Idul Adha, daging sapi lebih disukai masyarakat dibanding kambing

Merdeka.com - Jelang hari raya Idul Adha, penjual hewan kurban mulai menjamur di beberapa wilayah kota-kota besar, termasuk Jakarta. Banjirnya penjual musiman ini justru memicu kenaikan harga hewan kurban.
Ketua Perhimpunan Peternakan Sapi dan Kambing Indonesia (PPSKI), Teguh Boediyana mengatakan biaya sewa kios dadakan di pinggir jalan dan ketersediaan pakan ternak selama beberapa hari menjelang Idul Adha juga menjadi faktor tingginya harga hewan kurban.
"Belum lagi dari hewan-hewan kurban yang disiapkan tidak semuanya laku. Jadi, perhitungan-perhitungan tersebut disesuaikan penjualan hewan kurbannya," ujarnya ketika dihubungi merdeka.com, Jakarta, Jumat (9/9).
Meski harganya meningkat, namun minat masyarakat untuk membeli hewan kurban tetap tinggi. Bahkan, masyarakat lebih memilih membeli sapi dibandingkan kambing, meski harganya lebih mahal.
"Banyak masyarakat yang kini lebih membeli sapi karena dagingnya lebih banyak dan relatif murah, karena yang bagikan lebih banyak. Banyak yang sudah mulai banyak bergabung dengan 10 orang membeli satu sapi," imbuhnya.
"Kalau kambing ibaratnya satu isinya 30 kilo kambing, harga satuannya bisa Rp90.000 per kilogram. Belum lagi daging, kambing banyak tulangnya," ungkapnya.
Teguh mengaku, setiap tahunnya harga hewan kurban sapi mengalami kenaikan sebesar 10 hingga 15 persen. Angka ini setara dengan Rp 55.000 sampai Rp 60.000 per kilogram bobot hewan hidup.
Menurutnya, kenaikan harga ini cukup signifikan lantaran sapi jantan yang disiapkan telah memenuhi syarat layak sebagai hewan kurban. "Kalau hari biasa sapi dipotong Rp 45.000 per kilogram. Kurban waktu yang ditunggu oleh pedagang, nanti kalau sudah lewat kembali harga biasa," ucap Teguh.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya