Hari Ini, Rupiah Menguat Sentuh Level Rp 14.065 per USD
Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak menguat di perdagangan hari ini, Senin (15/4). Pagi ini, Rupiah dibuka di level Rp 14.085 per USD atau menguat dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.120 per USD.
Diketahui, Rupiah sempat melemah selama satu pekan. Mengutip data Bloomberg, Rupiah menguat tajam usai pembukaan di level Rp 14.065. Kemudian, bergerak stagnan dan saat ini Rupiah sedikit melemah di level Rp 14.068 per USD.
Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Katarina Setiawan membeberkan sejumlah data terkait dampak pemilu bagi perekonomian Indonesia.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Kapan rupiah mengalami devaluasi pertama? Pada 7 Maret 1946, pemerintah mendevaluasi nilai tukar rupiah sebesar 29,12 persen, dari Rp1,88 per USD1 menjadi Rp2,65 per USD1.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
-
Kenapa mata uang Indonesia disebut Rupiah? Nama Rupiah dipilih sebagai nama mata uang Indonesia karena, kuatnya pengaruh budaya India selama masa kejayaan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara, yang berlangsung selama ratusan tahun.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah diusulkan? Redenominasi bertujuan untuk menyederhanakan jumlah digit pada pecahan rupiah tanpa mengurangi daya beli, harga atau nilai rupiah terhadap harga barang dan/atau jasa.
Pemilu tidak terlalu memberikan dampak signifikan pada kinerja nilai tukar Rupiah. Berdasarkan pengalaman di beberapa pemilu sebelumnya, nilai tukar lebih dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global, seperti kebijakan moneter The Fed, harga minyak, dan tingkat inflasi di dalam negeri.
"Kalau kita melihat di tahun pemilu, nilai Rupiah tertekan. Terjadi di 2004 dan 2014, sedangkan di 2009 Rupiah menguat. Kalau kita cermati lebih dalam, di 2004 dan 2005, harga minyak naik tinggi, sehingga memicu inflasi sangat tinggi, sampai 17 persen waktu itu. Apa yang terjadi di 2014, pada waktu itu The Fed menghentikan quantitative easing. Jadi dua faktor itu sangat menekan nilai tukar rupiah," ujar dia, Sabtu (13/4).
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rupiah anjlok 38 poin setelah sebelumnya menyentuh level Rp16.375 per dolar AS pada Selasa (25/6).
Baca SelengkapnyaAda dua pertimbangan yang membuat rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaLaju Rupiah sore ini dipengaruhi oleh kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen.
Baca SelengkapnyaTernyata ini biang kerok nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat anjlok ke level Rp16.026 di hari ketiga lebaran Idulfitri.
Baca SelengkapnyaNilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis (16/5) dibuka naik di tengah surplus neraca perdagangan domestik pada April 2024.
Baca SelengkapnyaPada Selasa (14/5), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan di Jakarta ditutup melemah di tengah pasar menantikan data inflasi Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaPerdagangan Senin depan mata uang rupiah diprediksi fluktuatif namun ditutup menguat
Baca SelengkapnyaPelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI yang berlangsung lancar menjadi sentimen positif bagi pergerakan rupiah ke depan.
Baca SelengkapnyaRupiah kembali melemah pada perdagangan Selasa sore, 3 September 2024.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani klaim pergerakan Rupiah saat ini masih lebih baik dibandingkan dengan mata uang utama Asia lainnya.
Baca SelengkapnyaHal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaSaat ini, permasalahan yang muncul di industri dalam negeri menurunnya permintaan akibat menipisnya jumlah kelas menengah.
Baca Selengkapnya