Hindari 7 Hal Ini Saat Berbincang dengan Rekan Kerja
Merdeka.com - Kebijakan kerja dari rumah (work from home) untuk mengantisipasi penyebaran covid-19 membuat sebagian orang tidak pergi keluar untuk berinteraksi langsung dengan orang lain. Hal tersebut mungkin akan menurunkan kemampuan berkomunikasi kita, misalnya menjadi lebih pemalu dan tidak tahu topik apa yang ingin dibicarakan.
Ada baiknya Anda mempersiapkan kembali kemampuan berkomunikasi Anda sebelum akhirnya kembali bekerja langsung.
Gaya hidup serba di rumah ini mulai membuat kita nyaman berada di rumah terus menerus secara tidak langsung. Tak heran apabila Anda merasa aneh dan canggung saat bertemu rekan kerja yang sudah lama tidak berjumpa langsung.
-
Mengapa penting untuk mempersiapkan diri sebelum kembali kerja? Setelah liburan panjang, biasanya tugas dan pekerjaan jadi menumpuk. Mungkin kamu harus membaca terlebih dulu tumpukan email yang belum sempat dicek di kotak masuk, atau mengecek kembali koordinasi pekerjaan di WhatsApp Group untuk memastikan sudah sejauh mana progress pekerjaan berlangsung. Hal ini bisa menguras banyak waktu jika dilakukan sekaligus di hari pertama bekerja. Kamu bisa saja melakukan warming up dengan mempersiapkan diri sejak malam sebelumnya. Dengan begitu, ketika bekerja keesokan harinya nggak dibuat bingung sendiri tentang apa saja yang harus dilakukan atau harus mulai bekerja dari mana, karena semuanya sudah terorganisir dengan baik.
-
Apa saja yang perlu diperhatikan sebelum kembali bekerja? Praktisi Kesehatan Masyarakat, dr. Ngabila Salama, menekankan lima hal yang tidak boleh dipaksakan oleh masyarakat saat beraktivitas setelah liburan.
-
Bagaimana cara berkomunikasi yang baik? Cara komunikasi yang baik harus dipahami oleh setiap orang agar informasi bisa tersampaikan dengan baik. Beberapa tips cara komunikasi yang baik berikut bisa menjadi referensi: 1. Menjadi Pembuka Pembicaraan Menjadi pembuka pembicaraan (opener) yang baik adalah melakukan leveling atau menyamakan frekuensi dengan masuk kedalam latar belakang atau hal yang disukai lawan bicara. Menjadi opener juga harus berwawasan luas, alangkah baiknya melakukan research untuk membuka topik pembicaraan
-
Gimana cara agar komunikasi lebih efektif di tempat kerja? Individu yang berhasil di berbagai bidang memahami bahwa mempengaruhi orang lain tidak hanya berkaitan dengan teknik, tetapi juga dengan cara menyampaikan pesan secara efektif.
-
Bagaimana cara melakukan komunikasi efektif? Berikut tips melakukan komunikasi yang efektif, bisa dipraktikkan: 1. Menyimak Aktif: Dengan benar-benar mendengarkan apa yang dikatakan oleh lawan bicara, kita dapat memahami dengan lebih baik pesan yang ingin disampaikan.
-
Bagaimana cara mempersiapkan diri untuk dunia kerja? Persiapan Diri dengan Baik: Selama masa kuliah, belajar dengan tekun dan manfaatkan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan tambahan. Rencanakan dengan baik pencarian pekerjaan, termasuk pembuatan CV yang kuat dan surat lamaran kerja yang menarik.
Meskipun demikian, Anda tidak perlu merasa khawatir karena salah satu pakar komunikasi berkata bahwa sumber kecemasan umum yang bisa didengarnya adalah interaksi yang harus kembali dilakukan antar rekan kerja nanti.
Salah satu contohnya adalah obrolan ringan dan sekedar basa-basi saat berpapasan di lift, kamar kecil, ataupun lingkungan kantor lainnya. Namun, yang perlu digarisbawahi adalah keterampilan basa-basi tidak memiliki kaitan dengan kepribadian Anda. Hal tersebut justru berkaitan dengan belajar berempati kepada audiens Anda.
Melansir dari CNBC Make It, jika ingin meningkatkan keterampilan komunikasi serta mampu menciptakan suasana obrolan yang nyaman, ada 7 hal yang harus dihindari sebagai berikut.
1. Berasumsi Tidak Ada Orang yang Ingin Berbicara dengan Anda
Merasa malu untuk memulai pembicaraan adalah wajar. Namun, Anda bukanlah satu-satunya orang yang merasa begitu. Jika Anda mengkhawatirkan fisik dan merasa tidak percaya diri, sekarang adalah waktunya untuk berhenti hanya berfokus pada diri sendiri saja.
Pikirkan hal-hal yang jauh lebih penting dan memiliki lingkup yang luas. Apalagi setelah berbulan-bulan melakukan isolasi di rumah karena pandemi, tidak menutup kemungkinan orang-orang di sekitar Anda sudah siap untuk kembali membangun relasi.
2. Menyela Percakapan yang Ada
Waktu yang tepat adalah kunci memiliki komunikasi dan interaksi yang mulus. Jika Anda melihat dua orang atau lebih sedang terlibat dalam sebuah percakapan dengan semangat penuh, jangan memberanikan diri Anda untuk langsung masuk ke lingkaran tersebut.
Hal tersebut pertama dinilai tidak memiliki etika karena sudah memotong percakapan orang lain. Kedua, mereka belum tentu menginginkan atau mengizinkan Anda untuk masuk terlibat. Oleh karena itu, melihat situasi dan kondisi serta menentukan waktu yang tepat menjadi sangat krusial.
Solusi yang ditawarkan adalah menunggu jeda. Kemudian, begitu Anda mendapatkan perhatian dari salah satu mereka, idealnya ada komunikasi nonverbal yang terjadi. Di situlah kesempatan Anda untuk membuka topik.
Ingat, perlu menjaga jarak untuk tidak terlalu berdekatan dengan lawan bicara. Jika Anda memang ingin didengar, jangan terlalu jauh dan dekat. Itu akan menghancurkan suasana.
3. Mulai Berbicara Tanpa Harus Mengatakan Sesuatu
Membaca situasi juga memerlukan kepekaan pada situasi sekitar. Ketika seseorang sedang merasa sedih, terpuruk, atau sedang tenggelam dalam pikirannya sendiri, mencairkan suasana dengan berkata 'Hai!', bukanlah hal yang baik dilakukan.
Situasi yang ada menjadi jauh lebih sensitif, dengan begitu Anda perlu melakukan konfirmasi terlebih dulu untuk meminta izin pada lawan bicara apakah diperkenankan untuk mengajaknya berbicara atau menanyakan sesuatu. Hal tersebut akan lebih sopan dan memudahkan Anda untuk menyesuaikan diri.
4. Membuang Waktu Lawan Bicara
Berbicara dengan seseorang harus dengan atensi penuh agar menunjukkan Anda memiliki minat dan tujuan yang serius saat berbicara dengan mereka. Jangan menatap lantai, sambil bermain gawai atau hanya melihat lawan bicara dari balik bahu.
Sangat mudah untuk mengabaikan obrolan ringan karena merasa canggung, aneh, tidak nyaman atau tidak penting. Namun, ketika ada hubungan yang terjalin secara spontan, hargailah percakapan tersebut.
5. Mulai dengan Topik Konvensional
Apabila ada orang baru yang membuat Anda tertarik untuk mengajaknya berbicara, sebaiknya tidak membicarakan topik yang terlalu berbobot/serius, tidak menyenangkan, dan hal-hal yang berbau politik.
Orang akan langsung jenuh, malas, dan membuka peluangnya untuk berbicara dengan Anda karena sudah bisa membayangkan betapa bosannya membicarakan sesuatu yang berat. Ditambah, jika terjadi perbedaan pendapat, hal itu tentunya akan membuat orang asing tersebut tidka nyaman.
Jika tetap tertarik pada topik-topik tersebut, itu bagus, tetapi tahan sebentar. Sebagai permulaan, bukalah dengan hal-hal ringan dan sederhana, seperti sesuatu yang dekat dengan Anda dan bisa diamati bersama. Misalnya tentang musik yang bisa kalian berdua dengar, atau makanan yang bisa dicicipi bersama.
6. Menggunakan Bahasa yang Sulit Dipahami
Hubungan yang sudah terjalin harus dipertahankan dan menjadikan diri Anda sebagai sosok yang mudah dimengerti dalam penggunaan bahasa/kata yag digunakan.
Jika Anda berbicara dengan bahasa yang berbeda, misalnya menggunakan bahasa gaul yang tidak terlalu dimengerti, hal itu harus dihindari menggunakan kata-kata yang mudah dipahami. Komunikasi yang lancar membutuhkan pemahaman yang sama agar pesan yang ingin disampaikan tidak berbeda dengan apa yang ingin disampaikan di awal obrolan.
7. Terlalu Banyak Membicarakan Diri Sendiri
Pada dasarnya orang suka membicarakan diri sendiri dan mengajukan pertanyaan untuk menggali lawan bicara Anda adalah resep rahasia yang harus ditambahkan dalam percakapan Anda.
Namun, belum tentu hal tersebut disetujui setiap orang. Tidak ada yang suka merasa diinterogasi, jadi jika pertanyaan yang diajukan mula ke arah tersebut, mundurlah agar percakapan yang dilakukan bisa lebih santai dan rileks.
Pakar merekomendasikan untuk menceritakan kisah, tawarkan pendapat, agar obrolan yang dilakukan bisa secara tidak langsung melepas beban lawan bicara anda.
Reporter: Caroline Saskia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Istirahat yang cukup penting dilakukan menjelang kembali bekerja. Sebab, Anda biasanya akan menghabiskan waktu seharian di jalan.
Baca SelengkapnyaLumrah bagi seseorang untuk tidak disukai oleh semua orang, terutama di tempat kerja. Penting untuk mengenali ciri-ciri rekan kerja mungkin tidak menyukaimu.
Baca SelengkapnyaKembali beraktivitas setelah liburan perlu mempersiapkan fisik dan mental dengan baik agar berjalan dengan nyaman.
Baca Selengkapnya31 persen karyawan merasa bekerja di lingkungan yang tidak menghargai antar sesama
Baca SelengkapnyaBerikut kata kata sindiran kerja yang mengandung makna mendalam bagi rekan kerja.
Baca SelengkapnyaBerikut kata-kata sindiran halus buat orang yang suka membicarakanmu di belakang kalian.
Baca SelengkapnyaMenciptakan first impression yang positif di hari pertama bekerja sangat penting untuk kemajuan karier kamu.
Baca SelengkapnyaKomunikasi yang efektif pada pasangan yang sibuk bekerja memerlukan waktu dan ruang untuk menumbuhkan pemahaman dan kebersamaan.
Baca SelengkapnyaBaik itu dalam percakapan sehari-hari, media sosial, atau di tempat kerja, menjaga lisan adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang positif dan mendukung.
Baca SelengkapnyaSeseorang dengan EQ atau kecerdasan emosional yang rendah biasanya menunjukkan tanda pada pemikiran dan kata-kata mereka.
Baca SelengkapnyaSaat melakukan first date, perhatikan topik perbincangannya, karena salah obrolan bisa menggagalkan mu maju ke fase pertemuan berikutnya.
Baca SelengkapnyaBerikut terdapat 7 tips ampuh yang dapat membantu kamu menghilangkan kebiasaan menunda-nunda pekerjaan.
Baca Selengkapnya