Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Hatta: MEA tak bikin tukang cukur Vietnam kerja di Indonesia

Hatta: MEA tak bikin tukang cukur Vietnam kerja di Indonesia hatta rajasa. Merdeka.com

Merdeka.com - Pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau pasar bebas ASEAN tinggal hitungan bulan. Pada Desember 2015, liberalisasi barang dan jasa kawasan ini berlaku efektif.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengaku banyak mendapat pertanyaan dari masyarakat mengenai liberalisasi pasar tenaga kerja. Banyak orang khawatir nantinya buruh murah dari negara ASEAN membanjiri Indonesia.

Hatta menepis kekhawatiran itu, karena yang masuk hanyalah tenaga kerja terampil (skilled labour). "Saya sering ditanya, pak apakah tukang cukur Vietnam nanti akan kerja  di sini? Tentu tidak. Maksudnya adalah investasi di Indonesia, bisa mengambil tenaga kerja dari kawasan," ujarnya di Lembaga Ketahanan Nasional, Jakarta, Selasa (18/2).

Kendati demikian, mantan menteri perhubungan ini membenarkan bahwa ada bahaya mengintai dari liberalisasi pasar tenaga kerja tersebut. Alasannya, banyak posisi yang membutuhkan sertifikat internasional, misalnya tenaga konstruksi, operator alat berat, dan lain sebagainya.

Untuk itu, supaya Indonesia diuntungkan, akan lebih baik bila pemerintah mengupayakan agar negara ini menjadi basis produksi untuk ekspor. Sehingga walaupun nantinya tenaga kerja asing masuk, tapi manfaat perekonomian dalam negeri lebih besar.

"Maka ekonomi kita harus berkualitas agar kapital itu terbang ke sini. Arah kita adalah ekonomi berbasis nilai tambah," kata Hatta.

Saat ini, rata-rata negara ASEAN baru mencapai kesiapan 78 persen untuk menjalankan MEA. Hatta mengklaim Indonesia sudah siap menghadapi era liberalisasi kawasan itu, walau belum sebaik Singapura. "Kita sudah sejajar dengan Malaysia, sedangkan Laos, Vietnam, masih di bawah kita," tandasnya.

Isu liberalisasi arus tenaga kerja terlatih ini jadi perhatian Kamar Dagang dan Industri Indonesia. Jumlah tenaga kerja yang kurang terdidik di Indonesia masih tinggi yakni mereka yang berpendidikan di bawah SD dan SMP mencapai 68,27 persen atau 74.873.270 jiwa dari jumlah penduduk yang bekerja sekitar 110.808.154 jiwa.

Ini menyebabkan masih rendahnya produktivitas dan daya saing tenaga kerja dalam negeri. Kadin khawatir, nantinya buruh Indonesia akan tersisih, kalah bersaing dengan tenaga kerja terampil asal negeri jiran.

Kekhawatiran itu juga disuarakan oleh Staf pengajar Lemhanas Timotius Harsono. Jika pemerintah tak rajin memberi pelatihan dengan sertifikat internasional, maka pekerja asing akan diuntungkan dan merebut jatah penduduk Indonesia.

"Kan yang dibebaskan bukan TKI, tapi tenaga profesi perawat, guru, petugas pengoperasian traktor, untuk itu kita harus menyiapkan sumber daya yang cukup, sehingga kalau orang-orang punya sertifikat mereka bisa bekerja. Kalau enggak pengusaha di era MEA ambil orang Filipina, Malaysia, kita hanya jadi penonton," kata Timotius. (mdk/idr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
AFTA adalah Kerja Sama Regional di Kawasan Asia Tenggara, Berikut Penjelasan dan Tujuannya
AFTA adalah Kerja Sama Regional di Kawasan Asia Tenggara, Berikut Penjelasan dan Tujuannya

AFTA menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan integrasi ekonomi di ASEAN dan menciptakan pasar yang lebih efisien di wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya
Daftar Negara Asean Paling Banyak Pengangguran, Indonesia Nomor Berapa?
Daftar Negara Asean Paling Banyak Pengangguran, Indonesia Nomor Berapa?

Pengangguran terjadi karena ketidakseimbangan antara jumlah lapangan kerja yang tersedia dan laju pertumbuhan penduduk.

Baca Selengkapnya
Entepreneur Hub, Jurus Pemerintah jadi Indonesia Negara Maju 2045
Entepreneur Hub, Jurus Pemerintah jadi Indonesia Negara Maju 2045

Pemerintah meluncurkan program Entepreneur Hub dalam rangka meningkatkan rasio pengusaha baru di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Pertama dalam Sejarah, Mitra Dagang ASEAN Beralih dari China ke Amerika Serikat
Pertama dalam Sejarah, Mitra Dagang ASEAN Beralih dari China ke Amerika Serikat

Meski demikian, situasi perdagangan ini belum menguntungkan Indonesia sebagai negara terbesar di kawasan ASEAN.

Baca Selengkapnya
ASEAN Jadi Terbaik di Tengah Tantangan Ekonomi Global, PDB Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,2 Persen
ASEAN Jadi Terbaik di Tengah Tantangan Ekonomi Global, PDB Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,2 Persen

Indonesia merupakan basis manufaktur alternatif yang kompetitif dan sekaligus memiliki konsumsi dalam negeri yang kuat.

Baca Selengkapnya
Arsjad Rasjid: Vietnam Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi ASEAN
Arsjad Rasjid: Vietnam Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi ASEAN

Ketua ASEAN-BAC Arsjad Rasjid mengungkapkan alasan Vietnam jadi penggerak ekonomi ASEAN.

Baca Selengkapnya
PMI Manufaktur Indonesia Kalahkan China, AS hingga Eropa
PMI Manufaktur Indonesia Kalahkan China, AS hingga Eropa

Hal ini menunjukkan sektor manufaktur Tanah Air ini dalam kategori ekspansif dan akseleratif bersama dengan India, Filipina, dan Meksiko.

Baca Selengkapnya
Mendag Zulkifli Hasan Siap Pimpin Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN ke-55 di Semarang
Mendag Zulkifli Hasan Siap Pimpin Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN ke-55 di Semarang

Mendag Zulkifli Hasan mengungkapkan, terdapat beberapa manfaat penyelenggaraan rangkaian AEM.

Baca Selengkapnya
Janji Muhaimin Jika Terpilih di Pilpres 2024, Tak Ada Lagi Pekerja Asing di Level Bawah
Janji Muhaimin Jika Terpilih di Pilpres 2024, Tak Ada Lagi Pekerja Asing di Level Bawah

Berdasarkan penelitian BRIN, TKA mendominasi pekerjaan kasar di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Data BPS: Jumlah Pengangguran Indonesia Capai 7,47 Juta Orang
Data BPS: Jumlah Pengangguran Indonesia Capai 7,47 Juta Orang

Amalia menjelaskan per Agustus 2024, terdapat sebanyak 215,37 juta penduduk usia kerja.

Baca Selengkapnya