Harga Unggas Bisa Meroket Jika Pakan Ternak Dikenakan PPN
Merdeka.com - Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar), Singgih Januratmoko meminta kepada pemerintah dapat meninjau ulang atas rencana pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas produk peternakan unggas, termasuk diantaranya pakan ternak. Sebab kenaikan bahan baku yang diolah industri perunggasan juga akan berdampak pada menaikkan harga ayam dan telur.
"Walaupun PPN nanti dikenakan kepada bahan baku pakan misalnya maka akan membuat biaya produksi untuk menghasikan ayam dan peterlur akan lebih mahal membuat masyarakat makin sulit memperoleh harga protein hewani yang lebih murah," ujar Singgih dalam pernyataannya di Jakarta, Jumat (2/7).
Merujuk Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilakukan Badan Pusat Statisk yang melansir tingkat konsumsi ayam daging ayam ras nasional sebesar 12,79 kilogram (kg) / kapita/ tahun. Angka tersebut sangat timpang dengan konsumsi daging ayam ras masyarakat Negeri Jiran yang sudah melebihi 40 kg / kapita/tahun.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Barang apa yang terkena kenaikan PPN? 'Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya, dan telah berkoordinasi dengan DPR. Hari ini pemerintah memutuskan bahwa kenaikan tarif PPN dari 11% menjadi 12% hanya dikenakan terhadap barang dan jasa mewah,' kata Presiden yang didampingi oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra WIjaya.
-
Kenapa harga ayam potong naik? Menurut salah seorang pedagang di sana, harga ayam potong mengalami kenaikan hingga Rp8 ribu per kilogramnya.
-
Kenapa PPN dinaikkan? Kenaikan PPN sendiri adalah amanah undang-undang nomor 7 tahun 2021 mengenai Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP) yang telah disepakati DPR dengan Pemerintah, yang mengamanatkan untuk menaikkan tarif PPN dari 10% ke 11% pada bulan April 2022, serta 11% menjadi 12% pada tanggal 1 Januari 2025.
-
Kenapa Kemnaker minta anggaran pertanian dinaikkan? 'Kuncinya cuma satu Pak dan tidak bisa ditawar-tawar yaitu anggaran. Bapak harus Ingatkan semua pihak bahwa bapak punya posisi tawar untuk menambah anggaran agar lebih baik. Negara tidak ada salahnya menambah anggaran pertanian. Mohon maaf Pak, kita sampai 50 tahun lagi pindah ibukota enggak apa-apa, tetapi kalau kelaparan 2 tahun saja bisa bubar kita pak,' ujar Alimin, Rabu (8/11).
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
Menurut Singgih konsumsi ketimpangan konsumsi daging ayam ras ini pun semakin melebar akibat menurunnya konsumsi daya beli masyarakat akibat dampak Covid 19. Hal ini tercemin dari penurunan produksi ayam ras per minggu yang biasanya mampu mencapai 70 juta ekor /minggu menjadi terpangkas tinggal 45 juta ekor per minggu.
Singgih mengajak semua pemangku kepentingan sektor perunggasan melakukan konsolidasi. Diakui Kementerian Keuangan membuka lebar melakukan diskusi. Namun melihat pengalaman ketika RUU KUP sudah disahkan menjadi Undang Undang maka secara substansial akan sulit untuk berubah.
"Memang draftnya belum kita lihat. Tapi kita akan meminta melakukan audiensi publik dengan sejumlah komisi terkait di DPR yang notabene beberberapa juga menjadi Badan Legislatif (Baleg) yang membahas RUU KUP," terangnya.
Ketua Umum Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT), Desianto menuturkan, pemerintah perlu berhati-hati mengenakan PPN pada sembako karena ini akan berdampak luas dan sangat luar biasa pada nilai transaksi belanja di masyarakat. "Pemerintah harus mengkaji terlebih dahulu bersama stakeholder perunggasan yaitu pelaku usaha, asosiasi, peternak dan akademisi," kata Desianto.
Diakui industri pakan ternak masih melakukan impor bahan baku untuk pakan ternak, diantaranya masih terkena PPN. Menurutnya dari sisi volume, kontribusinya tidaklah melebihi 35 persen dalam tatanan formuala bahan baku. Namun secara nominal, berkontribusi hingga 65 persen. "Di antaranya impor suplemen terkena PPN," terangnya.
Dengan kondisi tersebut maka terdapat ancaman dampak berantai terhadap kenaikan harga pakan seperti pada harga daging ayam. Menurutnya rerata Feed Conversion Ratio (FCR) ayam broiler sebesar 1,7, maka setiap kenaikan 1 persen pakan (feed) akan berdampak pada kenaikan harga livebird sebesar 1,7 persen, dan berpengaruh terhadap kenaikan harga karkas sebesar 3 persen. Jika dikenakan tarif PPN 10 persen akan terjadi kenaikan harga livebird adalah 17 persen dan kenaikan harga karkas sebesar 25 persen.
Sementara untuk harga telur, rata-rata FCR telur sebesar 2,3, maka setiap kenaikan feed sebesar 1 persen, akan berpengaruh kenaikan harga telur sebesar 2,3 persen.Apabila dikenakan tarif PPN 10 persen akan terjadi kenaikan harga telur adalah 23 persem. Bila dihitung dengan FCR telur (masa pullet) FCR 2,6 maka kenaikan harga telur adalah 26 persen.
"Bila perlu dari hulu sampai hilir tidak ada distorsi perlakuan pengenaan pajak pada komoditi strategis," ujar Desianto.
Indonesia dengan populasi 270 juta terbesar keempat di dunia, menjadi pasar yang sangat besar bagi produk peternakan seperti daging, telur dan susu. Seiring bertambahnya populasi serta meningkatnya kesadaran gizi masyarakat. Permintaan pasar terus berkembang dan secara tidak langsung permintaan produk olahan unggas seperti daging ayam, telur dan susu sebagai sumber protein hewani ini mudah didapat dengan harga terjangkau.
Sebelumnya, Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis, Yustinus Prastowo menyebut bahwa daging sapi dan beras menjadi barang yang disasar untuk dikenakan pajak pertambahan nilai (PPN) sembako. Dia melihat terdapat selisih harga yang begitu lebar di kedua barang tersebut jika dibandingkan dengan barang kebutuhan pokok lain.
Selain itu, dia menilai dua komoditas tersebut memiliki segmentasi orang-orang kaya. Namun, hingga saat ini belum dikenakan pajak.
"Dari 11 bahan kebutuhan pokok yang masuk dalam skema UU saat ini, ada 11. Kemungkinan yang kita kenai itu hanya daging dan beras. Itu yang mudah ya karena kelihatan gap harga yang sangat lebar, kalau telur, susu segar lalu umbi-umbian, sayur-sayuran saya rasa masih sama," ujar Yustinus dalam webinar bertajuk Dampak RUU PPN Terhadap Industri Strategis Nasional, Kamis (1/7).
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah harga pangan merangkak naik sejak awal pekan ini hingga beberapa hari menjelang perayaan Tahun Baru 2025.
Baca SelengkapnyaBahlil menyebutkan bahwa harga BBM tetap stabil dan tidak akan mengalami kenaikan akibat perubahan tarif PPN.
Baca SelengkapnyaMulai Januari 2025, PPN 12% akan dikenakan pada berbagai barang mewah, termasuk beras premium dan layanan kesehatan kelas VIP.
Baca SelengkapnyaMenkeu Sri Mulyani menjelaskan penyusunan kebijakan perpajakan dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi di berbagai sektor.
Baca Selengkapnyaharga telur ayam di pasar mengalami kenaikan menjadi Rp32.000 per kg.
Baca SelengkapnyaPKB menyarankan masyarakat yang keberatan terhadap pemberlakuan kebijakan PPN 12 persen, sebaiknya mengajukan uji materi (judicial review) UU HPP di MK.
Baca SelengkapnyaMenurut pantauan data Badan Pangan Nasional, harga telur ayam berada di level Rp28.360 per kilogram.
Baca SelengkapnyaAjib Hamdani menilai, opsi menaikkan tarif PPN ini menjadi sebuah dilema dalam konteks perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaCak Imin berjanji menunaikan mandat tersebut jika terpilih nantinya
Baca SelengkapnyaPara pengusaha mulai memperhitungkan dampak kenaikan PPN 12 persen dan kenaikan upah terhadap biaya operasional mereka.
Baca SelengkapnyaGanjar mendapat keluhan mahalnya harga jagung yang biasa digunakan untuk pakan ayam
Baca SelengkapnyaIpah menyebut, kenaikan harga telur ayam telah berlangsung selama satu pekan terakhir.
Baca Selengkapnya