Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Hati-Hati Penipuan, Ini 5 Cara Aman Bertransaksi Digital

Hati-Hati Penipuan, Ini 5 Cara Aman Bertransaksi Digital Ilustrasi SMS. Shutterstock/TATSIANAMA

Merdeka.com - Perusahaan financial technology (fintech) yang terus bertumbuh menjadi sinyal positif bagi ekonomi digital di Tanah Air. Hingga September 2021, tercatat jumlah perusahaan fintech di Indonesia mencapai 785 perusahaan.

Pada tahun 2030, transaksi ekonomi digital diproyeksikan akan mencapai USD315 miliar atau setara dengan Rp1,7 triliun. Untuk itu, pemerintah berharap ekonomi digital mampu menjadi sektor yang resilien dan tangguh di tengah disrupsi akibat pandemi Covid-19.

Namun, di sisi lain, pesatnya pertumbuhan fintech menimbulkan masalah baru di ekosistem digital, salah satunya banyaknya kasus penipuan ketika melakukan transaksi secara digital. Berdasarkan data CekRekening.id dari Kemkominfo, dalam 5 tahun terakhir Kemkominfo menerima setidaknya 486.000 laporan dari masyarakat terkait dengan tindak pidana informasi dan transaksi elektronik, di mana fraud yang mendominasi adalah penipuan transaksi daring dengan jumlah laporan mencapai 405.000.

Masih maraknya kasus penipuan online tidak lepas dari tingkat literasi masyarakat yang masih cenderung rendah, di mana mayoritas masyarakat Indonesia baru mengenal solusi fintech sebatas dompet digital dan paylater.

Padahal, fintech yang bergerak di bidang pembayaran dan pinjaman mewakili sekitar setengah atau 52 persen dari keseluruhan bidang fintech yang ada di Indonesia. Sementara, masih banyak produk fintech lainnya, seperti investasi pada angka 14 persen serta teknologi keuangan dan akuntansi mencakup 13 persen dari total perusahaan fintech di Indonesia.

Selain itu, perusahaan yang bergerak di mata uang kripto baru mencakup 8% persen dari total perusahaan. Banyaknya perusahaan fintech dan jenis produk yang ditawarkan kerap menimbulkan kebingungan tersendiri bagi penggunanya untuk memilih perusahaan dan produk yang tepat untuk mereka.

Untuk itu, Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) mengajak masyarakat menyadari pentingnya menciptakan ruang transaksi digital yang aman di tengah pemanfaatan fintech yang terus meningkat. Berikut 5 cara aman untuk bertransaksi secara digital.

1. Pahami risiko fintech yang digunakan

Sebelum memutuskan menggunakan produk dan layanan dari sebuah perusahaan fintech, ada baiknya untuk mengenal lebih jauh produk dan layanan yang ditawarkan. Risiko jangka panjang penggunaan fintech seringkali masih luput dari perhatian masyarakat karena terburu-buru memanfaatkan manfaat instan yang ditawarkan. Sebagai evaluasi diri sendiri, sudahkah Anda memahami perbedaan tabungan, proteksi, dan investasi?

2. Jaga identitas digital

Banyaknya kasus kebocoran data menimbulkan masalah baru dalam bertransaksi digital. Dari banyaknya perusahaan fintech yang hadir, pengguna harus bijak dalam memilih layanan dan aplikasi yang tepat untuk digunakan terutama untuk keamanan privasi, perlindungan data pribadi, serta keamanan bertransaksi.

Pilihlah fintech yang menjamin keamanan data pribadi Anda. Banyak aplikasi fintech sudah menggunakan identifikasi digital yang terjamin aman, seperti VIDA dan Privy. VIDA dan Privy merupakan penyedia layanan digital identity (Digital ID) yang dapat mempercepat proses konsumen untuk menggunakan layanan digital dengan aman dan nyaman.

Aplikasi ini mampu memverifikasi segala jenis identitas yang disediakan dalam bentuk digital, seperti KTP dan tanda tangan digital.

3. Waspada dengan iming-iming hadiah besar

Beragam modus penipuan dengan iming-iming hadiah hingga ratusan juta rupiah banyak membuat benteng pertahanan digital masyarakat runtuh. Iming-iming hadiah ini kerap disampaikan melalui SMS, e-mail, media sosial, atau bahkan telepon langsung dan ditawarkan hadiah atau diinformasikan memenangkan undian tertentu.

Apabila nomor ponsel hingga alamat e-mail tidak dikenal serta tak mencantumkan info perusahaan secara jelas dan lengkap, sebaiknya langsung abaikan, hindari menekan link yang dikirimkan, termasuk hindari memberikan informasi pribadi Anda.

4. Cek perusahaan fintech secara resmi melalui cekfintech.id

Tertarik untuk transaksi, investasi, atau lakukan pinjaman lewat perusahaan fintech? Sebaiknya jangan terburu-buru untuk bertransaksi. Pastikan perusahaan fintech yang dituju sudah terdaftar dan memiliki izinsecara resmi.

Anda bisa cek terkait perusahaan fintech melalui laman cekfintech.id. Anda cukup memasukkan nama fintech yang ingin dicek, maka akan keluar informasi berupa status izin dari regulator seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk perusahaan tersebut.

5. Perkuat edukasi

Data dari Global Web Index (2021) menunjukkan Indonesia menduduki peringkat keempat di dunia untuk penetrasi pengguna internet di Indonesia. Sejalan dengan hal ini, pemerintah menargetkan inklusi keuangan mencapai 90% di tahun 2024.

Namun, di satu sisi indeks literasi keuangan Indonesia sendiri masih tergolong rendah, yakni baru mencapai 49,68%. Untuk itu, perlu adanya penguatan kompetensi masyarakat dalam literasi digital, termasuk memahami risiko fintech yang digunakan hingga cara melindungi privasi dan keamanan informasi.

Melihat kebutuhan ini, Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) berkomitmen untuk terus memberikan edukasi relevan kepada masyarakat agar tidak salah langkah dalam memanfaatkan produk fintech.

Baru-baru ini, AFTECH berkolaborasi dengan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), dalam menghadirkan program edukasi tahunan Bulan Fintech Nasional (BFN) 2022 yang sukses mengedukasi lebih dari 1,5 juta masyarakat. Selain edukasi, program ini menawarkan 232 lowongan pekerjaan dari perusahaan fintech Indonesia.

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
idEa: Literasi Digital Jadi Kunci Penting agar Transaksi Digital Tetap Aman dari Kecurangan
idEa: Literasi Digital Jadi Kunci Penting agar Transaksi Digital Tetap Aman dari Kecurangan

Ada banyak sisi positif yang dapat dirasakan oleh pengguna dalam bertransaksi secara digital, di antaranya kemudahan untuk memilih metode.

Baca Selengkapnya
Hati-Hati, Masyarakat Berpendidikan Tinggi Bisa Jadi Korban Penipuan Keuangan Digital
Hati-Hati, Masyarakat Berpendidikan Tinggi Bisa Jadi Korban Penipuan Keuangan Digital

Modus operandi penipuan terkait keuangan ilegal juga semakin lama semakin canggih meskipun sektor jasa keuangan (SJK) terus melakukan inovasi.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Ini Penyebab Masyarakat Banyak Terjerat Judol hingga Pinjol
Ternyata, Ini Penyebab Masyarakat Banyak Terjerat Judol hingga Pinjol

Pesatnya teknologi digital saat ini membuat masyarakat dapat dengan mudah melakukan aktivitas keuangan.

Baca Selengkapnya
Tips Hindari Kejahatan Digital Jelang Lebaran, OJK Malang Imbau Warga Ganti PIN Berkala dan Jangan Mudah Percaya Orang
Tips Hindari Kejahatan Digital Jelang Lebaran, OJK Malang Imbau Warga Ganti PIN Berkala dan Jangan Mudah Percaya Orang

Menjelang lebaran, penipuan marak terjadi. Waspadalah!

Baca Selengkapnya
Data APKLI: Ada 65,4 Juta Pelaku Ekonomi Rakyat, Lebih 50 Persen Belum Melek Digitalisasi Keuangan
Data APKLI: Ada 65,4 Juta Pelaku Ekonomi Rakyat, Lebih 50 Persen Belum Melek Digitalisasi Keuangan

BI mencatat transaksi quick response code Indonesia standard alias QRIS pada April 2024 tumbuh 175,44 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Baca Selengkapnya
Asparindo Tegaskan Sosialisasi dan Edukasi Jadi Kunci Perkembangan Transaksi Digital
Asparindo Tegaskan Sosialisasi dan Edukasi Jadi Kunci Perkembangan Transaksi Digital

Ketua Umum Asparindo Y. Joko Setiyanto mengatakan, sosialisasi saat ini penggunaan transaksi digital belum efektif sampai ke kalangan masyarakat bawah.

Baca Selengkapnya
Empat dari Lima Orang Indonesia Mudah Tertipu Transaksi Online, Ternyata Ini Penyebabnya
Empat dari Lima Orang Indonesia Mudah Tertipu Transaksi Online, Ternyata Ini Penyebabnya

Empat dari Lima Orang Indonesia Mudah Tertipu Transaksi Online, Ternyata Ini Penyebabnya

Baca Selengkapnya
Ada 354 Juta Ponsel Aktif di Indonesia, Jokowi: 50 Persen Rentan Jadi Korban Kejahatan dan Penipuan Digital
Ada 354 Juta Ponsel Aktif di Indonesia, Jokowi: 50 Persen Rentan Jadi Korban Kejahatan dan Penipuan Digital

Presiden Jokowi sebut hampir setengah penduduk Indonesia rentan jadi korban kejahatan dan penipuan digital.

Baca Selengkapnya
Hippindo Ungkap Enaknya Pakai QRIS dalam Berbisnis, Penyedia Teknologi Digital Beberkan Faktanya
Hippindo Ungkap Enaknya Pakai QRIS dalam Berbisnis, Penyedia Teknologi Digital Beberkan Faktanya

Menurut data Hippindo, transaksi digital seperti QRIS juga dapat meningkatkan jumlah transaksi terhadap para anggotanya.

Baca Selengkapnya
Tiga Tips dari Polisi Agar Terhindar Penipuan Online
Tiga Tips dari Polisi Agar Terhindar Penipuan Online

Dirreskrimsus Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak bicara pentingnya meningkatkan kemampuan literasi digital agar terhindar dari penipuan online.

Baca Selengkapnya
Perkuat Literasi Keuangan, PNM Ajak Nasabah Lakukan 5 Hal Ini untuk Lindungi Data Pribadi
Perkuat Literasi Keuangan, PNM Ajak Nasabah Lakukan 5 Hal Ini untuk Lindungi Data Pribadi

Nasabah PNM Mekaar yang belum seluruhnya melek digital berpotensi menjadi korban penyalahgunaan data pribadi.

Baca Selengkapnya
Pembayaran COD Diintegrasikan dengan Layanan Digital, Bisa Bayar Gunakan QRIS
Pembayaran COD Diintegrasikan dengan Layanan Digital, Bisa Bayar Gunakan QRIS

Namun demikian, metode pembayaran COD juga tetap membutuhkan perhatian agar keamanan dan kenyamanan pembeli dan penjual tetap terjamin.

Baca Selengkapnya