Impor jadi hambatan pencapaian target industri nasional
Merdeka.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memandang tahun ini ketidakpastian ekonomi global masih menjadi tantangan pertumbuhan industri domestik. Pasalnya, membanjirnya impor masih menjadi masalah yang menyelimuti pasar Indonesia.
"Terlebih di tengah kondisi transaksi berjalan sektor industri yang masih defisit disebabkan oleh impor yang cenderung meningkat berupa impor bahan baku dan barang modal untuk industri," ujar Menteri Industri, MS Hidayat saat acara 'Pengarahan Menperin pada rapat kerja Kemenperin tahun 2014' di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (6/2).
Menurutnya, tingginya impor bahan baku dan barang modal dikarenakan industri Tanah Air masih mengalami berbagai masalah akibat lemahnya daya saing.
-
Bagaimana Kemenko Perekonomian tingkatkan daya saing industri? 'Perjalanan transformasi industri untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah produknya masih Panjang, sehingga sinergi yang sudah terjalin selama ini harus dilanjutkan dan diperkuat lagi,' jelas Menko Airlangga.
-
Bagaimana Kemendag mendorong ekspor produk Tanah Air? 'Pemerintah pusat akan terus mendorong ekspor produk Tanah Air ke luar negeri seperti ini. Inikan hasil komunikasi kerja antara produsen dalam hal ini WKI dengan Pak Susanto Lee (Direktur Distributor Kara Marketing Malaysia) dengan atase kami Pak Deden di Malaysia, yang terus bekerja untuk mencarikan pasar di Malaysia, dan kami akan berniat merambah ke pasar Brunei, Vietnam, dan beberapa negara ASEAN lainnya,' ucap Didi Sumedi.
-
Kenapa Jokowi prihatin dengan dominasi impor teknologi? Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya transformasi Indonesia dari konsumen menjadi produsen dalam industri teknologi global. Jokowi prihatin atas dominasi impor dalam penggunaan perangkat teknologi di Indonesia, dengan nilai impor yang mencapai lebih dari Rp30 triliun.
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
-
Apa penyebab produksi gula Indonesia kalah saing dengan Brazil? 'Brazil dan Indonesia sama-sama terletak di Garis Khatulistiwa. Hal ini perlu menjadi bahan refelksi kita bersama,' kata Arief dalam acara Nasional Sugar Summit (NSS) 2023, Jakarta, Rabu (13/12). Arief menilai pemerintah dan para pemangku kepentingan (stakeholder) perlu merefleksikan diri dan melihat kesuksesan Brazil dalam mengelola tebu. Sehingga menjadi negara dengan pengeskpor terbesar di dunia.
-
Bagaimana IKN mendorong pertumbuhan ekonomi? UU Nomor 21 Tahun 2023 mengamanatkan pertumbuhan ekonomi inklusif dan merata, mencapai pertumbuhan ekonomi Indonesia-sentris dan pembangunan IKN melalui penguatan peran Otorita IKN, didukung lintas sektor.
Lemahnya daya saing disebabkan beberapa hambatan antara lain pertama, belum kuat dan terstrukturnya industri nasional. Kedua, belum optimalnya alokasi sumber daya energi dan bahan baku serta pembiayaan industri.
Ketiga, masih banyaknya ekspor komoditi primer seperti gas, batu bara, mineral logam, minyak sawit, kakao, karet, dan kulit. Keempat, belum memadainya dukungan sarana prasarana industri seperti kawasan industri, jaringan energi dan telekomunikasi, transportasi dan distribusi.
"Mulai tahun 2012 dan 2013 kelompok industri yang impornya meningkat itu seperti industri mesin, logam, otomotif, elektronika, kimia dasar dan pupuk, makanan dan minuman, tekstil, barang kimia dan pulp dan kertas," jelas dia.
Sektor industri sendiri tahun ini memiliki beberapa sasaran utama yakni pertumbuhan industri pengolahan non-migas sebesar 6,4 persen sampai 6,8 persen. Penyerapan tenaga kerja sektor industri sebanyak 400.000 orang. Meningkatnya ekspor sektor industri sebesar USD 125 miliar.
Serta, investasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar USD 14 miliar dan investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 50 triliun. Meningkatnya kinerja impor tentunya mengancam sasaran sektor industri ini. (mdk/bim)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tren deindustrialisasi ditandai dengan kecenderungan pelaku usaha yang memiliki modal enggan untuk berinvestasi.
Baca SelengkapnyaDengan murahnya barang impor itu, banyak pelanggan beralih. Alhasil, semakin banyak produk impor yang masuk ke Indonesia berdasarkan pada permintaan tadi.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menyebut anjloknya kinerja tekstil domestik dan PHK massal akibat dari serbuan barang impor.
Baca SelengkapnyaPotensi investasi senilai Rp437 triliun di sektor petrokimia juga terancam mandek akibat kekacauan pasar domestik.
Baca SelengkapnyaProduk impor ilegal tersebut diamankan dan akan dimusnahkan karena tidak memiliki Laporan Surveyor (LS) hingga persetujuan impor (PI).
Baca SelengkapnyaZulhas menyebut, bahwa tren kebangkrutan industri tekstil dalam beberapa waktu terakhir tidak berkaitan dengan Permendag 8 2024.
Baca SelengkapnyaIndustri tekstil terus menurun karena produk impor ilegal yang membanjiri pasar dalam negeri.
Baca SelengkapnyaKementerian Perindustrian (Kemenperin) mengingatkan dampak melambungnya impor barang jadi ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaHarga produk impor lebih murah dengan kualitas yang hampir setara, membuat produk lokal kalah saing di pasar dalam negeri.
Baca SelengkapnyaKhusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca SelengkapnyaKonflik bersenjata di beberapa wilayah dunia turut berpengaruh pada naiknya anggaran pertahanan sejumlah negara dari rata-rata 2 persen menjadi 3 persen.
Baca SelengkapnyaSaat ini juga terjadi kendala terkait dengan up to date dari bahan baku.
Baca Selengkapnya