Impor Melejit, Tanda Ekonomi RI Mulai Bangkit
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia pada Agustus 2021 mencapai USD 16,68 miliar. Angka tersebut secara tahunan naik sebesar 55,26 persen.
Kepala BPS, Margo Yuwono menandakan, ekonomi Indonesia mulai bergeliat. Aktivitas industri perlahan bangkit sebab bahan barang impor mulai mengalir.
"Kalau impor naik berarti menunjukkan kebutuhan industri makin bagus," kata Margo dalam konferensi secara online, Jakarta, Rabu (15/9).
-
Apa yang meningkat 1.540% sejak 2022? 'Hasil riset mengungkapkan adanya lonjakan 1.540 persen kasus penipuan menggunakan deepfakce di wilayah APAC sejak 2022 hingga 2023. Risetnya itu berjudul VIDA Where’s The Fraud - Protecting Indonesia Business from AI Generated Fraud.'
-
Kapan ekspor pertanian mencapai Rp. 616,35 Triliun? Begitupun di Tahun 2021 ekspor pertanian tercatat mencapai Rp. 616,35 Triliun meningkat 36,43 % jika dibandingkan tahun sebelumnya.
-
Apa yang BPS infokan tentang Indonesia di bulan September 2024? 'Deflasi yang terjadi di bulan September 2024 ini lebih signifikan dibandingkan dengan bulan Agustus 2024, dan ini merupakan deflasi bulanan kelima yang terjadi sepanjang tahun 2024,' jelas Plt. Kepala BPS, Amalia A. Widyasanti, dalam siaran pers yang dirilis pada Selasa, 1 Oktober 2024.
-
Kapan PMI Manufaktur Indonesia berada di level tertinggi? Data Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global untuk bulan Maret 2024 menunjukkan bahwa PMI Manufaktur Indonesia berada di level 54,2.
-
Kenapa impor tekstil dari China meningkat? Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menyebut perang dagang antara kedua negara itu menyebabkan over kapasitas dan over supply di China, yang justru malah membanjiri Indonesia.
-
Bagaimana nilai pasar timnas meningkat? Total nilai pasar starting XI Skuad Indonesia bisa melampaui Rp350 miliar dengan kehadiran kedua pemain ini.
Terkait dengan pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Margo mengatakan, akan memberikan dorongan terhadap mobilitas. Terutama sektor industri tertentu.
"Kalau dikaitkan mobilitas penduduk makin bertambah, sektor industri bergeliat bisa dikaitkan. Itu menunjukkan geliat ekonomi makin bagus," jelas Margo.
Meski demikian masih perlu dikaji seberapa besar pengaruh pelonggaran PPKM terhadap kenaikan ekspor dan impor. "Ini tidak bisa dilihat langsung bahwa PPKM berpengaruh terhadap impor atau ekspor, jadi perlu dikaji," katanya.
Perekonomian Indonesia di 2022 Diprediksi akan Cemerlang
Ekonom UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja mengaku optimis bahwa perekonomian Indonesia di tahun 2022 akan lebih baik dan diharapkan bisa tumbuh di kisaran 5 persen atau lebih tinggi, sehingga bisa keluar dari keterpurukan di tahun 2020.
"Kami melihat bahwa tahun depan 2022 adalah tahunnya Indonesia, di mana kita diharapkan akan bertumbuh 5 persen atau lebih tinggi keluar dari keterpurukan tahun 2020. Di mana kita mengalami kontraksi dan berangsur-angsur pulih ke angka 3,5 persen di tahun 2021," kata Enrico dalam webinar UOB Economic Outlook 2022, Rabu (15/9).
Optimisme itu muncul, lantaran dia melihat inflasi di Indonesia terjaga di kisaran 2,4 persen pada tahun 2021 dan menuju 2,7 persen di tahun berikutnya. Sehingga ini memungkinkan untuk monetary Policy untuk lebih akomodatif.
Ditambah dengan sinergi kebijakan ekspansif fiskal dan restrukturisasi utang dari OJK memungkinkan pemulihan Ekonomi Indonesia untuk lebih menyeluruh dan berkesinambungan. Selain itu, dia optimis dengan meningkatnya program vaksinasi dan juga menurunnya infeksi covid-19, memungkinkan perekonomian Indonesia dibuka dengan lebih leluasa.
Kendati begitu, dia juga memprediksi dengan adanya normalisasi dari suku bunga The Fed, Bank Indonesia pun kemungkinan besar harus menaikkan suku bunga mereka. Selain itu, mutasi dari dari varian covid-19 yang baru memungkinkan nilai tukar rupiah Indonesia diprediksi ke arah yang lemah.
"Mungkin di paruh kedua tahun depan dan seiring dengan volatilitas yang masih ada ditambah dengan faktor resiko ada mutasi dari varian-varian baru, kemungkinan menyebabkan nilai tukar kita akan terus menuju kearah yang lebih lemah tapi masih terjaga dengan baik karena aliran dana asing pun kami rasa masih akan baik," ungkapnya.
Degan demikian, Enrico memprediksi nilai tukar rupiah berada dikisaran Rp 14.650 sampai Rp 14.850 untuk akhir tahun 2021. Namun, dengan berangsurnya kembali meningkatnya impor Indonesia seiring dengan pemulihan pertumbuhan ekonomi Indonesia dia menyebut gradual depreciation akan mencapai Rp 15.000 di tahun depan.
"Maka sangat mungkin bahwa gradual depreciation ini akan mencapai kisaran Rp 15 ribuan di tahun depan," imbuhnya.
Namun, dengan adanya reformasi yang sudah berlangsung pada saat ini yang seperti contohnya omnibus law dan juga undang undang Cipta kerja beserta dengan adanya Sovereign wealth fund, dia percaya net FDI atau investasi real di Indonesia ini akan masuk untuk menutup adanya current account defisit yang mungkin akan melebar secara perlahan namun pasti kedepannya.
"Konsep yang dinamakan basic balance ini akan semakin bertumbuh menjadi positif ini akan memberikan jangkar yang positif dan baik untuk stabilisasi nilai tukar dan bahkan Rupiah ke depannya pun diharapkan mampu untuk menguat," pungkasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Impor non migas mencapai USD16,10 miliar ini juga mengalami kenaikan sebesar 4,08 persen.
Baca SelengkapnyaImpor nonmigas mencapai USD18,18 miliar. Angka ini naik 19,76 persen dibandingkan Juni 2024.
Baca SelengkapnyaKontribusi China dalam impor non-migas Indonesia sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 35,20 persen menjadi 35,91 persen.
Baca SelengkapnyaImpor migas mencapai USD 2,65 miliar atau turun 25,56 persen secara bulanan,
Baca SelengkapnyaEdy Mahmud mengatakan salah satu komponen pendorongnya yakni konsumsi rumah tangga sebesar 5,23 persen.
Baca SelengkapnyaSejalan dengan proyeksi Bank Dunia yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran 5,0% pada 2024, realisasi investasi menunjukkan tren
Baca SelengkapnyaSemua sektor mengalami peningkatan, terutama didorong oleh kenaikan nilai ekspor industri pengolahan sebesar 4,56 persen.
Baca SelengkapnyaAngka ini mengalami penurunan dari Maret 2024 atau bulan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaAngka ekspor Indonesia periode Agustus 2024, naik 5,97 persen.
Baca SelengkapnyaImpor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.
Baca SelengkapnyaPeningkatan nilai ekspor Mei secara bulanan tetutama didorong oleh peningkatan ekspor non migas
Baca SelengkapnyaSecara tahunan, nilai impor Juli 2024 mengalami peningkatan 11,07 persen.
Baca Selengkapnya