Imbas Corona, Kegiatan Dunia Usaha Turun di Kuartal I-2020
Merdeka.com - Survei Bank Indonesia terkait Kegiatan Dunia Usaha Kuartal I Tahun 2020 menyebutkan, kinerja dunia usaha pada Kuartal I-2020 turun 5,56 persen, lebih rendah dibanding Kuartal IV-2019 yang sebesar 7,79 persen. Ini dikarenakan adanya penurunan permintaan dan gangguan pasokan akibat wabah Corona.
"Kegiatan usaha pada Kuartal I-2020 menurun, tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kegiatan usaha yang turun cukup dalam sebesar 5,56 persen," demikian dikutip dari laporan hasil survei, Senin (13/4).
Penurunan kegiatan usaha terbesar terjadi pada 3 sektor, yaitu sektor industri pengolahan yang turun 3,6 persen dan sektor perdagangan, hotel dan restoran yang turun 3,04 persen.
-
Kenapa minat investor asing menurun di sektor keuangan Indonesia? Menurunnya minat investor asing terhadap sektor keuangan Indonesia disebabkan oleh sentimen peningkatan yield surat utang di Amerika Serikat dan tren suku bunga tinggi di sejumlah bank sentral negara maju. Akibatnya, kebutuhan likuiditas pemerintah dan pelaku usaha akan menjadi sangat kompetitif dan berbiaya mahal,' ucap Said.
-
Siapa yang nilai pasarnya turun? Thom Haye, gelandang berusia 29 tahun dari Almere City, mengalami penurunan nilai pasar yang sangat signifikan.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Kenapa konsumsi beras di Indonesia turun? Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, mengatakan jika diselisik lebih jauh, data konsumsi beras per kapita masyarakat Indonesia mengalami penurunan.
-
Kenapa gaji startup di Indonesia turun? Penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor, terutama tingginya angka pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam sektor teknologi serta upaya perusahaan untuk mengurangi biaya operasional.
-
Kapan PMI Manufaktur Indonesia berada di level tertinggi? Data Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global untuk bulan Maret 2024 menunjukkan bahwa PMI Manufaktur Indonesia berada di level 54,2.
Kemudian penurunan disusul sektor pertambangan sebesar 0,62 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 0,53 persen dan sektor konstruksi sebesar 0,08 persen.
"Adapun sektor yang mengalami perlambatan antara lain sektor listrik, gas dan air bersih, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor-sektor jasa," demikian dikutip dari hasil survei.
Namun demikian, sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan masih mengalami pertumbuhan sebesar 0,4 persen. Peningkatan ini seiring dengan panen raya di sejumlah daerah seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan Gorontalo.
Kinerja Industri Pengolahan Merosot
Kinerja sektor Industri Pengolahan pada kuartal I 2020 mengalami penurunan. Hal tersebut tercermin dari Prompt Manufacturing Index (PMI) Bank Indonesia yang berada dalam fase kontraksi, yaitu sebesar 45,64 persen, turun dari 51,50 persen pada kuartal IV-2019 dan 52,65 persen pada kuartal I-2019.
Melansir dari laman Bank Indonesia (BI), Senin (13/4), Penurunan terjadi pada seluruh komponen pembentuk PMI Bank Indonesia, dengan penurunan terdalam pada komponen volume produksi, yang disebabkan oleh penurunan permintaan dan gangguan pasokan akibat covid-19.
Secara sektoral, hampir seluruh subsektor mencatatkan kontraksi pada kuartal I-2020 kecuali subsektor Makanan, Minuman dan Tembakau.
Namun demikian, pada triwulan II-2020, kinerja sektor Industri Pengolahan diperkirakan sedikit membaik meskipun masih berada pada fase kontraksi. PMI Bank Indonesia pada triwulan II-2020 diperkirakan sebesar 48,79 persen, meningkat dari 45,64 persen pada triwulan I-2020.
Perbaikan tersebut, utamanya dikarenakan ekspansi volume pesanan barang input dan volume persediaan barang jadi. Sementara itu, volume produksi dan penggunaan tenaga kerja juga membaik meskipun kedua komponen tersebut masih berada pada fase kontraksi.
Reporter: Pipit Ika Ramadhani, Athika Rahma
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kinerja sektor manufaktur Indonesia justru mengalami penurunan di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diklaim tetap kuat.
Baca SelengkapnyaKontraksi PMI manufaktur Indonesia pada Juli 2024 dipengaruhi oleh penurunan bersamaan pada output dan pesanan baru.
Baca SelengkapnyaDirektur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan pertumbuhan bisnis UMKM ini didorong oleh sejumlah faktor.
Baca SelengkapnyaSelama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaBI mengeluarkan data berdasarkan survei konsumen bahwa daya beli masyarakat menurun, khususnya pada kelompok kelas menengah.
Baca SelengkapnyaIndef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III-2023 sebesar 4,94 persen (yoy), lebih rendah dari periode yang sama di tahun 2022 sebesar 5,17 persen.
Baca SelengkapnyaMendengar laporan itu, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian, Edi Prio Pambudi mengaku terkejut.
Baca SelengkapnyaJumlah penduduk kelas menengah tersebut menyumbang 21,45 persen dari proporsi penduduk.
Baca SelengkapnyaPrevalensi pekerjaan kelas menengah mengalami penurunan dari 14 menjadi 9 persen.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 diramal tumbuh 5,11 persen.
Baca SelengkapnyaLonjakan inflasi yang dirasakan oleh sejumlah negara mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat, termasuk di Indonesia.
Baca Selengkapnya