Imbal Hasil Surat Utang AS Turun, Rupiah Diprediksi Menguat Hari Ini
Merdeka.com - Nilai tukar (kurs) Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan hari ini, Kamis (14/10). Rupiah dibuka di Rp14.190 per USD, menguat dibanding penutupan di perdagangan sebelumnya di Rp14.217 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah masih melanjutkan penguatan usai pembukaan ke Rp14.157 per USD. Meski demikian, Rupiah kemudian melemah tipis ke Rp14.175 per USD. Rupiah pun bergerak stagnan dan saat ini berada di Rp14.174 per USD.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta diprediksi menguat seiring turunnya imbal hasil atau yield surat utang pemerintah Amerika Serikat.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Kapan rupiah mengalami devaluasi pertama? Pada 7 Maret 1946, pemerintah mendevaluasi nilai tukar rupiah sebesar 29,12 persen, dari Rp1,88 per USD1 menjadi Rp2,65 per USD1.
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah diusulkan? Redenominasi bertujuan untuk menyederhanakan jumlah digit pada pecahan rupiah tanpa mengurangi daya beli, harga atau nilai rupiah terhadap harga barang dan/atau jasa.
-
Apa itu Rupiah Digital? Rupiah Digital merupakan uang Rupiah yang memiliki format digital.
"Rupiah mungkin bisa menguat terhadap dolar AS hari ini dengan melemahnya dolar AS terhadap nilai tukar lainnya dan turunnya yield obligasi pemerintah AS," kata Ariston di Jakarta, dikutip Antara, Kamis (14/10).
Selain itu, sentimen pasar terhadap risiko yang membaik karena laporan pendapatan perusahaan di AS dan Eropa dirilis lebih bagus dari ekspektasi, juga bisa mendorong penguatan rupiah. "Kenaikan harga komoditi yang menyumbang surplus neraca perdagangan RI juga masih membantu penguatan rupiah," ujar Ariston.
Tapi di sisi lain, data inflasi AS pada September yang dirilis semalam mengkonfirmasi kemungkinan tapering pada November ataupun Desember tahun ini. Data masih menunjukkan tren kenaikan melebihi ekspektasi.
Selain itu, notulen rapat kebijakan moneter bank sentral AS The Fed yang dirilis dini hari tadi juga memberikan indikasi tapering akan dijalankan pada pertengahan November atau Desember. Pasar juga menunjukkan keyakinan lebih bahwa tingkat suku bunga AS akan dinaikkan pada September 2022, lebih cepat dari perkiraan sebelumnya pada Desember 2022.
"Oleh karena itu, dengan masih terbukanya kebijakan pengetatan moneter AS dalam waktu dekat, penguatan rupiah bisa jadi tidak akan terlalu dalam hari ini," imbuhnya.
Dari domestik, jumlah kasus harian COVID-19 pada Rabu (13/10) kemarin mencapai 1.233 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,23 juta kasus. Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 48 kasus sehingga totalnya mencapai 142.811 kasus.
Sementara itu, jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 2.259 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,07 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 20.551 kasus.
Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 102,69 juta orang dan vaksin dosis kedua 59,41 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin. Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi bergerak ke kisaran Rp14.200 per USD hingga Rp14.230 per USD.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rupiah anjlok 38 poin setelah sebelumnya menyentuh level Rp16.375 per dolar AS pada Selasa (25/6).
Baca SelengkapnyaAda dua pertimbangan yang membuat rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaLaju Rupiah sore ini dipengaruhi oleh kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen.
Baca SelengkapnyaHal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaPasar telah mengalami minggu yang kacau, sebagian besar dipicu oleh angka penggajian Amerika.
Baca SelengkapnyaPada Selasa (14/5), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan di Jakarta ditutup melemah di tengah pasar menantikan data inflasi Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaTernyata ini biang kerok nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat anjlok ke level Rp16.026 di hari ketiga lebaran Idulfitri.
Baca SelengkapnyaRupiah kembali melemah pada perdagangan Selasa sore, 3 September 2024.
Baca SelengkapnyaPelemahan rupiah terjadi karena pelaku pasar masih terpengaruh dengan sikap bank sentral yang tidak terburu-buru memangkas suku bunga.
Baca SelengkapnyaNilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis (16/5) dibuka naik di tengah surplus neraca perdagangan domestik pada April 2024.
Baca SelengkapnyaPerdagangan Senin depan mata uang rupiah diprediksi fluktuatif namun ditutup menguat
Baca SelengkapnyaDari sisi eksternal, penguatan mata uang dolar AS di dekat level tertinggi selama satu bulan terakhir dipicu oleh kebijakan The Fed selaku Bank Sentral AS.
Baca Selengkapnya