Harus bebaskan lahan, pengembangan Blok Masela di darat lebih mahal
Merdeka.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menilai, ongkos pengembangan Blok Masela akan lebih mahal apabila dilakukan di darat (onshore). Alasannya, pengembangan blok tersebut harus melakukan pembebasan lahan.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), IGN Wiratmaja Puja mengatakan pemerintah akan membutuhkan waktu lebih panjang sebelum bisa membangun perangkat pengembangan blok gas abadi tersebut apabila harus melakukan pembebasan lahan.
"Onshore jadi mahal karena harus bebasin lahan. Lama karena banyak tanah harus dibebaskan. Paling hitungannya konsultan minimum beda dua tahun. Tahun 2026 kalau onshore, kalau yang offshore kan 2024," ujar Wirat di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (1/2).
-
Kapan proyek ini akan berlangsung? Proyek tersebut bertujuan untuk menyempurnakan dan memperkuat sistem dan kebijakan K3 di Indonesia dalam bentuk technical assistance atau bantuan teknis dari pihak KOSHA, dan akan berlangsung selama 3 tahun, yakni dari tahun 2024 sampai tahun 2026.
-
Kapan masa kerja Pantarlih Pilkada 2024? Masa kerja ini dimulai setelah pelantikan Pantarlih pada tanggal 24 Juni dan berakhir pada tanggal 25 Juli.
-
Kapan kata-kata awal tahun 2024 ini biasanya digunakan? Dalam detak awal tahun 2024, kita dihadapkan dengan lembaran baru yang siap kita tulis bersama.
-
Kapan proyek ini dimulai? Proses penghidupan kembali quagga ini dilakukan melalui The Quagga Project, yang dimulai pada 1987.
-
Kapan Pemilu 2024? Mendekati Pemilu 2024, sebagai warga negara yang baik kita perlu saling mengajak satu sama lain agar merayakan hak demokratis dengan memberikan suara.
-
Apa itu 2024 PT5? Asteroid ini kemudian dikenal sebagai bulan kedua atau bulan mini. Dikatakan bahwa bulan mini adalah asteroid kecil yang terperangkap sementara oleh gravitasi Bumi sebelum melanjutkan perjalanannya.
Meski belum diputuskan pola pengembangan Blok Masela akan dilakukan onshore atau offshore, Wiratmaja mengatakan, pemerintah masih yakin investor blok tersebut yakni Inpex Corporation dan Shell, masih berminat untuk mengembangkannya. Kementerian ESDM belum menerima pernyataan pembatalan rencana investasi dari kedua perusahaan tersebut.
"Kita harus tanya mereka dulu. Tapi belum ada menyatakan tarik investasinya, belum. Cuma pilih dia investasi di belahan dunia. Tunda yang lain itu," pungkas dia. (mdk/sau)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proyek pembangunan itu akan melampaui target awal karena banyak kendala yang dihadapi selama proses pengerjaan
Baca SelengkapnyaSKK Migas mencatat, ada sejumlah aspek yang membuat proyek Abadi Masela terhenti.
Baca SelengkapnyaDalam hal ini, Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mendapat porsi 20 persen. Sementara Petronas Masela Sdn Bhd sebesar 15 persen.
Baca SelengkapnyaRealisasi lifting minyak bumi di semester I-2024 tidak mencapai target karena banjir di Blok Rokan.
Baca SelengkapnyaPipa transmisi gas Ruas Cirebon-Semarang ditaksir memakan biaya Rp3,3 triliun.
Baca SelengkapnyaSKK Migas minta rencana pengembangan di Blok Masela oleh Pertamina rampung dalam satu bulan.
Baca SelengkapnyaAmblasnya Jalan Olimo, Jakarta Barat sempat membuat kemacetan sepanjang 2 km.
Baca SelengkapnyaProyek LRT Jakarta rute Velodrome-Manggarai ditargetkan selesai pada 2026.
Baca SelengkapnyaWakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo berharap, hingga akhir 2024, Tol Trans Sumatera akan tersambung dari Bakauheni sampai Jambi.
Baca SelengkapnyaPeningkatan produksi minyak dan gas tidak terlepas dari penambahan produksi minyak minyak pertama dari Proyek Banyu Urip Infill Clastic
Baca SelengkapnyaIzin ekspor konsentrat tembaga oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) yang saat ini berlaku hingga 31 Mei 2024.
Baca Selengkapnya