Indef: BI bisa dikriminalkan karena salah kelola rupiah
Merdeka.com - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai Bank Indonesia salah dalam mengelola rupiah. Hal itu yang menjadi penyebab rupiah masih tertekan dolar Amerika Serikat.
Ekonom INDEF Iman Sugema mengatakan saat neraca pembayaran positif, BI malah menarik dolar lebih banyak untuk cadangan devisa. Ini menyebabkan pasokan dolar AS langka di pasar dan menekan rupiah.
"Ini bisa dikriminalkan karena menghalang-halangi penguatan rupiah."
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah diusulkan? Redenominasi bertujuan untuk menyederhanakan jumlah digit pada pecahan rupiah tanpa mengurangi daya beli, harga atau nilai rupiah terhadap harga barang dan/atau jasa.
-
Bagaimana mekanisme redenominasi Rupiah? Bank Indonesia sebenarnya sudah pernah memaparkan hal ini kepada DPR beberapa tahun lalu melalui Rancangan Undang-Undang Redenominasi.
-
Bagaimana pengaruh politik uang? Politik uang memengaruhi hasil pemilu dengan beberapa cara, antara lain: Merusak integritas demokrasi: Politik uang merusak integritas pemilihan umum dan mencederai prinsip demokrasi yang adil dan transparan. Kandidat atau partai politik yang menggunakan politik uang untuk memenangkan pemilihan dapat memperoleh keuntungan tidak adil dan mengorbankan kepentingan rakyat.
-
Siapa yang mengelola Redenominasi Rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
Menurut Iman, kesalahan bank sentral dalam kelola rupiah lebih jahat ketimbang korupsi. Sebagai ilustrasi, saat ini rupiah berada di level Rp 14.000 per USD lebih tinggi Rp 6.500 dibanding empat tahun lalu sebesar Rp 8.500 per USD.
"Kami rata-ratakan, dibulatkan saja 75 persen dibagi 4 atau 5 tahun jadi 15 persen per tahun," kata dia.
"Nilai konsumsi berapa setahun? GDP Indonesia itu Rp 10.000 triliun, 60 persennya adalah konsumsi, jadi Rp 6.000 triliun dikali 15 persennya hasilnya Rp 900 triliun. Adakah nilai korupsi yang nilainya Rp 900 triliun? tidak ada di Indonesia, orang APBN-nya saja cuma Rp 2.000 triliun kurang, masa setengahnya dikorupsi?"
Dengan kata lain, kebijakan untuk menjaga nilai tukar rupiah lebih penting ketimbang memberantas korupsi. Lantaran, nilai kerugiannya jauh lebih besar.
"Sebanyak Rp 900 triliun setahun duit masyarakat hilang karena kegagalan BI," tegas Iman.
Menurut dia, pelemahan rupiah saat ini bisa diatasi. Asal, BI tak salah strategi dalam kelola rupiah.
"Kalau kesalahannya itu bisa dieliminir dengan cara meminta pertanggungjawaban Gubernur Bi, fluktuasi rupiah bisa lebih dijaga. Dan ini tugas DPR, kan BI itu tidak bertanggung jawab ke presiden tapi ke DPR jadi DPR yang harus ngoceh, marahin BI," tutur Iman. (mdk/bim)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
DPR mencermati dinamika dan dampak dari konflik geopolitik
Baca SelengkapnyaGubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pun yakin nilai tukar Rupiah akan terus menguat, ditopang kepercayaan investor dan pasar yang juga semakin besar.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan menjadi 6 persen.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25 persen demi menjaga stabilitas Rupiah.
Baca SelengkapnyaErwin menyatakan, penahanan BI 7 Days Reverse Reporter Rate (BI7DRR) ini juga bermaksud untuk menjaga nilai tukar Rupiah yang tengah dalam tekanan hebat.
Baca SelengkapnyaBentuk korupsi dari kegiatan ekonomi biasanya sifatnya lebih masif.
Baca SelengkapnyaTransaksi berjalan Indonesia telah mengalami defisit secara terus-menerus dalam dua kuartal terakhir.
Baca SelengkapnyaMengutip data Bloomberg, nilai tukar Rupiah diperdagangkan di level Rp16.255 per USD pada Senin (29/4).
Baca SelengkapnyaKetidakpastian ekonomi global membuat masyarakat melakukan langkah masif yang makin memperburuk keadaan.
Baca SelengkapnyaPerry menjelaskan keputusan ini diambil agar tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability.
Baca SelengkapnyaKondisi ini diperparah dengan langkah Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed yang diperkirakan akan kembali menahan suku bunga untuk memperkuat ekonomi AS.
Baca SelengkapnyaJika dibandingkan dengan demo besar-besaran zaman dulu, rupiah saat ini tidak seanjlok dulu.
Baca Selengkapnya