Hindari Jebakan Investasi Bodong, Kenali Ciri-Cirinya
Merdeka.com - Maraknya penipuan investasi di Tanah Air menjadi catatan buruk dalam dunia keuangan, baik di dalam maupun di luar negeri. Kasus terakhir yang membuat heboh adalah salah seorang artis yang harus menanggung kerugian dalam bisnis investasi Forex hingga Rp 17 miliar. Apa yang salah dalam investasi tersebut?
Menurut Founder SDFX-sekolahdasarforex.com, Hans Herwin, kebanyakan investor yang tertipu adalah karena tidak memahami mengenai pasar keuangan. Lebih parahnya lagi, 'menitipkan' uangnya ke perusahaan yang mengiming-imingi keuntungan besar. Menurut dia, rendahnya literasi keuangan di Indonesia menjadi salah satu penyebab maraknya investasi bodong di pasar keuangan. Padahal, dengan memahami pasar keuangan, risiko penipuan bisa dihindari.
"Literasi keuangan penduduk Indonesia hanya sekitar 4 persen saja, akibatnya banyak yang terjebak dalam investasi bodong, padahal jika mereka paham, risiko tersebut bisa dihindari," kata dia.
-
Bagaimana cara menghindari investasi bodong? Masyarakat harus semakin waspada dan cermat dalam memilih produk investasi. Jangan ragu untuk bertanya dan mencari informasi lebih lanjut sebelum berinvestasi.
-
Mengapa gen z dan milenial rentan terjerat investasi bodong? 'Sikap FOMO juga membawa generasi muda terjebak pada investasi bodong. Sementara tanpa pemahaman keuangan dan investasi yang memadai, kelompok ini justru banyak menjadi korban terhadap iming-iming yang menggiurkan. Mereka kerap meniru apa yang dilakukan oleh influencer maupun tokoh idolanya, termasuk saran terkait keuangan,' terang Friderica.
-
Apa yang membuat gen z dan milenial rentan terhadap investasi bodong? Generasi ini, kata Friderica merupakan kelompok yang rentan secara finansial dengan gaya hidup yang lebih banyak menghabiskan uang untuk kesenangan dibanding menabung maupun berinvestasi.
-
Kenapa investasi ilegal berkedok koperasi berbahaya? Oleh karena itu masyarakat diimbau untuk selalu waspada akan tawaran investasi bodong yang bisa merugikan diri sendiri.
-
Siapa yang rentan tertipu? Penelitian menunjukkan bahwa kerentanan terhadap penipuan tidak terbatas pada kelompok usia tertentu. Meskipun orang tua sering dianggap lebih rentan karena kurangnya literasi teknologi, fakta menunjukkan bahwa orang muda, terutama mereka yang berusia 18 hingga 24 tahun, justru paling banyak mengalami kerugian finansial akibat penipuan.
-
Bagaimana cara menghindari investasi ilegal berkedok koperasi? Berikut tips menghindari investasi ilegal berkedok koperasi: 1. Cek legalitas koperasi seperti surat izin usaha, akta pendirian dan legalitas dari lembaga pengawas koperasi seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kementerian Koperasi dan UMKM. 2. Keuntungan atau imbal hasil investasi harus rasional, tidak mungkin keuntungan tinggi tanpa risiko didapat dalam waktu yang singkat. 3. Waspada dengan modus member get member 4. Pelajari aktivitas koperasi, ingat hanya koperasi yang diawasi oleh OJK yang dapat melakukan kegiatan simpan pinjam bagi nasabah non anggota koperasi.
Hans menuturkan, investasi Forex sebenarnya memiliki potensi keuntungan yang menggiurkan, tetapi karena banyak yang tidak memahami cara kerja dan trik nya, malah mengalami kerugian. "Sama seperti investasi lainnya, Forex juga memiliki risiko, tetapi dengan pemahaman yang benar, risiko tersebut bisa dikendalikan melalui teknik Money Management yang diajarkan di SDFX," kata dia.
Senada dengan Hans, Syahrir, Head Master SDFX- sekolahdasarforex.com mengatakan ada beberapa ciri dari investasi Forex yang tidak aman, yaitu jika investasi tersebut menjanjikan jaminan fixed income dengan iming-iming profit tanpa risiko dan kedua ada dana yang ditahan pada periode tertentu.
"Forex dapat sangat menguntungkan selama mau belajar di tempat yang benar sehingga menghasilkan konsistensi dalam mendapatkan keuntungan. Jika melihat promosi dan klaim seperti itu maka anda harus berhati-hati," Kata dia.
Pasar forex di Indonesia, menurut Syahrir, cukup tertinggal dibanding pasar forex di sejumlah negara maju. Literasi pasar keuangan yang rendah menjadi salah satu kendala, termasuk sosialisasi dari pemerintah yang dinilai minim. "Melihat kondisi ini, sejak beberapa waktu lalu kami mendirikan sekolah forex Indonesia, yakni sekolahdasarforex.com, atau SDFX. Kami ingin memberikan edukasi yang baik kepada masyarakat, tentang forex. Kami akan mementori para peserta didik kami hingga mereka mahir berbisnis forex," tutur Syahrir.
Menurut Syahrir, dengan memahami seluk beluk investasi Forex, maka calon investor bisa terhindar dari risiko penipuan atau meminimalisir potensi kerugian. "Keinginan untuk mendapatkan keuntungan di bisnis Forex harus diiringi ilmu yang cukup. Investor harus memahami dahulu, baru terjun baik sebagai pelaku (trading mandiri) atau investor."
Hans menambahkan, lembaga yang dia dirikan tersebut tidak pernah mengimingi-imingi profit yang besar dan bombastis, tetapi fokus di jalur edukasi kepada semua lapisan masyarakat. "SDFX tidak menawarkan bisnis Money Game (Ponzi Scam), tidak mengelola atau menerima atau menghimpun dana masyarakat. Ini poin terpenting dan ciri-ciri utama investasi bodong. SDFX mengajarkan cara profit konsisten 5-50 persen setiap bulan oleh Master Coach dengan track record yg sudah terbukti dan teruji, bukan hanya slogan atau promosi," kata dia.
Melihat banyaknya peminat yang ingin belajar lebih jauh mengenai investasi Forex, Hans menyatakan SDFX berencana untuk membuka 10 cabang pusat pelatihan investasi Forex di Indonesia tahun ini. “Tak sekedar pusat pelatihan dan investasi Forex, tetapi juga Fintech Education dan Enterpreneur Incubator Hub mencetak pengusaha Fintech Education untuk membangun dan mencerdaskan bangsa. Potensi marketnya sangat besar,” ujar Hans.
Salah satu murid SDFX asal Bandung, Johan Tantra yang juga seorang pengusaha, mengatakan baru menemukan lembaga pendidikan (sekolah) yang benar dan profesional di SDFX . Pasalnya, pendidikan yg diajarkan tentang trading Forex sangat menjawab kegalauan trader selama ini, dimana hanya 5% trader yang sukses sedangkan sisanya 95% adalah trader yang gagal. Bahkan tak sedikit yang menjadi korban penipuan investasi forex bodong. “Di SDFX peserta tidak pernah diimingi dengan keuntungan besar, tetapi justru diajarkan bagaimana mengelola resiko yang ada dengan baik dan cara trading yang benar sehingga keuntungan secara otomatis bisa didapatkan,” kata dia. Johan menuturkan, sejak bergabung dengan SDFX, ia secara konsisten mampu meraup keuntungan 20-30% setiap bulannya dari investasi Forex. Ia berharap semakin banyak masyarakat sadar potensi trading Forex dengan belajar di SDFX. "Tak kenal maka tak sayang," katanya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penipuan di sektor jasa keuangan, khususnya yang terkait dengan keuangan digital, semakin sering terjadi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMaraknya kejahatan di sektor keuangan digital juga dipengaruhi oleh indeks literasi keuangan di Indonesia yang masih rendah.
Baca SelengkapnyaModus operandi penipuan terkait keuangan ilegal juga semakin lama semakin canggih meskipun sektor jasa keuangan (SJK) terus melakukan inovasi.
Baca SelengkapnyaGenerasi muda di Indonesia memiliki tingkat literasi dan inklusi keuangan yang rendah.
Baca SelengkapnyaHal ini menunjukkan banyak masyarakat Indonesia yang sudah masuk dalam sektor keuangan, seperti menabung diperbankan, berinvestasi, dan lainnya.
Baca SelengkapnyaSebelum membeli saham, sebaiknya melakukan riset terlebih dahulu agar tidak rugi.
Baca SelengkapnyaUntuk mewaspadai investasi ilegal, masyarakat perlu mengenali karakter dan modus investasi ilegal.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta tidak mudah termakan omongan selebriti yang marak mempromosikan berbagai kegiatan investasi.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani meminta para investor untuk tidak gampang tergiur penawaran investasi dengan keuntungan yang terlampau tinggi dan berwajah malaikat.
Baca SelengkapnyaPesatnya teknologi digital saat ini membuat masyarakat dapat dengan mudah melakukan aktivitas keuangan.
Baca SelengkapnyaMeningkatnya minat masyarakat terhadap investasi sering dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab
Baca Selengkapnya