Impor Indonesia meroket 39 persen jadi USD 13,89 miliar di Juli 2017
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia pada Juli 2017 mencapai USD 13,89 miliar atau naik 39 persen dibanding Juni 2017. Angka impor ini juga naik 54,02 persen jika dibandingkan dengan Juli 2016.
"Hal tersebut disebabkan oleh meningkatnya nilai impor migas dan nonmigas masing-masing USD 178,0 juta (11,12 persen) dan USD 3,71 miliar (44,31 persen)," kata Ketua BPS, Kecuk Suhariyanto, di kantornya, Selasa (15/8).
Kecuk menjelaskan, impor non-migas pada Juli 2017 mencapai USD 12,11 miliar atau naik 44,31 persen dibanding Juni 2017, demikian juga bila dibanding Juli 2016 naik 61,23 persen. Sementara impor migas Juli 2017 mencapai USD 1,78 miliar atau naik 11,12 persen dibanding Juni 2017.
-
Apa yang Kemendag lepas ekspornya? Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi melepas ekspor kosmetik dari Sidoarjo ke Malaysia senilai 7 juta Ringgit Malaysia (RM) atau lebih dari Rp20 miliar, pada Senin.
-
Kapan ekspor pertanian mencapai Rp. 616,35 Triliun? Begitupun di Tahun 2021 ekspor pertanian tercatat mencapai Rp. 616,35 Triliun meningkat 36,43 % jika dibandingkan tahun sebelumnya.
-
Apa yang dimaksud dengan persentase kenaikan? Persentase kenaikan sendiri sangat diperlukan oleh para pelaku usaha dalam menghitung keuntungan. Dengan menghitung persentase kenaikan, pelaku usaha atau perusahaan dapat memiliki patokan untuk membandingkan kenaikan keuntungan, produksi barang, atau penjualan.
-
Apa yang naik di bulan Oktober 2023? 'Jika dibandingkan September 2023, NTP naik karena Bulan September 2023 yang masih bernilai 111,25,' kata Asim, Jumat (03/11/2023).
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Bagaimana nilai pasar timnas meningkat? Total nilai pasar starting XI Skuad Indonesia bisa melampaui Rp350 miliar dengan kehadiran kedua pemain ini.
Peningkatan impor migas dipicu oleh naiknya nilai impor semua komponen, yaitu minyak mentah USD 96,0 juta (19,56 persen), hasil minyak USD 61,3 juta (6,50 persen), dan gas USD 20,7 juta (12,39 persen).
"Jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, nilai impor Indonesia pada Januari-Juli 2017 mengalami peningkatan USD 11,18 miliar atau 14,91 persen. Peningkatan terjadi pada impor migas dan non-migas masing-masing USD 3,18 miliar (31,25 persen) dan USD 7,99 miliar (12,34 persen)," ujarnya.
Lebih lanjut peningkatan impor migas disebabkan oleh naiknya impor hasil minyak USD 2,78 miliar (51,04 persen) dan gas USD 550,7 juta (60,68 persen), namun impor minyak mentah turun USD 150,2 juta (3,92 persen).
"Peningkatan impor non-migas terbesar Juli 2017 dibanding Juni 2017 adalah golongan mesin dan peralatan mekanik USD 618,1 juta (47,44 persen), sedangkan penurunan terbesar adalah golongan kapal laut dan bangunan terapung USD 139,7 juta (61,08 persen)," ungkapnya.
Negara pemasok barang impor non-migas terbesar selama Januari-Juli 2017 ditempati oleh China dengan nilai USD 18,82 miliar (25,84 persen), Jepang USD 8,31 miliar (11,41 persen), dan Thailand USD 5,33 miliar (7,32 persen). Impor non-migas dari ASEAN 20,60 persen, sementara dari Uni Eropa 9,32 persen.
Nilai impor semua golongan penggunaan barang baik barang konsumsi, bahan baku/penolong dan barang modal selama Januari-Juli 2017 mengalami peningkatan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing 13,54 persen, 16,31 persen, dan 9,27 persen.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Impor non migas mencapai USD16,10 miliar ini juga mengalami kenaikan sebesar 4,08 persen.
Baca SelengkapnyaImpor nonmigas mencapai USD18,18 miliar. Angka ini naik 19,76 persen dibandingkan Juni 2024.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus USD1,31 miliar atau sekitar Rp20,01 triliun
Baca SelengkapnyaImpor migas mencapai USD 2,65 miliar atau turun 25,56 persen secara bulanan,
Baca SelengkapnyaSecara tahunan, nilai impor Juli 2024 mengalami peningkatan 11,07 persen.
Baca SelengkapnyaAngka ekspor Indonesia periode Agustus 2024, naik 5,97 persen.
Baca SelengkapnyaImpor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.
Baca SelengkapnyaKontribusi China dalam impor non-migas Indonesia sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 35,20 persen menjadi 35,91 persen.
Baca SelengkapnyaSemua sektor mengalami peningkatan, terutama didorong oleh kenaikan nilai ekspor industri pengolahan sebesar 4,56 persen.
Baca SelengkapnyaSurplus neraca perdagangan bulan Agustus 2024 lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaAngka ini mengalami penurunan dari Maret 2024 atau bulan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaNeraca Perdagangan Indonesia melanjutkan trend surplus selama 45 bulan atau hampir 4 tahun secara berturut-turut.
Baca Selengkapnya