Impor Indonesia Capai Rp305 Triliun di 2021, Paling Banyak dari China
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia pada Desember 2021 mencapai USD 21,36 miliar atau setara Rp305,94 triliun. Berdasarkan penggunaannya, impor untuk bahan baku menjadi yang paling besar yakni sebesar USD 15,63 miliar. Capaian ini naik 9,07 persen (mtm) atau naik 53,33 persen (yoy).
"Peran bahan baku/penolong 73,18 persen dari total impor Desember 2021," kata Kepala BPS, Margo Yuwono dalam konferensi pers di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Senin (17/1).
Selanjutnya diikuti impor barang modal dengan nilai mencapai USD 3,24 miliar. Dibandingkan bulan November kenaikannya 8,01 persen (mtm) dan 27,95 persen (yoy) dibandingkan Desember 2020. "Barang modal kontribusinya 15,15 persen," ujarnya.
-
Kenapa impor tekstil dari China meningkat? Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menyebut perang dagang antara kedua negara itu menyebabkan over kapasitas dan over supply di China, yang justru malah membanjiri Indonesia.
-
Apa yang didominasi China dalam perlombaan global? China mendominasi perlombaan global dalam paten kecerdasan buatan generative atau AI Generative.
-
Apa yang dimiliki China? Tidak mengherankan, mengingat populasinya yang besar, China memimpin dengan jumlah pengguna internet global, diperkirakan mencapai 1,05 miliar.
-
Kapan ekspor pertanian mencapai Rp. 616,35 Triliun? Begitupun di Tahun 2021 ekspor pertanian tercatat mencapai Rp. 616,35 Triliun meningkat 36,43 % jika dibandingkan tahun sebelumnya.
-
Teknologi apa yang dikuasai China? China memimpin dalam 37 dari 44 teknologi yang dilacak dalam proyek selama setahun oleh lembaga thinktank, The Australian Strategic Policy Institute. Bidang itu meliputi baterai listrik, hipersonik, dan komunikasi frekuensi radio canggih seperti 5G dan 6G.
-
Apa yang ditemukan di China? Peneliti di China menemukan pecahan fosil dinosaurus yang tidak dikenal, yang kemudian diketahui merupakan spesies baru.
Sedangkan impor barang untuk konsumsi nilainya mencapai USD 2,49 miliar. Angka ini naik 24,55 persen (mtm) dan 45,27 persen (yoy). Sedangkan kontribusinya hanya 11,67 persen.
Negara Asal
Berdasarkan negara asal produk, impor non migas dari China menjadi yang tertinggi dengan nilai USD 456,8 juta atau setara Rp 6,54 triliun. Disusul impor produk dari Australia yang mencapai USD 300,1 juta, Amerika Serikat USD 213 juta, Spanyol USD 130,3 juta dan Singapura USD 125,7 juta.
Sementara itu, impor produk yang mengalami penurunan antara lain Jepang turun USD 136,1 juta, Ukraina turun USD 108,8 juta, dan Panama turun USD 62,9 juta. Kemudian impor dari Korea Selatan turun USD 54 juta dan Kanada turun USD 50,7 juta.
Secara kumulatif, nilai impor non migas ke negara-negara di ASEAN mencapai USD 2,94 miliar atau 16,3 persen. Sedangkan negara-negara di Uni Eropa mencapai 1,32 miliar atau 7,35 persen.
Berdasarkan produk yang diimpor, tertinggi impor mesin/ peralatan mekanis dan bagiannya yang mencapai USD 401,5 juta. Disusul produk farmasi yang nilainya mencapai USD 288,6 juta. Kemudian bahan bakar mineral senilai USD 186,3 juta, besi dan baja senilai USD 137,3 juta dan pupuk senilai USD 118 juta.
Sementara itu, penurunan produk impor tertinggi pada produk serealia yang turunnya mencapai USD 135,2 juta. Diikuti produk kapal, perahu dan struktur terapung senilai USD 84 juta, bijih logam, terak dan abu turun USD 75,8 juta, perabotan, lampu, dan alat penerangan turun USD 38,3 juta dan kendaraan udara dan bagiannya turun hingga USD 30,3 juta.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penurunan nilai impor secara bulanan ini didorong oleh nilai impor non migas.
Baca SelengkapnyaKontribusi China dalam impor non-migas Indonesia sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 35,20 persen menjadi 35,91 persen.
Baca SelengkapnyaChina merupakan salah satu dari 3 negara yang jadi mitra dagang utama RI.
Baca SelengkapnyaRealisasi ekspor pada Oktober ini justru mengalami penurunan sebesar 10,43 persen jika dibandingkan pada Oktober 2022.
Baca SelengkapnyaImpor non migas mencapai USD16,10 miliar ini juga mengalami kenaikan sebesar 4,08 persen.
Baca SelengkapnyaNeraca Perdagangan Indonesia melanjutkan trend surplus selama 45 bulan atau hampir 4 tahun secara berturut-turut.
Baca SelengkapnyaSurplus perdagangan pada Juni 2024 ini diakibatkan nilai ekspor yang masih lebih tinggi daripada impor.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data dari Trade Map, Heri menyebut perbedaan data yang mencolok antara catatan impor di Indonesia dan ekspor dari China.
Baca SelengkapnyaSebanyak 2,7 juta ton yang diimpor berjenis beras patahan.
Baca SelengkapnyaUntuk rinciannya, nilai impor mesin/peralatan mekanis mencapai USD 123,79 juta atau tumbuh 4,52 persen.
Baca SelengkapnyaMenurut Dino, perbedaan ini disebabkan oleh konsep 'country of origin' yang digunakan dalam pelaporan perdagangan.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD3,48 miliar pada Oktober 2023.
Baca Selengkapnya