INDEF: Harga pangan Lebaran turun bukan berarti mafia tidak ada
Merdeka.com - Kebijakan Kementerian Perdagangan mengendalikan pasokan komoditas pokok saat Ramadan dinilai menyempitkan ruang bagi spekulan. Sejumlah harga komoditas pokok yang biasanya menjulang akibat kenaikan permintaan menjelang Lebaran, pada tahun ini dapat dijaga relatif stabil.
Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Imaduddin Abdullah, mengatakan biasanya menjelang puasa dan Lebaran permintaan pasti naik. Tiga faktor penyebab ialah aksi borong konsumen dan ada penimbunan.
"Selain itu, masalah rantai distribusi yang panjang juga mempengaruhi suplai sehingga akan mempengaruhi harga juga," ujar Imaduddin di Jakarta, Kamis (15/6).
-
Bagaimana Kemendag mengontrol harga barang kebutuhan pokok? Kementerian Perdagangan turut andil dalam penurunan laju inflasi di tahun 2023, yakni pihaknya rutin melakukan kunjungan ke pasar-pasar di tanah air untuk memantau stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan pokok.
-
Apa yang dilakukan Kemendag untuk menurunkan inflasi? 'Apa yang kemendag lakukan? kita kata kuncinya adalah turun langsung ke pasar, kita memantau secara intensif melalui SP2KP di 671 pasar di 503 kab/kota. Kalau ada pasokan terlambat kita koordinasi,' ujarnya.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Bagaimana cara pemerintah menekan inflasi? Lantaran yang paling penting adalah pertumbuhan inflasi intinya.Menurutnya, jika inflasi meningkat maka langkah yang dilakukan pemerintah adalah menekan inflasi dengan mengendalikan harga pangan (volatile food). Sebab, harga pangan menyumbang cukup besar terhadap inflasi.
-
Apa dampak dari kebijakan Kemendag di Pasar Tanah Abang? Kebijakan Kementerian Perdagangan memberi dampak signifikan bagi para pedagang fisik seperti di Tanah Abang ini. 'Selain laris, yang berbelanja sudah mulai ramai. Pembeli memang belum pulih seperti dulu, tetapi wajah penjual sudah mulai tersenyum. Kalau ditanya apakah sudah ada yang belanja, sebagian besar bilang sudah,'
Penyelesaian permasalahan spekulan atau yang biasa disebut mafia pangan ini seolah menjadi agenda hisap jempol pemerintah semata. Harga daging sapi misalnya, pada tahun lalu pemerintah dikritik lantaran rakyat baru bisa menikmati daging dengan menukar uang kisaran Rp 130.000–Rp 150.000 untuk satu kilonya.
"Tentu, fenomena anomali, dengan harga yang cenderung turun Lebaran tahun ini bukan berarti mafia pangan atau para spekulan sudah tidak ada lagi. Pasti ada saja yang ingin meraup untung sebesar-besarnya dengan segala cara," kata Imanuddin.
Namun, menurut Imaduddin, pemerintah rupanya berhasil mengelabui mafia pangan dengan menjaga suplai pasukan bahan pokok, melakukan pengawasan, dan menegakan hukum dengan baik. Ketika suplai terus ditingkatkan, penimbun ini tidak punya senjata lagi.
Sisi lain yang memperkuat pengawalan harga bahan pokok tahun ini adalah kerja sama pemerintah pusat dan daerah yang baik. Kebijakan kerja sama pemerintah pusat khususnya Kemendag dengan pemerintah daerah dalam hal menjaga stabilitas harga pangan dinilai baik.
Bahkan, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengaku stres karena harga daging ayam dan telur cepat turun. Permintaan yang tinggi ternyata diikuti pula dengan jumlah pasokan yang meningkat.
Ayam yang belum afkir sudah terlanjur dipotong, sementara ayam petelur terus bertelur. Alhasil kelebihan pasokan mengakibatkan harga turun.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harga tinggi telur dan daging itu ditemukan Satgas Pangan Polri mengecek ketersediaan stok pangan di sejumlah pasar tradisional.
Baca SelengkapnyaSepanjang melakukan rangkaian peninjauan harga di sejumlah pasar berada di kondisi stabil.
Baca SelengkapnyaKarena dua faktor ini harga bawang merah bertahan mahal.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga membeberkan penyebab harga bahan pangan, khususnya beras yang melambung dalam beberapa bulan terakhir.
Baca SelengkapnyaBapanas mencatat harga pangan nasional mulai stabil pada September.
Baca SelengkapnyaAdapun lima langkah strategis untuk memperkuat pengendalian inflasi saat Idul Adha.
Baca SelengkapnyaMenteri Perdagangan Zulkifli Hasan bersyukur karena harga Bapok, khususnya di Jawa Tengah terpantau stabil cenderung turun.
Baca SelengkapnyaPolisi mendatangi sejumlah pedagang di pasar tersebut.
Baca SelengkapnyaIni dilakukan karena Pemerintah tidak ingin harga pangan membebani masyarakat saat bulan puasa.
Baca SelengkapnyaSejak 10 Maret 2024, Pemerintah menaikkan harga eceran tertinggi (HET) beras premium sebesar Rp1.000 per kilogram (kg).
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menjelaskan, inflasi yang rendah sangat penting untuk mendukung daya beli masyarakat, terutama di kalangan kelompok menengah bawah.
Baca SelengkapnyaSatuan Tugas (Satgas) Pangan Polri memastikan, bahan pokok penting tersedia selama bulan suci Ramadan. Harganya juga dipastikan akan stabil.
Baca Selengkapnya