakan ternak ibaratnya bertaruh seorang diri karena kerap produksi jagung tidak berkelanjutan sepanjang tahun. Padahal, peternakan membutuhkan asupan yang tetap.
"Sementara impornya itu kadang dibuka, kadang ditutup. Akhirnya kalau ditutup, harusnya pastikan dulu pasokan lokalnya mencukupi tidak," jelas Heri.
Untuk mengantisipasi kenaikan harga, Kementerian Perdagangan telah melakukan intervensi pasar yang dilakukan kementeriannya. Keputusan ini merupakan kebijakan yang diambil setelah Enggar menggelar rapat dengan para pengusaha perunggasan, mulai dari pengusaha pakan ayam, pengusaha ayam broiler sampai pengusaha telur dari berbagai daerah.
"Kami siapkan langkah intervensi pasar dengan meminta para integrator yang besar untuk mengeluarkan stoknya dan kami akan lakukan penjualan langsung di pasar jika harga tidak turun dalam seminggu," tutur Menteri Enggartiato, Senin (16/7) lalu.
Pemerintah mendesak para distributor telur ayam untuk menurunkan harga jual komoditas tersebut secara perlahan dalam waktu sepekan. Ini seiring kondisi pasokan yang sudah membaik usai Lebaran 2018.
Enggar memastikan, mahalnya harga telur maupun ayam ras saat ini bukan disebabkan aksi penimbunan. Hal ini lantaran kedua komoditas tersebut bukan barang yang tahan lama dan membutuhkan biaya untuk menahannya didalam peternakan atau gudang.
Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, dan para produsen sepakat turut mengurangi kadar obat-obatan pada ayam ternak. Libur Lebaran juga dinilainya berpengaruh. "Dari sisi suplai ke pasar terjadi pengurangan yang disebabkan masa libur yang panjang. Ternyata mereka yang bekerja di peternakan ini mau cuti," jelasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ipah menyebut, kenaikan harga telur ayam telah berlangsung selama satu pekan terakhir.
Baca Selengkapnyaharga telur ayam di pasar mengalami kenaikan menjadi Rp32.000 per kg.
Baca SelengkapnyaMelansir data panel harga dari Badan Pangan Nasional (Bapanas), Komoditas daging ayam ras melonjak paling tinggi.
Baca SelengkapnyaMenurut pantauan data Badan Pangan Nasional, harga telur ayam berada di level Rp28.360 per kilogram.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga membuat penjual dan pembeli sama-sama merana
Baca SelengkapnyaSaat ini harga beras kualitas premium rata-rata telah mencapai Rp18.000 per kilogram. Angka ini naik hingga 20 persen dari harga normal tahun 2023.
Baca SelengkapnyaAda beberapa harga komoditas bahan pangan yang mengalami kenaikan antara lain, beras, telur ayam, daging ayam, dan gula pasir.
Baca SelengkapnyaHarga telur saat ini sudah mendekati harga acuan yang ditentukan pemerintah.
Baca SelengkapnyaKomoditas yang masih tinggi adalah daging ayam dan telur.
Baca SelengkapnyaDi Pasar Anyar Kota Bogor misalnya, kenaikan berkisar Rp46 ribu hingga Rp55 ribu per kilogram.
Baca SelengkapnyaKomoditas daging ayam broiler mengalami kenaikan yang cukup tinggi.
Baca SelengkapnyaJika sebelumnya harga beras berada di kisaran Rp 8.000 per liter, kini melonjak menjadi Rp 10.000 per liter.
Baca Selengkapnya