Impor pangan bukti pemerintah tak pro petani
Merdeka.com - Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) menuding pemerintahan saat ini menyalahi amanat undang-undang dan cita-cita bangsa. Hal ini dilihat dari penyelesaian masalah pangan di dalam negeri. Pemerintah lebih memilih pendekatan impor daripada menggenjot produksi dalam negeri dan menghargai kerja keras petani.
Ekonom Hendri Saparini menjelaskan bukti pemerintah tidak berpihak pada kemampuan dalam negeri adalah terus berkurangnya subsidi pangan. Pemerintah lebih memikirkan membangun infrastruktur untuk kelancaran distribusi pangan dan mengesampingkan asal bahan pangan yang didistribusikan ke masyarakat.
"Pemerintah lebih memilih memperbaiki jalan tol, bangun pelabuhan. Pemerintah fokusnya konsumen bisa membeli harga murah tidak peduli dari Bangladesh, Thailand maupun China. Seolah-olah benar tapi kalau berpikir secara nasional petani nasional bagaimana. Harus mengembalikan peran pemerintah menyelesaikan masalah fundamental indonesia mulai dari kelompok bawah," jelas Hendri dalam diskusi media di Jakarta, Rabu (3/4).
-
Apa yang Kemendag lepas ekspornya? Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi melepas ekspor kosmetik dari Sidoarjo ke Malaysia senilai 7 juta Ringgit Malaysia (RM) atau lebih dari Rp20 miliar, pada Senin.
-
Siapa aja yang pernah Kemendag selidiki terkait impor? Sementara negara yang pernah indonesia selidiki dan kenakan BMAD maupun BMP antara lain India, Republik Korea, China, Jepang, Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia, Kazhakstan, Australia, Malaysia, Vietnam, Thailand, Hongkong, Turki, Pakistan, Persatuan Emirat Arab, Singapura, Taiwan, Bangladesh, dan Mesir.
-
Gimana cara Mentan mengurangi impor? 'Apresiasi juga kepada Pak Amran yang dengan semangat untuk mengurangi impor hasil-hasil pertanian seperti beras, gula, jagung, dan seterusnya. Saya percaya kalau seluruh potensi bangsa ini didorong untuk memenuhi kebutuhan itu, pasti impor kita dapat dikurangi dan kita kembali bergantung pada hasil dalam negeri,' katanya.
-
Mengapa Kementan menjaga ketahanan pangan? Kita harus menjaga ketahanan pangan karena bila terjadi krisis pangan akan melompat menjadi krisis politik,' ungkap Amran.
-
Kenapa Kementan mendorong pangan mandiri? “Oleh karena itu, idealisme dengan rakitan Hari Proklamasi harus terimplementasi dengan langkah-langkah yang pasti bagi Kementerian Pertanian terhadap kesediaan pangan, khususnya pangan lokal kita harus dibangkitkan, pengganti pangan impor,“ kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) usai membuka acara Lomba Cipta Menu Berbahan Dasar Tepung Non Gandum yang diselenggarakan di halaman Kantor Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Jakarta, Senin (14/8).
-
Apa yang dilakukan Kementan untuk swasembada pangan? Kapolri mengaku optimis langkah tersebut dapat terealisasi mengingat Amran merupakan pakar yang mengerti dan tahu cara mewujudkannya.
Ekonom UGM Revrisond Baswir juga mengatakan hal yang hampir sama. Bukti pemerintah tidak memikirkan masalah pangan Indonesia bisa dilihat dari penerapan lisensi importasi pangan. Pemerintah dipandang menjadikan rakyat sebagai sapi perah karena untuk memenuhi kebutuhannya melalui distributor berlisensi yang notabene mencari untung sebanyak-banyaknya.
"Lisensi impor sekarang tidak hanya di mobil, komoditas pemenuhan hajat hidup orang banyak dijadikan ajang pengumpulan lisensi dan fee. Dan ini bertolak belakang dengan kata kata negara melindungi hajat hidup rakyat banyak, ternyata dijadikan sapi perah oleh orang yang berkuasa," katanya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal itu disampaikan Megawati ketika pidato dalam penutupan Rakernas V PDIP, di Ancol, Jakarta Utara
Baca SelengkapnyaHenry menilai, prosedur impor beras saat ini masih memerlukan rantai administrasi yang panjang.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Kementan tengah fokus pada pemenuhan pangan dalam negeri untuk menekan kebijakan impor. Dua di antara komoditas jagung dan padi.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi IV DPR dari Fraksi PKS, Slamet, mengungkapkan kekhawatirannya terkait impor beras besar-besaran lima tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaSelain itu, pemerintah juga melakukan impor beras senilai USD 196,7 juta di Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaYLKI pernah menemukan banyak produk impor yang tidak memenuhi standar masuk ke Indonesia pada ritel besar.
Baca SelengkapnyaTren deindustrialisasi ditandai dengan kecenderungan pelaku usaha yang memiliki modal enggan untuk berinvestasi.
Baca SelengkapnyaDaniel juga menyoroti sikap pemerintah yang belakangan semakin suka impor.
Baca SelengkapnyaFood estate diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 24 Tahun 2020 tentang Penyediaan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Food Estate.
Baca SelengkapnyaPresiden Prabowo Subianto secara konsisten menyuarakan agar Indonesia bisa swasembada pangan, meski dalam realisasinya hal itu sulit.
Baca SelengkapnyaZulhas menyebut, bahwa tren kebangkrutan industri tekstil dalam beberapa waktu terakhir tidak berkaitan dengan Permendag 8 2024.
Baca SelengkapnyaMegawati ingin para petani menikmati hasil kerjanya, sehingga pemerintah tidak perlu melakukan impor beras
Baca Selengkapnya