Hidup Sinergi Bersama Lumpur Sidoarjo
Merdeka.com - Luapan Lumpur Sidoarjo yang juga dikenal dengan Lusi, sudah terjadi selama 13 tahun. Lokasinya terletak di Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Lokasi awal kejadian terletak sekitar 200 meter dari sumur pengeboran gas Banjar Panji-1 milik PT Lapindo.
Lusi merupakan fenomena kebencanaan baru di bumi. Walaupun sejak tahun 2014 intensitas semburannya mengalami penurunan, namun masih bersifat fluktuatif, sehingga masih tetap bertenaga dan masih mampu menimbulkan ancaman.
Dampak semburan lumpur sidoarjo ini, sangat menimbulkan kebencanaan luar biasa terutama bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya. Banyak yang kehilangan sumber penghidupan dan tempat tinggal, berikut dengan permasalahan lainnya.
-
Dimana Lumpur Lapindo terjadi? Pusat maupun titik semburan lumpur panas Lapindo ini berada di Desa Siring, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
-
Kenapa Lumpur Lapindo terjadi? Dikatakan bahwa rencana pengeboran dilakukan dengan target formasi Kujung, ternyata di lokasi tempat pengeboran tidak dilakukan formasi Kujung.
-
Apa itu Lumpur Lapindo? Lumpur Lapindo Sidoarjo merupakan salah satu bencana alam di Indonesia yang sampai sekarang belum menemukan jawabannya. Sebab, penyebab munculnya lumpur panas Lapindo masih dalam perdebatan dan belum menemukan hasil yang final.
-
Kapan sumur minyak pertama di Indonesia ditemukan? Tahun 1880, sumur minyak bumi pertama pun ditemukan di Indonesia oleh seorang ahli perkebunan tembakau yang berasal dari perusahaan Deli Tobacco Maatschappij yang pindah dari Jawa ke Sumatra.
-
Di mana lokasi longsor? Tanah longsor menimpa sebuah rumah di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, pada Jumat (7/7) pagi.
-
Dimana sumur minyak pertama di Indonesia ditemukan? Bukan di Pulau Jawa, Ternyata Ini Lokasi Sumur Minyak Mentah Pertama di Indonesia Tidak banyak orang tahu bahwa penemuan lokasi sumur minyak pertama di Indonesia berada di sebuah desa bernama Telaga Said, Kabupaten Langkat.
Oleh karena itu, Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo (PPLS) dibentuk melalui Perpres Nomor 21 Tahun 2017 dan kini berada di bawah Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR.
Ditemui saat Seminar Semburan Lumpur Sidoarjo di Bandung (18/09), Kepala PPLS Jefry Recky Pattiasina berupaya mencari solusi atas permasalahan yang ditimbulkan Lusi serta menganalisa manfaat apa yang bisa digali dan diperoleh dari semburan Lusi.
Seminar dengan tema 'Hidup Sinergi Bersama Lusi' ini bertujuan untuk mengkaji dinamika geologi, infrastruktur dan pemanfaatan lumpur serta penyampaian informasi dan menggali potensi lumpur untuk memperoleh masukan dalam rangka pengendalian Lumpur Sidoarjo yang efektif dan efisien.
"Sangat diharapkan nantinya ada inovasi dalam hal pengendalian Lusi dari pusat semburan hingga muara. Nantinya tentu ada perubahan paradigma dalam melihat Lusi sebagai potensi, bukan bencana semata," ujar Jefry.
©2019 Merdeka.comJefry menambahkan harapannya melalui acara ini didapat berbagai informasi dan gagasan tentang pengendalian lumpur, sehingga dapat meningkatkan kemampuan dan menganalisa dengan tepat serta menerapkan hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan Lusi.
Acara ini juga membahas beberapa permasalahan yang belum tuntas terkait Lusi, antara lain sertifikasi aset tanah atas pembelian tanah dan bangunan warga terdampak, penyelesaian ganti rugi tanah dan bangunan dalam peta area terdampak, perkara hukum yang masih dalam proses penyelesaian, peremajaan peralatan pompa yang rata-rata sudah berusia lebih dari 10 tahun, pengendalian banjir dan pengkajian batas wilayah kerja peta area terdampak.
Acara ini melibatkan berbagai stakeholders terkait, termasuk akademisi dari perguruan tinggi di Indonesia. Seminar ini menghadirkan Kepala BPLS tahun 2016-2017 Prof. Hardi Prasetyo, Ikatan Ahli Geologi Indonesia Pengda Jatim Handoko Teguh Wibowo, Ahli Geoteknik DR. Ria Asih, Ahli Teknik Sipil Prof. masyarakat Geowisata Indonesia Iwan Krisdasantausa, DR.Heryadi Rahmat, Puslitbang Perumahan dan Permukiman Lasino, serta mantan Direktur Jenderal Sumber Daya Air Mudjiadi yang bertindak sebagai moderator. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut sejarah lumpur Lapindo Sidoarjo beserta penyebab dan dampaknya bagi sekitar.
Baca SelengkapnyaDi tengah keputusasaan, tiba-tiba sesuatu menyembur dari dalam tanah
Baca SelengkapnyaBelum banyak yang tahu bahwa Kabupaten Sidoarjo dulunya merupakan lautan. Bukti fisiknya pun masih bisa disaksikan hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaKekeringan melanda Desa Jatisari, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Kondisi ini sudah terjadi sekitar sebulan terakhir.
Baca SelengkapnyaBukit lumpur itu sudah berkali-kali meletus dan menelan korban jiwa.
Baca SelengkapnyaPotret bangunan masjid masih berdiri kokoh di tengah area lumpur Lapindo di Sidoarjo,Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaRamai di media sosial, air di pemukiman warga diduga tercemar bensin.
Baca SelengkapnyaKeberadaan Waduk Tempuran diapit oleh dua desa penghasil minyak bumi
Baca SelengkapnyaSelain Danau Toba, Sumatera Utara punya daya tarik wisata lainnya yang tak kalah eksotis dan indah tepatnya berada di Kota Siantar.
Baca SelengkapnyaDahulu danau ini tercipta akibat erupsi gunung purba di Bandung
Baca SelengkapnyaLokasi kebakaran sumur minyak ilegal ini masuk dalam wilayah wilayah hukum Kepolisian Resor Langsa.
Baca SelengkapnyaKondisi rumah membuat warga cemas terjadi bahaya, mereka meminta pihak terkait bertanggung jawab.
Baca Selengkapnya