Hingga Agustus 2017, Indonesia dibanjiri produk dari China dan Jepang
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia pada Agustus 2017 mencapai USD 13,49 miliar, menurun 2,88 persen dibandingkan Juli 2017 sebesar USD 13,89 miliar. Namun, jika dibandingkan Agustus 2016, nilai impor ini meningkat 8,89 persen.
Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan impor Januari-Agustus 2017 dari 13 negara utama sebesar USD 7,53 miliar meningkat 12,52 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya. Peningkatan ini terutama disumbang oleh China sebesar USD 21,87 miliar.
"Impor dari China meningkat 12,44 persen secara kumulatif," imbuhnya di Kantornya, Jakarta, Jumat (15/9).
-
Kenapa impor tekstil dari China meningkat? Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menyebut perang dagang antara kedua negara itu menyebabkan over kapasitas dan over supply di China, yang justru malah membanjiri Indonesia.
-
Kapan Tiongkok menjadi investor terbesar kedua di Indonesia? Tercatat pada 2013 lalu, Tiongkok sudah menempati urutan 12 kontributor penanaman modal asing (PMA) di Indonesia. Posisi ini berubah di tahun 2022 di mana negara tersebut sudah berada di urutan kedua.
-
Kenapa utang Jepang tinggi? Rasio utang tersebut telah mencapai 259,43 persen dari PDB.
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
-
Dimana negara dengan utang terbesar? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Apa yang meningkat 1.540% sejak 2022? 'Hasil riset mengungkapkan adanya lonjakan 1.540 persen kasus penipuan menggunakan deepfakce di wilayah APAC sejak 2022 hingga 2023. Risetnya itu berjudul VIDA Where’s The Fraud - Protecting Indonesia Business from AI Generated Fraud.'
Sementara, negara impor terbesar kedua adalah Jepang sebesar USD 9,68 miliar, naik 15,04 persen dibanding periode yang sama di 2016 sebesar USD 8,41 miliar. Selanjutnya dari Thailand sebesar USD 6,12 miliar, meningkat 3,83 persen dari periode yang sama di 2016 sebesar USD 5,90 miliar.
Seperti diketahui, total nilai impor nonmigas dari 13 negara selama Agustus 2017 sebesar USD 9,34 miliar, menurun 2,32 persen dibanding Juli 2017. Hal ini disebabkan oleh turunnya nilai impor dari beberapa negara utama.
"Seperti Jepang turun 10,17 persen menjadi USD 156,2 juta, Thailand turun 12,12 persen menjadi USD 110,3 juta, dan Korea Selatan turun 14 persen menjadi USD 94,8 juta," kata Suhariyanto.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kontribusi China dalam impor non-migas Indonesia sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 35,20 persen menjadi 35,91 persen.
Baca SelengkapnyaImpor non migas mencapai USD16,10 miliar ini juga mengalami kenaikan sebesar 4,08 persen.
Baca SelengkapnyaImpor nonmigas mencapai USD18,18 miliar. Angka ini naik 19,76 persen dibandingkan Juni 2024.
Baca SelengkapnyaRealisasi ekspor pada Oktober ini justru mengalami penurunan sebesar 10,43 persen jika dibandingkan pada Oktober 2022.
Baca SelengkapnyaNeraca Perdagangan Indonesia melanjutkan trend surplus selama 45 bulan atau hampir 4 tahun secara berturut-turut.
Baca SelengkapnyaSurplus perdagangan pada Juni 2024 ini diakibatkan nilai ekspor yang masih lebih tinggi daripada impor.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia per Juli 2024 turun sebesar USD470 juta menjadi USD1,92 miliar dibanding bulan sebelumnya yang mencapai USD2,39 miliar.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan besi baja sempat dikeluhkan, karena nilai impor komoditas itu lebih dominan dibandingkan dengan ekspor.
Baca SelengkapnyaRealisasi investasi ini setara 76,45 persen dari target Presiden Jokowi Rp1.650 triliun.
Baca SelengkapnyaPenurunan ini tak lepas dari anjloknya realisasi kinerja ekspor non migas pada Juli 2023 mencapai USD 19,65 miliar.
Baca SelengkapnyaRealisasi investasi ini lebih tinggi dari target Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaAngka ini telah melebih target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo sebesar Rp1.400 triliun.
Baca Selengkapnya