Hasilkan 1.000 Ton Limbah per Hari, Tangsel Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
Merdeka.com - Walikota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany, mengatakan bahwa persoalan sampah di wilayahnya sudah sangat genting dan harus segera ditangani. Salah satunya dengan memanfaatkannya sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Tercatat sekitar 900 ton hingga 1.000 ton sampah yang dibuang setiap hari.
"Kita kurang lebih 900 sampai 1.000 per hari," kata dia, saat ditemui, usia rapat koordinasi 'Waste Energy', di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Selasa (8/1).
Tingginya produksi sampah di Tangerang Selatan, kata dia, tidak diimbangi dengan daya tampung dan pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang sulit diperluas karena terkendala pembebasan lahan.
-
Mengapa Wali Kota Tarakan menekankan pengelolaan sampah? Dalam arahannya, Wali Kota menyampaikan beberapa poin penting terkait pengelolaan sampah demi kenyamanan dan keindahan kota Tarakan melalui program TPS3R.
-
Bagaimana cara mengatasi masalah sampah di Bantargebang? Demi menghindari longsor, maka dilakukan teknik terasering. "Jadi langkah itu yang kita terapkan sembari menunggu dibangunnya ITF di Jakarta.," kata Kepala Satuan Pelaksana TPST Bantargebang UPST DKI Jakarta, Handoko Raitno Solusi Lain Tahun ini, pabrik pengolah sampah atau refuse-derived fuel (RDF) plant akan dibangun di Bantargebang.
-
Kenapa Pemkab Sleman harus atasi masalah sampah? Permasalahan yang sering muncul, biasanya sulitnya mencari lokasi untuk tempat pengolahan atau pembuangan akhir sampah (TPA), kapasitas TPA, sampai munculnya penolakan masyarakat sekitar TPA akibat dampak yang ditimbulkan, seperti bau tidak sedap, dan pencemaran lingkungan.
-
Bagaimana Pemkab Sleman atasi masalah sampah? Pemkab Sleman menetapkan beberapa kebijakan dalam pengelolaan sampah rumah tangga agar semakin dapat terkelola dengan baik.
-
Apa yang dilakukan Pemkab Bantul untuk mengatasi sampah? “Mohon kerja sama kabupaten/kota untuk mengambil langkah-langkah penanganan sampah secara mandiri di wilayah masing-masing. Penutupan itu juga hasil kesepakatan rapat Sekda DIY dengan Sekda Kabupaten Sleman, Sekda Kabupaten Bantul, dan Sekda Kota Yogyakarta,“ katanya melalui sebuah surat edaran.
-
Apa dampak dari banyaknya sampah? Kini, seiring dengan melonjaknya suhu udara di musim panas, ada peringatan baru dari badan-badan bantuan tentang bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh banyaknya sampah.
"Tangerang Selatan itu kan padat penduduknya luar biasa, nambah-nambah persoalan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang kita sulit lakukan pembebasan lahan," ungkapnya.
Hal tersebut kemudian membuat Pemda Tangerang Selatan harus membuang sampah di TPA yang ada di daerah lain. Salah satunya di TPA Nambo, Kabupaten Bogor. "Sampai kemarin kita kerjasama dengan Nambo," jelasnya.
Permasalahan sampah yang mendesak ini, kata dia, mendorong Pemda dengan fasilitasi oleh Pemerintah Pusat untuk menerapkan teknologi dalam pengelolaan sampah yakni dengan membangun PLTSa. "Kalau konsepnya sanitary landfield itu akan berat. Harus menggunakan teknologi, mau tidak mau," ungkapnya.
"Dengan 900 sampai 1.000 ton itu sudah sangat laik untuk dibangun PLTSa," jelasnya.
Saat ini, jelas Airin, sedang dilakukan Studi Kelaikan atau Feasibility Study (FS) dan Detail Engineering Design (DED). Kegiatan tersebut melibatkan Pemerintah Korea. Masuknya Pemerintah Korea, kata dia, merupakan bentuk kerjasama government to government (G to G) yang dilakukan oleh pemerintah pusat.
"Kita sudah ada feasibility study dari negara Korea, mudah-mudahan bisa dipercepat. Di time table itu kan bulan April, kita coba percepat. Pihak Korea berjanji dokumen FS DED-nya selesai di akhir Februari, awal Maret," jelas dia.
Menurut Airin, jika FS dan DED sudah selesai maka proses lelang dapat dimulai. "Karena setelah ada dokumen lelang, lalu proses lelang. Setelah ada pemenang langsung dilakukan sehingga ini mempercepat proses pelelangan dan mempercepat pembangunan, PLTSa ini pun cepat selesai," ungkapnya.
"(Investasi?) Mau BUMD, mau BUMN, swasta silakan saja. Yang penting segera dibangun sehingga persoalan sampah di Tangerang Selatan bisa diselesaikan," imbuhnya.
Diharapkan dengan adanya PLTSa, penanganan dan pengelolaan sampah di Tangerang Selatan dapat berjalan dengan lebih baik sekaligus mengatasi keterbatasan lahan TPA di Tangerang Selatan.
"Selama ini kita (gunakan konsep) sanitary landfield tapi karena keterbatasan lahan, kita kecil 147 km persegi untuk pembebasan lahan sudah sangat sulit. Jadi dari awal sudah saya sampaikan harus gunakan teknologi, dan direspon baik oleh pak presiden sehingga Tangsel masuk dalam Perpres Pembangkit Listrik Tenaga Sampah," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka membeberkan langkahnya memecahkan masalah sampah di Solo
Baca SelengkapnyaPemkab Banyuwangi terus melakukan berbagai langkah pengolahan sampah.
Baca SelengkapnyaKebakaran Gunung Sampah TPA Sarimukti sudah berlangsung sejak Sabtu (19/8) malam.
Baca SelengkapnyaKebakaran yang terjadi mulai Sabtu (19/8) ini telah meluas lebih dari 10 hektare.
Baca SelengkapnyaFasilitas ini dapat membantu mengurangi emisi karbon yang dihasilkan sektor kelistrikan, khususnya dari PLTU.
Baca SelengkapnyaTak punya tempat pembuangan akhir, sampah tersebut dibawa kemana ya?
Baca SelengkapnyaVolume sampah yang terus meningkat masih menjadi tantangan bagi pemerintah di tengah fasilitas pengolahan sampah yang terbatas.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Bangun RDF Plant Senilai Rp1,2 T di Rorotan, Apa Kelebihannya?
Baca SelengkapnyaHari ini, Tangsel ada di urutan dua dari sepuluh daerah dengan tingkat polisi tertinggi.
Baca SelengkapnyaSIG melalui anak usahanya, SBI, juga menjadi inisiator sekaligus operator fasilitas RDF pertama di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPusat daur ulang sampah plastik di Medan Belawan memproduksi tiang lampu taman yang berbahan dasar sampah plastik
Baca Selengkapnya