Hipmi: Minimnya jumlah pengusaha jadi salah satu kelemahan kita
Merdeka.com - Ketua Badan Pengurus Daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sumatera Selatan periode 2016-2019, Akbar Alfaro menyayangkan minimnya jumlah pengusaha yang ada Indonesia. Menurutnya, jumlah pengusaha di Indonesia tercatat hanya mencapai 1,6 persen dari total jumlah penduduk.
Angka ini jauh lebih rendah dibanding negara ASEAN lainnya, seperti Singapura sebanyak 7 persen, Malaysia 5 persen, Thailand 4,5 persen, dan Vietnam 3,3 persen jumlah pengusahanya.
Padahal, ekonomi sebuah negara diprediksi akan maju jika persentase pengusahanya di atas 2 persen. Ironisnya, pengusaha muda hanya berada di bawah 1 persen dari total dari pengusaha di Indonesia.
-
Kenapa orang terkaya di ASEAN berasal dari Indonesia? Namun tahukah Anda, orang terkaya di ASEAN justru berasal dari Indonesia, meskipun Singapura menduduki peringkat pertama sebagai negara terkaya di Asia Tenggara.
-
Di mana posisi Indonesia dalam volume produksi otomotif? Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, industri otomotif Indonesia berada di peringkat ke-11 dunia dari sisi volume produksi dengan 1,47 juta unit per tahun.
-
Mengapa jumlah penduduk Indonesia diprediksi terus melambat? Pertumbuhan penduduk periode 2020-2045 rata-rata sebesar 0,67 persen setiap tahun. Artinya jumlah penduduk Indonesia terus melambat setiap tahun
-
Kenapa jumlah dokter di Indonesia masih rendah? Mengutip pernyataan Wakil Menteri Kesehatan, dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD, PhD, KEMD saat memberikan materi di acara yang sama, saat ini rasio jumlah dokter Indonesia masih tergolong sangat kecil, yaitu 0,47 dokter per 1.000 penduduk. 'Angka ini jauh di bawah standar WHO yang minimalnya 1 dokter per 1.000 penduduk,' ujar Dante.
-
Apa peringkat negara terkaya di Asia Tenggara? Diketahui, Indonesia menduduki peringkat kelima sebagai negara terkaya di Asia Tenggara dengan pendapatan kotor per kapita sekitar Rp 59,29 juta. Sementara, peringkat pertama dimiliki oleh Singapura yang memiliki pendapatan kotor per kapita sebesar Rp935,37 juta.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
"Ini salah satu kelemahan negara kita, jumlah pengusahanya masih minim, apalagi pengusaha muda, kalah jauh dengan negara tetangga," ungkap Gerry kepada merdeka.com, Jumat (27/10).
Menurut dia, rendahnya angka pengusaha di Indonesia disebabkan pola pikir masyarakat yang masih berpatokan menjadi karyawan atau Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kehidupan di titik aman dan nyaman sudah melekat secara turun-temurun.
"Mestinya kita membuka diri menjadi wirausahawan, pengusaha. Artinya tidak bergantung dengan orang lain sebagai karyawan dan PNS, padahal membuka usaha adalah sangat menjanjikan," ujarnya.
Untuk menjadi pengusaha, kata dia, banyak hal yang dilakukan. Apalagi, pemuda saat ini hidup di era milenial dengan segala kemudahan akses. Modernisasi mestinya dimanfaatkan dengan baik untuk menghasilkan uang dan karya.
"Zaman sekarang lebih mudah dibanding dulu, ini harus dimanfaatkan. Mestinya kita jadi produsen bukan konsumen melulu," kata dia.
Hanya saja, banyak orang terkendala permodalan. Gerry memberikan solusi bagi calon pengusaha low budget dengan usaha paling mudah, semisal online shop, perantara jual beli, dan lainnya. Usaha itu tidak terlalu berisiko bangkrut dan membutuhkan modal besar.
"Sebenarnya usaha apapun pasti berisiko, tinggal kita siasati. Orang takut gagal pasti tidak akan maju, tidak besar, dan kokoh, itu pepatah terkenal, sayangnya kita masih bergelut di situasi aman," terangnya.
"Banyak yang bisa kita lakukan untuk bangsa. Maka bagi saya, pemuda saat ini bukan cuma berkarya, tetapi saatnya bekerja jadi pengusaha," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah meluncurkan program Entepreneur Hub dalam rangka meningkatkan rasio pengusaha baru di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSalah satu alasan utama adalah posisi Indonesia dalam hal indeks sumber daya manusia atau human capital index.
Baca SelengkapnyaPengangguran terjadi karena ketidakseimbangan antara jumlah lapangan kerja yang tersedia dan laju pertumbuhan penduduk.
Baca SelengkapnyaPelaku wirausaha di Indonesia sudah harus matang dengan perencanaan bisnis yang akan dikembangkan.
Baca SelengkapnyaJumlah wirausahawan muda berusia 20-29 tahun masih cukup rendah, yakni sebesar 6,1 juta orang.
Baca SelengkapnyaLiterasi pada sektor perasuransian hanya sebesar 31,7 persen dan inklusi sebesar 16,6 persen. Pencapaian ini masih jauh di bawah sektor perbankan.
Baca SelengkapnyaDukungan yang diberikan pemerintah kepada franchise lokal hanya pada tahap akhir, seperti pameran.
Baca SelengkapnyaSekjen Anwar menekankan, adanya job fair merupakan upaya yang sangat bermanfaat terhadap penciptaan peluang.
Baca SelengkapnyaMeski mengalami tantangan tersebut, ia menyatakan pertumbuhan startup berkembang pesat di Indonesia.
Baca Selengkapnya99,62 Pelaku Usaha di Indonesia Ternyata Hanya Pengusaha Mikro, Apa Solusi Pemerintah?
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut, produk mebel RI ada di peringkat 17. Sementara Vietnam ada di posisi 2 dan Malaysia 12.
Baca SelengkapnyaSaid menyebut tenaga kerja Indonesia yang bekerja saat ini berjumlah 142,1 juta. Namun ironisnya 54,6 persen diantaranya lulusan SMP ke bawah.
Baca Selengkapnya