Hingga Juli, Pertamina kejar penjualan 200.000 Bright Gas
Merdeka.com - PT Pertamina (Persero) mengaku bakal memacu penjualan tabung Bright Gas 5,5 kg untuk meningkatkan volume penjualan Liquified Petroleum Gas (elpiji). Hingga saat ini tabung Bright Gas 5,5 kg telah terjual sebanyak lebih dari 100.000 tabung.
"Kami harapkan dalam jangka tiga bulan ke depan, kami dapat menjual 200.000 tabung lebih, sehingga dapat mendukung pencapaian laba yang ditargetkan perseroan," ujar Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro, di Jakarta, Kamis (12/5).
Pertamina yang sebelumnya merugi dari bisnis LPG hingga Rp 4 triliun per tahun, terutama akibat menjual elpiji 12 kg dibawah harga keekonomian, mulai mencatat laba sejak September 2015. Hal ini seiring penyesuaian harga yang dilakukan bertahap hingga sesuai keekonomian sejak tahun lalu. Namun, penyesuian harga elpiji 12 kg juga berdampak pada beralihnya sebagian konsumen ke elpiji 3 kg. Sebab, gap antara harga elpiji 3 kg dengan 12 kg hampir mencapai Rp 7.000 per kg.
-
Kapan konsumsi BBM Pertamina melonjak? PT Pertamina Patra Niaga, Sebagai Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) mencatat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) pada masa mudik Hari Raya Idulfitri 1445 H, tepatnya per Kamis (4/4) pada H-6 melonjak dibandingkan hari biasa.
-
Gimana Pertamina tambah stok LPG? Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak. Area Manager Communication, Relation, dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Brasto Galih Nugroho menyampaikan penambahan pasokan LPG 3 Kg terus dioptimalkan.
-
Kenapa Pertamina tambah stok LPG? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang
-
Apa yang Pertamina beli? Erick menyebut BUMN yang terdampak pada bahan baku impor dan BUMN dengan porsi utang luar negeri (dalam dolar AS) yang besar seperti Pertamina, PLN, BUMN Farmasi, MIND ID, agar melakukan pembelian dollar dengan tepatguna, bijaksana dan sesuai prioritas dalam memenuhi kebutuhannya.
-
Dimana Pertamina tambah stok LPG? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY.
-
Pertamina berhasil tekan emisi berapa ton CO2? Tahun 2023, PIS sukses mencatat penurunan angka emisi karbon sebanyak 25.445 ton setara CO2 (CO2e).
Wianda mengatakan jika pada Januari 2014, penjualan elpiji 12 kg masih mencapai 76 ton per bulan, pada April 2015 turun menjadi 46 ton per bulan dan tinggal 42 ton per bulan pada Desember 2015.
"Karena itu, kami lahirkan Bright Gas kemasan 5,5 kg yang tujuannya adalah mengisi gap konsumen antara yang 3 kg dengan 12 kg. Dengan begitu, kami masuk di tengah-tengah, agar konsumen 12 kg itu tidak langsung ke 3 kg, tetapi ada produk penyangga," kata dia.
Menurut Wianda, ada swing user yang sebetulnya bisa kembali ke elpiji non-PSO. Pertamina mencatat yang benar-benar menggunakan 12 kg hanya sekitar 29 persen, sementara yang 3 kg atau betul-betul beralih ke 3 kg ada kurang lebih 11 persen.
"Ada 53 persen yang mereka sebetulnya masih tetap memegang tabung elpiji 12 kg, tetapi kadang mereka juga membeli 3 kg. Ini yang disebut swing user, potensinya sangat besar," jelas dia.
Selain itu, lanjut Wianda, juga ada potensi dari pengguna dengan kebutuhan sedikit atau low usability customer, dimana saat kenaikan harga pada 2014 dan 2015, menjadikan tabung 12 kg sebagai cadangan semakin banyak dari 23 persen menjadi 37 persen.
Sebetulnya konsumen ingin mendapatkan elpiji dengan harga terjangkau, yang satuan per kilonya juga lebih murah. Dengan kemasan yang lebih kecil, konsumen tentu akan mengeluarkan sedikit uang dibanding kemasan 12 kg yang harus ditebus seharga Rp 150.000. Sementara dengan kemasan 5,5 kg, konsumen hanya perlu mengeluarkan uang kurang dari Rp 60.000.
Di bisnis elpiji, tantangan terbesar adalah disparitas harga subsidi yang sangat besar mencapai 70 persen. Selain itu, konsumennya harus memiliki tabung terlebih dahulu jika ingin pindah ke nonsubsidi.
"Karena itu, kami masuk dengan strategi trade in atau tukar tabung subsidi yang 3 kg ke nonsubsidi," ungkap Wianda.
Anggota Komisi VII DPR RI Hari Purnomo, mengatakan pertumbuhan ekonomi meski tidak signifikan akan ikut mendorong penjualan elpiji Pertamina. Alasannya, kebutuhan energi masyarakat seiring waktu akan terus tumbuh, makin lama pemakaiannya makin tinggi.
"Jadi bukan semata-mata keberhasilan Pertamina menjual LPG, tapi pasarnya juga meningkat. Sama saja seperti bahan makanan bahan pokok setiap tahun meningkat," kata Hari.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) Sofyano Zakaria, menambahkan Pertamina mendapat penugasan khusus dari pemerintah untuk mengadakan dan menyalurkan LPG, khususnya elpiji 3kg yang disubsidi pemerintah. Hal ini terkait dengan program konversi minyak tanah ke elpiji 3 kg yang sudah terbukti berhasil menghemat anggaran pemerintah.
"Pertamina, sebagai BUMN terbukti mampu melaksanakan tugas penyediaan dan pendistribusian elpiji 3kg hampir di seluruh wilayah Indonesia, terkecuali di Maluku, Papua dan Nusa Tenggara Timur yang masih belum dilaksanakan program konversi minyak tanah ke elpiji 3 kg," ungkap dia.
Menurut dia, penugasan PSO elpiji 3 kg kepada Pertamina nyaris tidak memberikan keuntungan sebagaimana yang diharapkan oleh badan usaha yang bisnis oriented, walau sebenarnya menurut undang-undang Perusahaan Terbatas dan UU BUMN, Pertamina wajib mengejar dan menghasilkan keuntungan.
"Ini tidak mungkin bisa dilakukan oleh badan usaha swasta karenanya nyaris tidak ada komplain atau gugatan yang mempermasalahkan penugasan elpiji 3kg ke Pertamina," pungkas dia. (mdk/sau)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Angka itu didapat dari proses pendaftaran di seluruh pangkalan resmi yang dikelola Pertamina.
Baca SelengkapnyaSelama 12 bulan ke depan, Pertamina Patra Niaga akan fokus ke 15 SPBU di Jakarta dan Surabaya. Nantinya akan dibarengi juga dengan evaluasi secara periodik.
Baca SelengkapnyaPertamina klaim saat ini stok maupun penyaluran LPG bersubsidi dalam kondisi aman, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.
Baca SelengkapnyaTotal konsumen yang berhak melakukan pembelian tabung gas bersubsidi LPG 3 kg sekitar 6,7 juta orang.
Baca SelengkapnyaSelama tepat dua minggu penjualan, rata-rata penyaluran Pertamax Green 95 kepada konsumen mencapai 300 liter per hari.
Baca SelengkapnyaKementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan realisasi penyaluran LPG 3 kg bersubsidi telah mencapai 8 juta metrik ton per Juli 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaCapaian ini sudah melampaui target yang ditetapkan pemerintah sebesar 181.000 BOPD.
Baca SelengkapnyaUpaya meningkatkan volume penjualan diberbagai wilayah terus dilakukan, baik di wilayah yang tersedia jaringan maupun penetrasi infrastruktur wilayah baru.
Baca SelengkapnyaPertamina juga menjamin ketersediaan LPG Non Subsidi, Bright Gas tersedia di lapangan baik di Pangkalan maupun outlet modern.
Baca SelengkapnyaHingga April 2024, realisasi penyaluran Pertalite secara nasional sebanyak 9,9 juta kiloliter.
Baca SelengkapnyaPertamina melakukan berbagai upaya dalam melaksanakan misi pelayanan kebutuhan energi masyarakat hingga seluruh pelosok negeri.
Baca SelengkapnyaPertalite merupakan Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP), perubahan dalam penyalurannya harus melalui kebijakan Pemerintah.
Baca Selengkapnya