Imbas Karhutla, Industri di Riau Alami Kerugian Hingga Miliaran Rupiah
Merdeka.com - Direktur Eksekutif Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Riau, Kholis Romli membeberkan beberapa dampak kerugian industri di Riau akibat kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Setidaknya total kerugian yang dilaporkan beberapa industri di Riau mencapai hingga miliaran Rupiah.
"Jika ditotal, estimasi kerugian secara ekonomis dari pelaku bisnis di Riau telah mencapai angka puluhan bahkan bisa menyentuh ratusan miliar Rupiah," kata dia kepada merdeka.com, Senin (23/9)
Kholis mengatakan dampak bisnis yang dialami pelaku usaha berbeda konteks dan aksentuasinya sesuai natural sektor bisnis masing-masing. Secara obyektif, khususnya dalam satu bulan ini telah terjadi penurunan produktivitas dunia usaha sebagai akibat dari bencana karhutla dan asap beracun.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas pencemaran lingkungan akibat kebakaran hutan? Penyelidikan mengenai satu di antara faktor kebakaran hutan adalah membakar lahan secara langsung oleh pemilik perusahaan sawit dengan tujuan pembukaan lahan baru.
-
Apa penyebab kerugian PT Timah di tahun 2023? Virsal mengatakan penyebab terbesar kerugian tersebut karena harga timah di pasar global tengah mengalami penurunan. Alhasil, pendapatan yang dicatatkan PT Timah Tbk ikut turun.
-
Bagaimana PT Timah mengalami kerugian? 'Penurunan produksi, harga jual menurun itu karena di pasar dunia itu oversupply,' sambung Virsal. Virsal mencatat ada sejumlah negara yang produksinya mengalami peningkatan. Salah satu yang disebut Malaysia karena produksinya mampu bertambah sepanjang 2023 lalu.
-
Mengapa kebakaran di pabrik Kader merenggut banyak korban jiwa? Para pekerja yang berada di lantai atas diberitahu bahwa api yang ada hanyalah api kecil dan diinstruksikan untuk terus bekerja. Bahkan, alarm kebakaran di gedung pun tidak berbunyi.
-
Siapa yang paling dirugikan akibat kebakaran? Kerugian yang dialami pedagang itu ditaksir lebih dari Rp300 juta.
-
Kenapa hutan di Klaten terbakar? AR berusaha melepas kail namun gagal. Ia pun kemudian membakar alang-alang di sekitar kail yang tersangkut agar kail mudah diambil. Namun pelaku lupa mematikan api sehingga api menyebar cepat dan menyebabkan hutan terbakar.
"Kerugian bisnis ini diakibatkan oleh terhentinya proses produksi, terganggunya kegiatan perdagangan dan transportasi, serta menurunnya nilai sumber daya di daerah terdampak," kata dia.
Secara sektoral, asosiasi pelaku bisnis terdampak bencana karhutla ini di antaranya adalah pelaku bisnis tour and travelling yang tergabung di ASITA (Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies) Riau di mana banyak para wisatawan yang membatalkan kunjungannya ke destinasi wisata di Riau.
Kemudian, pelaku bisnis pameran dan event organizing yang tergabung di ASPERAPI (Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia) juga mengalami banyak kerugian di mana banyak klien dan talent yang membatalkan keikutsertaannya dalam even mereka.
Selanjutnya para pelaku bisnis di bidang Jasa Pengiriman Ekspres Pos dan Logistik yang tergabung dalam ASPERINDO Wilayah Riau telah mengalami kerugian disebabkan banyak pengiriman via udara dialihkan lewat jalur darat sehingga menimbulkan keterlambatan. Pada bencana karhutla 2015 lalu kerugian bisnis yang dialami anggota ASPERINDO Riau mencapai puluhan miliar rupiah.
Selain itu, ada pula pelaku bisnis di bidang jasa hotel dan restoran yang tergabung dalam PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran) Riau juga menyampaikan kerugian disebabkan menurunnya tingkat hunian dan omset usaha selama bencana karhutla ini berlangsung.
Hal ini terkait banyaknya kunjungan masyarakat dan even meeting atau convention yg dibatalkan akibat ketidakpastian skedul pesawat. Potensi penurunan tingkat hunian diprediksi mencapai 25-40 persen.
Selanjutnya, pelaku bisnis sektor UMKM yang tergabung dalam HIKMARI (Himpunan Industri Kecil Makanan dan Minuman Riau) mengeluhkan penurunan omset berkisar 30-40 persen sebagai akibat bencana Karhutla yang disebabkan terhambatnya mobilitas bahan baku dan produk kepada konsumen.
Terakhir, sektor Industri Perkebunan dan Kehutanan yang tergabung dalam GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) Riau dan APHI (Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia) Riau mengeluhkan terjadinya produktivitas budidaya dan proses di mana Karhutla ini telah mengganggu stamina dan kesehatan para karyawan maupun para vendor terkait.
Atas kerugian tersebut, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Riau sebagai wadah seluruh pelaku usaha dan asosiasi bisnis mengajak semua pihak berpartisipasi mendorong pemerintah agar lebih efektif lagi mengatasi bencana Karhutla ini. Paling tidak ada upaya tindakan tegas dari pemerintah untuk menyelesaikan kasus ini.
"Jika tidak segera diatasi, bencana karhutla 2019 di Riau ini menyerupai bencana yang sama pada 2015 lalu. Selain mengakibatkan kerugian secara ekologis dan kesehatan masyarakat, bencana Karhutla ini pasti telah memberikan dampak kerugian secara ekonomis khususnya bagi pelaku bisnis," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dampak besar dari Karhutla pernah dialami Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaBadan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menyampaikan hasil audit, dari Rp271 triliun menjadi Rp300,003 triliun.
Baca SelengkapnyaAirlangga mengaku kehadirannya dalam masalah ini karena menyangkut banyak hal dalam perekonomian.
Baca SelengkapnyaKerugian terbesar terjadi di kota bersejarah yaitu Lahaina, di mana api membakar 2.100 hektare dan menghancurkan hampir 2.200 bangunan.
Baca SelengkapnyaLuas lahan terbakar di Provinsi Riau sepanjang 2023 ini sudah mencapai 1.906 hektare (ha) yang terbakar.
Baca SelengkapnyaKerugian juga dapat dihitung dari total biaya kerusakan di kawasan hutan dan non-hutan.
Baca Selengkapnya"Jangan kasih kendor bagi pelaku-pelaku kebakaran lahan baik perorangan maupun perusahaan," kata Kapolda Riau.
Baca SelengkapnyaSejauh ini nilai kerugian negara akibat korupsi tersebut senilai Rp271 triliun.
Baca SelengkapnyaAdapun angka rasuah yang ditaksir hingga Rp 271 triliun itu didapatkan dari hitungan kerugian perekonomian negara.
Baca SelengkapnyaAda pembayaran biji timah ilegal kepada para mitra dengan total biaya sebesar Rp26,649 triliun.
Baca SelengkapnyaAngka ini hasil koreksi dari perkiraan kerugian sebelumnya, yakni Rp271 triliun.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau tidak melakukan pembakaran, baik saat membuka lahan atau membuang puntung rokok sembarangan.
Baca Selengkapnya