Hore, Harga Cabai dan Telur Ayam di Jabodetabek Mulai Turun
Merdeka.com - Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mengklaim harga cabai di wilayah Jabodetabek mengalami penurunan dibandingkan periode akhir Desember 2022 lalu. Selain cabai, harga telur ayam berangsur mengalami penurunan.
"Komoditas cabai rawit merah, cabai merah keriting, telur sempat mengalami kenaikan namun telah berangsur turun, khususnya Jabodetabek. Per 2 Januari, cabai di tingkat produsen sudah berangsur turun sekitar Rp 13.000 – Rp 17.000 per kg (kilogram)," ujar Kepala NFA Arief Prasetyo Adi, Kamis, (5/1).
Arief mengatakan, turunnya harga komoditas cabai dikarenakan mulai normalnya produksi dan pendistribusian cabai. Saat ini pasokan cabai ke pasar, daerah konsumsi, dan industri sudah kembali normal dibanding 1 Januari lalu.
-
Kapan harga cabai mengalami penurunan? 'Memang kita Desember harga cabai melejit, itu musiman. Musim hujan, panen gagal. Saya tadi pagi ke pasar sudah turun,' kata Mendag dalam konferensi pers Capaian Kinerja 2023 dan Outlook Perdagangan 2024, di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (4/1/).
-
Apa yang dilakukan Kemendag untuk mengatasi harga cabai? 'Memang kita Desember harga cabai melejit, itu musiman. Musim hujan, panen gagal. Saya tadi pagi ke pasar sudah turun,' kata Mendag dalam konferensi pers Capaian Kinerja 2023 dan Outlook Perdagangan 2024, di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (4/1/).
-
Bagaimana Kemendag memantau harga cabai? Mendag mengaku pagi ini telah melakukan kunjungan ke Pasar Palmerah Jakarta Pusat untuk memantau stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan pokok.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Dimana Kemendag memantau harga cabai? Mendag mengaku pagi ini telah melakukan kunjungan ke Pasar Palmerah Jakarta Pusat untuk memantau stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan pokok.
"Kami telah berkoordinasi dengan wilayah sentra produksi untuk mendorong distribusi ke daerah konsumsi, khususnya Jabodetabek," ucap Arief.
Berdasarkan data Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI), cabai rawit merah rata-rata mengalami penurunan sekitar Rp 13.000 – Rp 17.000 per kg. Untuk cabai rawit merah varian Ori 212 sebelumnya Rp 62.000 per kg turun menjadi Rp 45.000 per kg, Asmoro 043 sebelumnya Rp 60.000 per kg turun menjadi Rp 43.000 per kg.
Kemudian, Lokal Kediri sebelumnya Rp 60.000 per kg menjadi Rp 43.000 per kg, Bhaskara sebelumnya Rp 48.000 per kg turun menjadi Rp Rp 35.000 per kg. Lalu Dewata sebelumnya Rp 48.000 per kg turun menjadi Rp 35.000 per kg, Manu/prentul sebelumnya Rp 54.000 turun menjadi Rp 38.000 per kg.
"Sementara itu, cabai rawit merah keriting turun dari sebelumnya Rp 28.000 per kg menjadi Rp 25.000 per kg. Sedangkan untuk cabai merah besar harga stabil Rp 15.000 – Rp 16.000 per kg," jelas Arief.
Arief menerangkan, mahalnya harga cabai akibat dari kenaikan harga di tingkat produsen yang disebabkan tingginya intensitas hujan dan libur akhir tahun. Kondisi tersebut berdampak pada menurunnya jumlah petikan dan volume pengiriman ke daerah konsumsi seperti Jabodetabek
Berdasarkan data Panel Harga Pangan NFA per 3 Januari, komoditas telur juga mengalami penurunan, untuk wilayah DKI Jakarta harga telur turun dari Rp 30.420 per kg di pertengahan Desember menjadi Rp 29.400 per kg. Di Jawa Barat, telur turun dari Rp 31.130 per kg menjadi Rp 28.650 per kg.
Komoditas lainnya yang secara harian mengalami penurunan adalah daging ayam ras yang turun 0,44 persen menjadi Rp 36.290 per kg, gula konsumsi turun 0,21 persen menjadi Rp 14.270 per kg, jagung pakan turun 1,93 persen menjadi Rp 56.000 per kg, dan bawang putih turun 0,67 persen menjadi 26.540 per kg.
Terkait turunnya harga telur, Arief mengatakan, hal tersebut menunjukkan dari sisi produksi telur tersedia serta pendistribusiannya berjalan lancar dari produsen hingga konsumen. Meskipun permintaan tinggi pada sepekan lalu tapi dari peternak sudah mengantisipasi termasuk pendistribusiannya antar wilayah maupun ke wilayah konsumen juga cukup lancar, sehingga saat ini (harga telur) relatif terkendali bahkan cenderung turun.
Arief mengatakan, upaya pemantauan dan stabilisasi harga tersebut sejalan dengan arahan Presiden RI yang meminta agar ketersediaan dan harga komoditas pangan terus dipantau. Hal ini mengantisipasi terjadinya lonjakan harga di pasaran.
"Kita pastikan pantau terus baik melalui sistem Panel Harga Pangan maupun secara langsung dengan berkoordinasi bersama teman-teman asosiasi petani, peternak, dan pedagang," ungkap Arief.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beberapa harga bahan pokok sudah turun di antaranya ayam, minyak, telur dan cabai murah.
Baca SelengkapnyaHarga telur saat ini sudah mendekati harga acuan yang ditentukan pemerintah.
Baca SelengkapnyaMendag mengaku pagi ini telah melakukan kunjungan ke Pasar Palmerah Jakarta Pusat untuk memantau stabilitas harga
Baca SelengkapnyaMenteri Perdagangan Zulkifli Hasan bersyukur karena harga Bapok, khususnya di Jawa Tengah terpantau stabil cenderung turun.
Baca SelengkapnyaHarga bahan pangan dari beras, daging, ikan dan aneka bumbu mengalami kenaikan pada 23 Juli 2024.
Baca SelengkapnyaMendag Zulhas mengatakan harga kebutuhan pokok di Jakarta cenderung stabil.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data dari Panel Harga Bapanas harga pangan pada 29 Juli 2024 mengalami tren kenaikan.
Baca SelengkapnyaLaju inflasi year on year terjadi karena adanya kenaikan harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 3,51 persen.
Baca SelengkapnyaKepala BPN menyebut produksi cabai rawit merah menurun.
Baca SelengkapnyaHarga sejumlah bahan pangan mengalami kenaikan jelang akhir tahun 2023.
Baca SelengkapnyaKemudian untuk bawang putih dari harga normal Rp30.000 kini naik menjadi Rp50.000 per kilogram.
Baca SelengkapnyaTercatat, tingkat inflasi pada Oktober 2023 hanya sebesar 0,17 persen secara month to month.
Baca Selengkapnya