Imbas Covid-19, Rupiah Sempat Melemah Hingga Rp16.575 per USD di 2020
Merdeka.com - Pandemi Covid-19 membuat tekanan di pasar keuangan global dan menimbulkan ketidakpastian terhadap perekonomian domestik. Gejolak di pasar keuangan mengakibatkan pengalihan investasi global kepada aset-aset keuangan yang lebih aman.
"Akibatnya mendorong terjadinya aliran modal keluar dari negara berkembang. Tak terkecuali di Indonesia," tulis Bank Indonesia dalam Buku Laporan Akuntabilitas Bank Indonesia yang diluncurkan Rabu, (27/1).
Pada triwulan I dan II tahun 2020, transaksi modal dan finansial (TMF) di Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mencatat pembalikan aliran modal asing. Masing-masing sebesar minus USD 3,1 miliar dan USD 10,6 miliar.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Bagaimana inflasi memengaruhi saham? Misalnya, saham dapat berkinerja baik selama periode inflasi jika perusahaan menaikkan harga untuk mengimbangi biaya yang meningkat.
-
Bagaimana pengaruh politik uang? Politik uang memengaruhi hasil pemilu dengan beberapa cara, antara lain: Merusak integritas demokrasi: Politik uang merusak integritas pemilihan umum dan mencederai prinsip demokrasi yang adil dan transparan. Kandidat atau partai politik yang menggunakan politik uang untuk memenangkan pemilihan dapat memperoleh keuntungan tidak adil dan mengorbankan kepentingan rakyat.
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
-
Kenapa minat investor asing menurun di sektor keuangan Indonesia? Menurunnya minat investor asing terhadap sektor keuangan Indonesia disebabkan oleh sentimen peningkatan yield surat utang di Amerika Serikat dan tren suku bunga tinggi di sejumlah bank sentral negara maju. Akibatnya, kebutuhan likuiditas pemerintah dan pelaku usaha akan menjadi sangat kompetitif dan berbiaya mahal,' ucap Said.
Hal ini pun membuat Rupiah terdepresiasi hingga Rp 16.575 per USD pada 23 Maret 2020. Ini pun diikuti dengan volatilitas yang meningkat.
Langkah stabilisasi oleh Bank Indonesia disertai komunikasi intensif berhasil menurunkan tekanan pada nilai tukar Rupiah. Penyesuaian eksternal yang berjalan baik ini didukung fleksibilitas nilai tukar dan penurunan permintaan domestik.
Sehingga mendorong penurunan defisit neraca transaksi berjalan sebesar 1,3 persen PDB pada triwulan I dan 1,2 persen PDB pada triwulan II 2020.
Pada semester I 2020, NPI mencatatkan surplus sebesar USD 700 juta dan cadangan devisa meningkat menjadi USD 131,7 miliar. Jumlah ini setara dengan 8,13 kali impor.
PSBB Pukul Ekonomi
Selain itu, dampak Covid-19 terhadap perekonomian Indonesia pada semester I 2020 sangat signifikan. Pandemi yang menyebar sangat cepat ke seluruh wilayah Indonesia sejak awal Maret mengakibatkan pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan mobilitas, seperti PSBB di beberapa daerah, tidak dapat dihindari.
Pembatasan mobilitas menyebabkan penurunan tajam aktivitas ekonomi masyarakat. Penurunan kinerja terjadi di seluruh komponen. Baik konsumsi rumah tangga, maupun investasi Pemerintah dan swasta.
Pelemahan permintaan global menurunkan kinerja ekspor barang. Kecuali beberapa komoditas ekspor manufaktur sejalan dengan pemulihan di China yang lebih cepat.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaKetidakpastian ekonomi global membuat masyarakat melakukan langkah masif yang makin memperburuk keadaan.
Baca SelengkapnyaTernyata ini biang kerok nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat anjlok ke level Rp16.026 di hari ketiga lebaran Idulfitri.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 23 Oktober 2023, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hampir mencapai Rp16.000.
Baca SelengkapnyaDari sisi eksternal, penguatan mata uang dolar AS di dekat level tertinggi selama satu bulan terakhir dipicu oleh kebijakan The Fed selaku Bank Sentral AS.
Baca SelengkapnyaAda dua pertimbangan yang membuat rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaRupiah diprediksi akan terus melemah hingga beberapa bulan ke depan
Baca SelengkapnyaDPR mencermati dinamika dan dampak dari konflik geopolitik
Baca Selengkapnyatetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Baca SelengkapnyaKondisi ini diperparah dengan langkah Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed yang diperkirakan akan kembali menahan suku bunga untuk memperkuat ekonomi AS.
Baca SelengkapnyaPada Jumat (8/9), nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.327 per USD.
Baca SelengkapnyaRupiah kembali melemah hingga ke level Rp16.000 terhadap mata uang dolar AS seperti yang pernah dialami Indonesia saat krisis moneter 1998.
Baca Selengkapnya